Hari yang ditunggu pun telah tiba, kenzo bercermin di depan kaca, melihat dirinya sendiri yang berdandan rapih, menggunakan pakaian terbaik nya untuk hari ini.
Ia menghembuskan nafasnya panjang, perasaannya begitu menggebu gebu tak sabar ingin segera mengikuti persidangan yang akan membersihkan nama hideki serta menghukum seorang iblis bernama homuro.
Persidangan akan dimulai pukul 10.00, namun, ia telah bersiap-siap dari mulai pukul 4 pagi karena tak bisa tidur semalam memikirkan sidang hari ini.
Jarum jam terasa berpindah begitu lama, kini jam dinding pada rumahnya baru menunjukkan pukul 06.00 pagi. Masih ada 4 jam sampai dimulainya sidang, kenzo memutuskan untuk menjemput rekan kerjanya terlebih dahulu.
Disisi lain kei terlihat baru terbangun dari tidurnya,dan masih berusaha menahan kantuknya. Ia meregangkan kedua tangan dan kakinya diatas kasur empuk miliknya.
HOAAMM.
Mulutnya begitu lebar saat menguap, tak ingin sesuatu masuk kedalam goa mulutnya, ia segera menutupinya dengan salah satu telapak tangannya.
Dengan rasa kantuk yang masih membebani nya, ia mengumpulkan semua niat yang ia miliki, dan akhirnya berjalan mendatangi kamar mandi, kemudian mandi untuk bersiap mengikuti sidang yang telah ditunggu-tunggu.
Setelah kurang lebih sekitar 15 menit, kei telah selesai mandi, namun ia merasa kebingungan harus memakai pakaian apa, karena sebelumnya ia tak pernah mengikuti sidang perkara seperti ini.
Ia menjatuhkan pilihan pada satu setel kemeja berwarna putih, jas berwarna hitam, serta celananya yang senada dengan warna jas yang akan ia pakai. Selain karena ia tidak begitu mengerti fashion, pakaian ini adalah pakaian yang atasannya belikan, lalu pakaian ini juga nyaman dan terkesan formal.
Setelah memakai pakaiannya rapih, ia menggunakan make up tipis, hanya bedak tabur serta lipstik berwarna orange peach yang ia kenakan.
Tak lama setelah mengenakan lipstik pada bibirnya yang tipis, bell pada pintu apartemennya berbunyi. Ia segera mengecek siapa yang datang dan seperti yang diharapkan, kerjanya datang untuk menjemput.
Sepasang partner itu segera pergi dari apartemen dan mencari tempat makan untuk sarapan, setelah mengisi perut serta berbincang sebentar, waktu telah menunjukan pukul 08.30.
Masih ada satu setengah jam lagi, namun, kenzo memilih untuk langsung ketempat persidangan, walau mereka hanya menjadi pengunjung sidang, sedangkan Ibu panti akan menjadi perwakilan keluarga dari korban.
Saksi yang mereka bawa akan datang dengan para pelayan ryota.
Para reporter telah berkumpul untuk meliput berita paling hangat yang dibicarakan akhir-akhir ini. Kenzo tak menyangka bahwa sidang akan dilakukan dengan live di berbagai stasiun televisi.
Tinggal 15 menit lagi menuju dimulainya sidang.
panitera, Petugas keamanan, jaksa penuntut umum, penasehat hukum, pengunjung sidang, serta reporter mulai masuk ke dalam ruang sidang dan mulai menempatkan diri pada posisi masing-masing.
Suasana dalam ruangan cukup ramai hingga waktu telah menunjukkan pukul 09.55. Semua orang menghentikan obrolan mereka saat diberitahu bahwa kamera akan on.
Tersisa 5 menit lagi dan kenzo benar-benar merasa sangat gugup, jari-jari tangannya tak bisa berhenti ia hentakan diatas pangkuannya . Kei yang mengamati gerak gerik rekannya cukup lama, memutuskan untuk menggenggam tangan kenzo lalu berusaha menenangkan nya.
Akhirnya saat yang ditunggu tiba, kini waktu telah menunjukkan pukul 10.00 yang berarti sidang sudah dimulai, dan kamera dari berbagai stasiun televisi telah menyala, menampilkan Sidang secara live.
Petugas protokol mengumumkan bahwa hakim akan segera memasuki ruang sidang.
" Hakim memasuki ruang sidang , hadirin dimohon untuk berdiri. "
Seluruh hadirin dalam ruangan, termasuk jaksa penuntut dan penasehat hukum pun berdiri bersiap memberi hormat pada hakim yang akan memimpin jalannya persidangan.
Hakim masuk ke ruangan sidang dengan pintu khusus, terlihat sosok pria tinggi dan gagah yang memakai toga hakim berwarna hitam berlengan panjang, dengan simare berwarna merah serta bef berwarna putih mempimpin di depan 2 hakim yang akan mendampinginya saat sidang berlangsung.
Sosok tinggi dan gagah tersebut adalah ryota, pesonanya bahkan mampu menyihir semua pengunjung sidang di dalam ruangan, bahkan, menurut pandangan kei, ryota jauh berkali-kali lipat lebih tampan dari kenzo.
Ryota serta 2 hakim anggota duduk pada kursinya masing-masing, kemudian disusul dengan panitera yang mempersilakan hadirin untuk duduk kembali.
Ryota yang berperan sebagai hakim ketua, membuka sidang dengan suara lantang.
" SIDANG PENGADILAN NEGRI KOTA IKUTA, YANG MEMERIKSA PERKARA PIDANA NOMOR 5503, ATAS NAMA KOBAYASHI HOMURO.
PADA HARI KAMIS, TANGGAL 25-MEI DINYATAKAN DIBUKA DAN TERBUKA UNTUK UMUM. "
TAK... TAK... TAK.
( Setelah hakim ketua melakukan pembukaan sidang, akan diikuti dengan suara ketukan palu sebanyak 3 kali. )
Palu telah diketuk sebanyak 3 kali tanda dimulainya sidang.
Ryota menanyakan kepada jaksa penuntut umum,
apakah terdakwa sudah siap dihadirkan pada sidang hari ini?.
Jaksa penuntut umum menjawab bahwa, terdakwa sudah siap untuk sidang hari ini, kemudian hakim ketua memerintah agar terdakwa di panggil masuk.
Setelah itu petugas membawa terdakwa keruang sidang, dan mempersilahkan yerdakwa duduk di kursi pemeriksaan.
Terdakwa memasuki ruangan dengan baju tahanan serta borgol yang melingkar pada kedua tangannya. Namun, ada hal yang membuat kenzo kesal mungkin bukan hanya kenzo, tapi semua orang yang menonton sidang tersebut juga merasakan hal yang sama.
Homuro memasuki ruangan dengan angkuhnya, alih-alih menundukan kepalanya, ia justru mendongak dan memasang tampang sombong yang seolah-olah berkata bahwa ia akan lolos dari masalah kali ini.
Sesaat sebelum duduk homuro melirik kearah kenzo, dan kenzo pun membalas nya dengan tatapan yang menunjukkan tak ada rasa ketakutan akan intimidasi dari atasannya tersebut.
Setelah cukup puas, homuro melirik kearah ryota, dan reaksi yang ryota keluarkan sama seperti kenzo, tak ada rasa takut akan intimidasi homuro.
Dirasa tak berhasil menakuti keduanya, kini homuro duduk di kursi pemeriksaan.
Hakim ketua mengajukan pertanyaan,
" Apakah terdakwa sehat dan bisa mengikuti sidang hari ini?. "
Setelah terdakwa mengiyakan pertanyaan dari ryota, ia pun kembali bertanya tentang nama, umur, alamat, pekerjaan dll.
Nama, kobayashi homuro, umur, 39 tahun.
Alamat, ( tidak ingin memberi tahu. )
Pekerjaan, Inspektur kepolisian.
Setelah terdakwa menjawab semua pertanyaan dari ryota, ia pun kembali berbicara pada homuro.
" Kepada terdakwa, tolong agar memperhatikan segala sesuatu yang di dengar dan dilihat dalam sidang ini. "
Hakim ketua melanjutkan tugasnya dan kini bertanya pada penasehat hukum terdakwa.
" Apakah penasehat hukum bertindak sebagai penasehat hukum pada sidang kali ini. "
Meminta agar penasehat hukum menyerahkan surat kuasa khusus dan kartu ijin praktek pengacara/advokat.
Setelah hakim ketua melihat kedua dokumen tersebut, kini ia menunjukkannya pada hakim anggota dan pada penuntut umum.
Ryota meminta terdakwa agar mendengarkan dengan seksama surat dakwaan dan meminta jaksa penuntut umum untuk membacakan surat dakwaan.
Jaksa penuntut umum berdiri dan membacakan surat dakwaan.
" Kobayashi homuro didakwa telah melakukan pemerk*s*an serta pemb*n*han pada anak berusia 9 tahun bernama nanako, terjadi 5 tahun yang lalu, dan terdakwa juga diduga telah melakukan pemerk*s*an serta pemb*n*han pada anak perempuannya yang bernama kobayashi fuyuko, yang terjadi 7 tahun lalu. "
Selanjutnya ryota sebagai seorang hakim ketua, menanyakan pada terdakwa,
apakah terdakwa sudah paham atas dakwaan yang dibacakan oleh jaksa penuntut umum.
Homuro mengiyakan pertanyaan ryota dengan wajah yang menunjukkan betapa ia tak merasa bersalah atas semua kelakuan yang telah ia lakukan.
Hakim ketua kembali bertanya pada penasehat hukum, apakah mengajukan eksepsi(keberatan), atas dakwaan yang telah dibacakan oleh jaksa penuntut umum.
Setelah ryota menanyakan tersebut, muncul seringai pada wajah terdakwa, kemudian penasehat hukum menjawab pertanyaan hakim ketua.
" Tidak... yang mulia. "
Senyum homuro seketika hilang, kini ia langsung beranjak dari kursinya lalu mencengkram kerah milik pengacaranya tersebut. Para reporter yang melihatpun segera mengarahkan sepenuhnya sorot kamera pada homuro.
" B*J*NG*N... APA YANG KAU LAKUKAN!!. KAU!!, SIAPA KAU SEBENARNYA?!!. "
Homuro terus mencengkram erat kerah milik penasehat hukumnya sembari melotot hingga kedua bola matanya hampir keluar dari tempatnya.
" TOLONG TENANG!!. "
TAK... TAK... TAK, ( suara palu yang diketuk. )
Ryota menaikan nada bicaranya untuk menenangkan suasana yang mulai tidak kondusif kemudian mengetuk palunya agar homuro menghentikan aksinya.
Namun, hal itu tak serta merta membuat terdakwa menjadi lebih tenang, ia masih terus mencengkram kerah penasehat hukumnya sembari memandang tajam pada ryota.
Ryota tak sedikit pun merasa ketakutan, dan kini ia menyuruh homuro untuk duduk. Sosok itu tak mau diperintah hingga petugas keamanan harus memaksanya untuk kembali duduk.
Ryota melanjutkan pekerjaannya dan kini memutuskan untuk beralih pada sesi pembuktian.
" Baiklah, karena tidak ada eksepsi, maka akan dilanjutkanpada sesi pembuktian. "
Hakim ketua kemudian mempersilahkan terdakwa supaya berpindah dari kursi pemeriksaan ke kursi terdakwa yang terletak disamping kanan penasehat hukum.
Sesi pembuktian akan dilakukan oleh jaksa penuntut umum.
Hakim ketua bertanya pada jaksa penuntut umum apakah saksi sudah siap.
" Apakah sudah siap menghadirkan saksi-saksi hari ini?. "
" Ya, yang mulia. "
Kemudian, penuntut umum segera menyebutkan nama saksi yang akan diperiksa.
" Saudari airi, silahkan masuk. "
Terlihat sosok airi yang kini tengah dibantu oleh petugas, namun, ada yang berbeda dengannya hari ini, yaitu, airi menggunakan penuntut pada matanya.
Seluruh pengunjung sidang pun kembali berbisik karena melihat sosok wanita muda dengan kursi roda dan mata yang tertutup.
Tak seperti yang lain, kenzo dan kei tak terkejut dengan apa yang mereka lihat sekarang, karena memang ide tersebut berasal dari hasil perundingan mereka. Melihat airi yang akan mengamuk jika melihat homuro, maka mereka memutuskan untuk tak membiarkan airi melihat sosok Iblis tersebut.
Ryota kembali mengerjakan tugasnya dan kini ia menanyakan nama, umur dll kepada airi, lalu ia juga menanyakan apa hubungan dengan terdakwa.
" Airi... apa kau mengenal terdakwa?. "
" Tidak, saya hanya melihatnya saat memb*n*h teman saya. "
Melihat sosok saksi yang aneh, membuat homuro kembali membuka mulutnya untuk membuat suasana kembali tak kondusif.
" MELIHAT??, SEKARANG BAHKAN KAU TAK BISA MELIHAT KU, ATAU JANGAN-JANGAN KAU ITU BUTA?.
KAU ITU SAKSI YANG DIBUAT BUAT UNTUK MENJEBAKKU?!!. "
Ryota yang mendengarkan itu langsung mengklarifikasi tindakan airi yang kini menjadi bahan perbincangan seluruh pengunjung persidangan.
" Terdakwa... ini adalah permintaan dari pihak keluarga, karena airi punya trauma hingga membuatnya mengamuk jika, melihat hal-hal yang mengingatkan nya pada kejadian saat, pemb*n*han yang dialami sahabatnya. "
" JADI TOLONG DIAM DAN DENGARKAN SAKSI!. "
Ryota meminta saksi untuk bersumpah, kemudian, memintanya untuk memberi kesaksian atas apa yang telah ia lihat atau ia dengar pada saat kejadian.
Airi menarik nafas kemudian menghembuskan nya perlahan lalu memulai kesaksiannya.
" Saat itu dihari kejadian... setelah pulang sekolah kami pergi ke toko roti favorit kami, tapi toko itu tutup. Jadi kami memutuskan untuk mencari toko roti lain, tapi ditengah perjalan aku mampir ke sebuah toserba untuk menumpang ke toilet. "
" Aku menyuruh nanako untuk tetap menungguku di depan toserba, namun, saat aku keluar dari toserba, nanako sudah tidak ada disana. "
" Aku mencarinya kesana kemari hingga malam.
malam itu sangat gelap karena mendung, tapi aku tak bisa pulang, aku telah berjanji pada diriku sendiri untuk tak pulang sebelum menemukan nanako. "
" Saat aku sampai pada sebuah bangunan kosong, aku mendengar sebuah suara kayu diketukan, lalu aku masuk kedalam bangunan kosong itu, tak kusangka saat aku masuk ke dalam, terlihat nanako sedang di sekap disana. "
" Tangan dan kakinya terikat, mulutnya ditutupi oleh lakban hitam, walau sedang dalam kondisi tak menguntungkan, nanako masih berusaha meminta tolong dengan memungut kayu kecil lalu ia ketukan ke dinding didekatnya, sehingga muncul gema suara yang bisa kudengar dari luar. "
" Aku segera menghampirinya, membuka lakban yang menutupi mulutnya lalu, berusaha melepaskan kencangan tali yang membelenggu sahabatku. "
" Saat aku melepaskan lakban pada mulutnya ia bilang padaku agar meminta bantuan pada orang lain, tak lama terdengar suara langkah kaki yang membuat kami berdua terdiam sejenak. "
" Nanako menyuruh ku untuk segera pergi, aku melihat seluruh tubuh nanako bergetar hebat. Aku tak mau meninggalkan nya tapi dia memaksa aku untuk pergi mencari bantuan. "
"Dengan terpaksa aku pergi meninggalkan nya, aku keluar lewat jendela kemudian segera lari secepat yang kubisa, saat dijalan aku tak sengaja menabrak seseorang dan aku bersyukur karena seseorang itu adalah, orang yang kukenal. "
" Dia adalah pemilik toko roti yang sering kami kunjungi, tuan hideki.
Aku segera menggenggam tangannya dan meminta tolong padanya dengan gemetaran, lalu-, "
Belum selesai airi mengeluarkan kesaksiannya, sebuah keributan muncul di luar ruang sidang.
" MINGGIR!!!, AKU MAU BERTEMU ANAKKU!.
DIA TAK BERSALAH!!!, MINGGIR!!!. "
" Maaf tapi di dalam sedang- "
" AKU TIDAK PEDULI!!!, MANA ANAKKU!!. "
Seluruh orang yang berada di dalam sidang kini saling berbisik membicarakan apa yang sedang terjadi diluar.
Ryota langsung mengambil keputusan untuk membiarkan sosok itu masuk.
Sosok itu langsung berlari kearah terdakwa dan memeluk nya.
" ANAKKU, APA YANG KALIAN LAKUKAN PADA PUTRAKU!!, DIA TIDAK BERSALAH!!, " ucap perempuan tua sembari menunjukan jari telunjuknya ke segala arah, seolah merasa paling tersakiti.
Persidangan semakin memanas karena kini, Ibu iomuro datang menjadi tameng untuk putranya tercinta.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments