" Ibu, aku akan bercerita tentang hal yang terjadi saat malam itu. Aku akan membuat putra kesayangan mu membusuk didalam penjara!!. "
...****************...
Bingung dan merasa aneh, itulah yang dialami oleh pengunjung persidangan hari ini.mDari awal banyak sekali hal-hal mulai dari yang mengejutkan,menyebalkan dan sekarang hal aneh dalam persidangan ini.
Belum cukup dengan tengah sikap menyebalkan ibu terdakwa, kini mereka harus menyaksikan tingkah aneh seorang perempuan penonton persidangan yang mengaku sebagai tersangka yang telah divonis mati.
......................
Mundur beberapa menit lalu, saat fumihiko baru akan memulai kesaksiannya.
Kei dan kenzo sedang fokus mengikuti jalannya persidangan, namun, kei merasakan sesuatu datang dengan hawa dingin kini berada persis di samping dirinya.
Saat berniat mengalihkan pandangannya, untuk mencari sumber tersebut, namun, ia tak perlu bersusah payah melakukan hal tersebut karna sosok itu kini berada tepat di depan matanya. Mulutnya sontak mengeluarkan sebuah suara.
" Hideki. "
Walau lirih, namun, kenzo yang berada di sebelahnya bisa mendengar hal tersebut. Kenzo mengalihkan pandangannya kini pada rekan kerjanya dan tak lama kei kehilangan kesadarannya.
Dengan reflek kenzo menangkap tubuh rekannya yang kini tak sadarkan diri pada dekapannya. Kenzo mengguncangkan pelan tubuh rekannya itu sembari memanggilnya berkali-kali.
Tak lama rekannya terbangun dan langsung berdiri lalu mengucapkan hal tersebut yang membuat fokus semua orang kini berpindah.
" Apa yang kau lakukan kei?, " tanya kenzo sembari menarik lengan baju rekan kerjanya agar kembali duduk.
Alih-alih kembali duduk, kei malah mengacak rambut kenzo dan tersenyum manis kearah laki-laki itu.
Awalnya kenzo ingin marah, namun, setelah melihat sorot mata rekan kerjanya, ia tau itu bukan kei. Perasaan ini, perasaan yang tak asing baginya. Tanpa sadar kenzo mulai memanggil sosok tersebut.
" Aniki. "
Ini memang aneh tapi, nalurinya mengatakan bahwa yang ada di dalam tubuh kei adalah hideki.
Kesimpulan kenzo adalah, kei dirasuki oleh arwah hideki.
......................
Kembali pada apa yang sedang terjadi sekarang.
Setelah kei mengucapkan hal tersebut. Wanita tua itu kini terlihat sangat marah padanya.
" HIDEKI SUDAH MATI 5 TAHUN LALU!!, " ucap wanita tua tersebut dengan lantangnya.
" Ya, ibu benar. Tapi, walau bentuk fisikku tak ada, namun, masih ada arwahku yang akan bersaksi menggunakan tubuh wanita ini. "
" BUKTIKAN JIKA KAU HIDEKI!. "
" Ada hal yang hanya, ayah, aku dan ibu yang tau."
"Saat ibu melahirkan homuro, ibu sebenarnya melahirkan anak kembar kan."
" Namun sayangnya karena mereka terlahir kembar siam, akhirnya mereka dioperasi, tapi hanya ada satu dari mereka yang selamat, dan akhirnya kembaran homuro tak bisa terselamatkan. "
Wajah sang ibu terlihat begitu pucat setelah mendengar ucapan dari perempuan muda yang mengaku sebagai hideki.
Setelah menutup mulut sang ibu hingga tak bisa mengeluarkan sepatah katapun, akhirnya arwah hideki yang ada di tubuh kei meminta kepada hakim untuk bersaksi.
" Yang mulia, ijinkan saya bersaksi dan menceritakan semua kejadian yang terjadi saat itu. "
Semua pasang mata kini menyoroti ryota dan menunggu jawaban darinya.
ryota terdiam sesaat, namun, pada akhirnya ia menyetujuinya.
" Baiklah, silahkan. "
" Terimakasih. Aku akan memulai kesaksian ku."
" Beberapa hari sebelum kejadian, adikku memintaku untuk membawa tas besar miliknya dan meminta untuk disimpan di dalam toko milikku. "
" Kemudian saat hari kejadian, aku tengah berjalan pulang setelah makan bersama dengan temanku. Jalanan terlihat sangat sepi dan aku mulai menengok ke kanan dan kiri untuk melihat keadaan sekitar. "
" Tak kusangka seseorang menabrak ku dan saat kami saling memandang satu sama lain, aku mengenal dia, dia adalah airi. "
" Airi meminta ku untuk menolongnya dan aku mengikuti nya hingga ke sebuah gedung kosong. Setelah aku masuk, aku mendapati nanako sedang dilec*hkan oleh adikku sendiri. "
" Saking tak percayanya aku mematung hingga beberapa saat, disela sela itu aku melihat Nanako mulai tersadar dan membuka matanya, namun, homuro langsung menghantamnya dengan potongan batako beberapa kali hingga, nanako kembali tak sadarkan diri. "
" Melihat itu, tanpa pikir panjang aku memukul adikku, dan kami saling beradu pukulan pada saat itu juga. Aku berhasil memukul nya beberapa kali tepat di wajahnya hingga tulang hidungnya mungkin patah. "
" Saat melihat homuro sudah tak berdaya, aku membopong nanako untuk membawanya ke rumah sakit, homuro kembali bangun dan memukul punggung ku hingga aku dan nanako terjatuh. "
" Dengan sempoyongan aku berusaha memberi pukulan kembali padanya, walau kondisi kami sama sama tak menguntungkan, namun, adikku berhasil menguasai keadaan. Dia memukulku beberapa kali di tangan serta kakiku, menggunakan balok kayu hingga rasanya tangan dan kakiku mati rasa. "
" Homuro berbalik arah mendekati nanako, aku berusaha keras agar kakiku bisa bergerak. Aku menyeret tubuhku dengan kedua tanganku. Aku memegang pergelangan kaki homuro, namun, dia menginjak-injak kepala ku hingga aku melepaskan cengkraman ku. "
" Dengan sekuat tenaga, aku berusaha terbangun untuk mengejar homuro yang kini kembali berjalan mendekati nanako. Namun, balok kayu itu kembali mengenai ku, hingga ponselku terlempar keluar dari saku. "
" Tak disangka ponselku berdering mendapatkan sebuah panggilan telfon, dan panggilan itu dari Ibu, dengan cepat aku mengangkat telfon ibu berharap ibu memberikan bantuan, tapi saat aku meminta bantuan. "
......................
" IBU!!, CEPAT PANGGIL 110, SURUH MEREKA UNTUK DATANG KE-. "
" Kau ini bicara apa hideki?!, cepat cari adikmu!. Sudah larut malam begini, dia belum pulang. Ibu khawatir, cepat cari adikmu yah, yasudah ibu akan matikan teleponnya. "
Tut... tut... tut, ( suara telpon yang terputus. )
......................
" Yah, semuanya terasa percuma, ibu tak pernah mau mendengarkan aku.
Rasa sakit pada tubuhku kini tak terasa lagi, semua terasa hancur bagiku.
Aku menghampiri nanako tanpa memperdulikan homuro lalu dari arah belakang ia memukul kepalaku dan aku tak sadarkan diri. "
" Saat aku terbangun, suara sirine serta sorot lampu polisi langsung menyambut ku, dan dengan mata sayu aku melihat kami telah berada di tempat yang berbeda, kedua tanganku sudah berada pada posisi ter borgol, lalu nanako juga terlihat sudah terbujur kaku di sana. "
" Setelah Itu aku kembali pingsan dan saat terbangun, aku sudah berada di kantor polisi. "
Setelah kei bersaksi, pandangan semua orang kini terlihat merasa iba padanya.
" Ibu, bisakah kau mendengarkan ku ?, sekali saja. "
Sang ibu masih bergeming tak memberikan respon apapun.
" Apa kau masih akan terus menyangkalnya bu?. Homuro harus bertanggungjawab atas semua yang telah dia lakukan bu. "
" Dan fumihiko adalah menantu yang baik, tapi kau selalu menutup mata padanya, jadi, berhentilah menyalahkan nya atas apapun!!. "
" Yang memb*n*h cucumu adalah putramu sendiri bu!, seberapa keras kau mengelaknya, memang seperti itu faktanya. "
" Jangan sampai kasih sayangmu menyakiti orang lain bu. Kau juga seorang orang tua bukan?, seharusnya kau tau perasaan orang tua lain yang menjadi korban homuro. "
" Dan untukmu homuro, aku tak tau setan apa yang merasuki tubuhmu, hingga kau tega memperk*s* anakmu sendiri, kau juga tega melakukannya pada seorang gadis tuna wicara seperti nanako. "
Semua pengunjung dalam ruang sidang serentak menutup mulut mereka karena kembali terkejut dengan adanya fakta baru bahwa, nanako adalah seorang tuna wicara.
" Yang mulia, tolong hukum adikku dengan hukuman yang pantas dia terima!.
Walau mungkin tak ada hukuman yang sebanding dengan perbuatan orang bejat seperti dia. "
" SEMUANYA, AKU SEBAGAI KAKAK DARI TERDAKWA MEMINTA MAAF UNTUK SEMUA YANG TELAH ADIKKU LAKUKAN. "
Kei dengan lantang meminta maaf kepada semua orang yang tengah menonton sidang kali ini sembari membungkukkan badannya 90°.
Tak lama kei kembali kehilangan kesadarannya, untung saja kenzo sebagai partner kerja langsung sigap menadahi tubuh wanita cantik itu.
Jujur ini pertama kalinya bagi ryota, menjalani sidang seaneh ini dan ada banyak sekali kejutan di dalam sidangnya.
Otaknya serasa berhenti bekerja. Apa yang harus dia lakukan sekarang?, hanya itu yang ada di kepala ryota sekarang.
Setelah cukup lama otaknya berhenti bekerja kini ryota memutuskan untuk kembali melanjutkan sidang dan meminta fumihiko untuk kembali pada kursinya.
Kemudian ia meminta jaksa penuntut umum untuk membaca tuntutan yang jaksa penuntut umum berikan untuk terdakwa.
" Yang mulia, saya akan membacakan tuntutan untuk terdakwa homuro.
Atas kejahatan Pemerk*s*an seta pemb*n*han berencana yang telah terdakwa lakukan.
Terdakwa dijerat pasal 285 dan pasal 340 dengan pidana penjara serta ancaman pidana maksimal, hukuman mati. "
Persidangan semakin menegangkan karena kini hanya tinggal menunggu keputusan hakim ketua yang akan menentukan hukuman apa yang harus terdakwa terima.
Hakim ketua meminta waktu untuk berunding dengan hakim anggota untuk memutuskan hukuman apa yang tepat bagi terdakwa.
Setelah sekitar 15 menit akhirnya hakim ketua beserta hakim anggota kembali pada tempat duduknya masing-masing.
Ryota menghembuskan nafasnya panjang, bersiap untuk memberi putusan.
" Baiklah, terdakwa kobayashi homuro atas kasus pemerk*s*an seta pemb*n*han pada anak bernama nanako dan putrinya sendiri fuyuko.
Putusan yang akan saya berikan adalah.
Hukum keb*ri serta hukuman m*ti untuk terdakwa nomor 5503, dan tersangka sebelumnya. "
" DAISUKE HIDEKI. "
" Diinyatakan "
" TIDAK BERSALAH!. "
TAK... TAK... TAK, ( suara ketukan palu persidangan, tanda telah diputuskan nya hukuman. )
Hakim telah mengetuk palu sebanyak 3 kali yang itu artinya sidang telah berakhir. Semua orang bersorak gembira untuk merayakan berakhirnya sidang ini, bahkan diantaranya ada yang menangis haru karena persidangan ini.
Tak mau kalah dengan yang ada di ruang sidang, para penonton di rumah pun ikut menitikkan air mata mereka karna sidang yang sedang mereka tonton 5 jam nonstop.
Kenzo hanya menutup seluruh wajahnya dengan tangan hingga tak ada satu orang pun yang tau ia tengah menangis bahagia karna akhirnya nama hideki bisa bersih, dan kebenaran akhirnya terungkap.
Wanita dalam dekapannya kini mulai terbangun dan beruntungnya kei bisa langsung mengerti apa yang sedang terjadi, kini ia, memeluk kenzo dan memberikan pundaknya untuk kenzo menyembunyikan tangisnya.
Homuro kini dibawa oleh petugas, keluar dari persidangan dan para hakim juga keluar dari ruang persidangan.
Setelah keluar dari persidangan ryota masih melihat sosok homuro yang masih tak terlalu jauh darinya.
" Hei, tahanan 5503, " panggil ryota yang mampu membuat homuro menghentikan langkahnya dan kini berbalik arah melihat ryota.
Ryota berjalan mendekat sembari melihat sosok tahanan yang kini tengah diborgol dan di kawal oleh 2 orang petugas.
Ryota mendekat dan memegang pundak homuro sembari berbisik.
" Hanya aku yang boleh membuat adikku menangis, silahkan terima ganjaran karna telah membuat adikku menangis. "
" Selamat menikmati neraka. "
Setelah membisikan hal tersebut kini ryota sengaja menabrakkan bahu nya pada bahu milik homuro dan pergi melewatinya.
......................
Kini sidang telah berakhir dan keesokan harinya kenzo dan kei pergi dengan sebuket bunga easter lily. Setelah sekitar 1 jam mereka telah sampai ditujuan dan tujuan mereka adalah makam milik hideki.
Kei meletakan sebuket bunga easter lily diatas makam hideki dan berjongkok mengikuti posisi kenzo sekarang. Kenzo hanya terus menundukkan kepalanya, membuat kei sedikit khawatir.
" Aniki, semua telah berakhir. Aku harap kau bisa ke sana dengan bahagia, " ucap kenzo yang masih terus menundukkan kepalanya.
Tak lama kenzo merasakan rambut pada puncak kepalanya yang kini tengah diacak oleh seseorang.
Saat kenzo mendongak untuk mencari tau, dia melihat sosok hideki yang kini sedang tersenyum dengan lebar hingga seluruh giginya dapat terlihat.
Hideki juga tak datang sendirian, dia datang bersama nanako yang kini sedang ia gandeng. Sudah bisa ditebak ekspresi dari keduanya kini terlihat begitu terkejut, namun, merasa bahagia.
" Adik kecilku, kau begitu hebat. Terimakasih untuk segalanya. "
" Ah namamu kei yah, terimakasih yah telah membantu adik kecilku, sekarang, aku titipkan kenzo padamu, dia hanya terlihat kuat diluar tapi begitu rapuh di dalam. Terimakasih ya kei. "
Setelah arwah hideki mengucapkan hal tersebut kini nanako membungkukkan badannya untuk mengucapkan terimakasih kepada dua sejoli itu.
" Kenzo, aniki pergi dulu ya. Jangan telat makan, jaga kesehatan, lalu tetaplah jadi pribadi yang baik, kau mengerti?. "
Tak terasa kenzo mulai menitikkan air matanya, dan berusaha menyeka kasar dengan lengan baju miliknya.
" Aniki, terimakasih. Semoga kau bahagia di sana dan jangan pernah lupakan aku. Aku berjanji akan jadi orang baik seperti mu. "
Arwah hideki serta nanako mulai pergi ke langit meninggalkan kenzo dan kei yang masih terus memperhatikan mereka.
Kedua sosok itu tak terlihat lagi oleh pandangan kenzo dan kei.
" Selamat tinggal, aniki. "
Dengan ini kasus hideki pun berakhir dan pelaku sebenarnya mendapatkan ganjaran atas apa yang sudah ia lakukan.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments