Hari sudah mulai siang.
Matahari Perlahan bergerak menuju tepat di atas kepalanya.
Setelah berjalan cukup lama kei pun sampai ke tempat kerja keempatnya.
Tempat kerjanya kali ini bukan sebuah resto, melainkan kafe dan ia bekerja sebagai pelayan di sana.
Kei bersiap siap untuk bekerja dengan mengganti pakaiannya dengan baju seragam.
......................
Di waktu yang sama detektif juro dan mamoru baru saja menyelesaikan tugas mereka untuk menyampaikan keterangan pada polisi.
" Aaakkkhhh... benar benar melelahkan, " ucap detektif juro sembari meregangkan kedua tangannya.
" Hei mamoru, mau ke kafe lagi?, ayolah temani aku, aku benar-benar lapar, " tanyanya pada mamoru.
" Baiklah, aku juga sedikit lapar. "
Mereka berdua pun memasuki mobil dan tancap gas untuk menuju kafe yang mereka cari. Di perjalanan mereka bercerita tentang apa yang terjadi tadi.
" Manusia memang ada ada saja, hanya karena ingin bisa hidup dengan selingkuhannya, dia bahkan rela membunuh pacarnya, " celetuk juro membuka percakapan.
" Yah, benar-benar serakah, dia tak ingin memutuskannya hanya karna sebuah uang asuransi, setelah tau bahwa jika pacarnya meninggal uang asuransi akan jatuh padanya, dia merencanakan pembunuhan dengan selingkuhannya yang juga sahabat emi. Uang yang tidak seberapa itu bahkan bisa membunuh orang, aku benar-benar tidak mengerti manusia, " balas mamoru.
Mereka pun kembali mengobrol hingga tak terasa mereka telah sampai pada kafe yang dituju, padahal jaraknya cukup jauh dari kantor.
Kedua orang itupun masuk kedalam kafe dan memilih tempat duduk.
Seorang pelayan datang menghampiri dan bertanya apa yang mereka inginkan.
" Permisi, mau pesan apa?. "
Mamoru dan juro yang mendengar langsung menoleh kan kepala mereka kearah sumber suara. Mamoru tidak menyangka ia bertemu kembali dengan sosok perempuan yang membantunya tadi.
Dua pasang mata itupun kini saling bertatapan satu sama lain. Mereka hanya saling diam memaku hingga membuat juro kebingungan dan akhirnya memecahkan keheningan.
" Ah, gadis cantik yang menolong kami tadi, " celetuk juro yang dibalas senyuman tipis dari kei.
" Ternyata kau bekerja disini, wah sepertinya aku akan sering datang kemari untuk melihat mu, hahahaha, " ucap juro yang berusaha mencairkan suasana.
Kei yang mendengar kembali tersenyum tipis dan kembali menanyakan apa yang akan dua orang itu pesan, setelah mendengar pesanan dari kedua orang itu kei pun, bergegas menyampaikan pesanan pada juru masak.
Terdiam sembari terus mengamati semua yang dilakukan oleh kei, yah itu yang sedang mamoru lakukan sekarang, ia merasa aneh pada wanita itu, seperti ada sesuatu yang janggal, tapi seniornya yang melihat kelakuannya itu memikirkan hal yang berbeda, seniornya pikir ia suka dengan kei.
" Hoho, sepertinya ada yang sedang jatuh cinta, "
celetuk juro meledek mamoru.
" Ini tidak seperti yang kau pikirkan senpai, aku hanya. "
BRRRUUUKKK, ( suara orang terjatuh.)
Belum selesai mamoru menyelesaikan perkataannya sesuatu terjadi di dalam kafe tersebut.
Seorang pria telah terjatuh dari kursinya dan kejang kejang.
Seluruh orang dalam kafe pun berdiri dan memandangi orang tersebut bahkan seorang wanita sampai berteriak melihat kondisi pria tersebut.
Mamoru dan juro langsung menghampiri pria tersebut, tak lama setelah itu sang pria sudah tak bergerak lagi dan setelah juro mengecek denyut nadinya, pria itu sudah tak bernyawa.
Juro pun menyuruh semua orang untuk tetap tenang dan tak ada yang boleh keluar dari kafe, berbeda dengan juro, bukan jasad pria didepannya yang ia perhatikan,melainkan wanita yang tadi menolongnya.
Saat ia memperhatikan kei, wanita itu terlihat terkejut tapi bukan dengan jasad pria ini, wanita itu melihat kearah yang berbeda, seperti sesuatu hal yang hanya bisa ia lihat.
" Mamoru cepat bantu aku sepertinya pria ini diracuni, " perintah juro yang tak digubris oleh mamoru.
" HEY, MAMORU!!, " panggil juro dengan sedikit menaikan suaranya.
Suara detektif juro yang memanggil pun memecah fokus mamoru dan langsung membantu juro.
" Kau menciumnya kan?, " tanya juro.
" Ya, bau almond, "jawab mamoru.
Mereka berdua pun melanjutkan investigasi.
......................
Sudut pandang kini berpindah pada kei yang kembali melihat arwah,
Terlihat sang arwah yang marah pada dirinya sendiri.
" Aaaaaaaa, bodohnya aku, bagaimana bisa terbunuh karna racunku sendiri?, " ucap arwah tersebut sembari mengacak ngacak rambutnya sendiri.
" Aaaaaa, sial*n. "
Saat sedang memaki dirinya sendiri , ia menyadari bahwa ada seseorang yang bisa melihat dirinya. Si arwah pun menghampiri kei dan mengayunkan telapak tangannya di depan mata kei, tapi kei yang melihat langsung mengalihkan pandangannya.
" Hei, kau bisa melihat ku kan?. "
......................
Sudut pandang kembali berpindah pada dua orang detektif yang sedang teliti memeriksa jasad tersebut. Keduanya sepakat bahwa pria itu kemungkinan mati karena racun sianida.
" Ada apa ini?, "
tanya seorang wanita bersuara lembut yang baru saja masuk kedalam kafe.
Tanpa pikir panjang, mamoru pun memberi perintah kepada para pelanggan agar memberi jalan pada wanita tersebut.
Melihat 2 gelas minuman dan sepiring kue kukis yang berada di atas meja, pria itu sepertinya sedang menunggu seseorang, dan setelah melihat foto seorang perempuan di dompet tersebut semakin meyakinkan mamoru, bahwa, wanita itulah yang ditunggu oleh pria tersebut.
Wanita itu segera menghampiri juro dan mamoru, raut wajah wanita itu tiba-tiba berubah saat melihat seseorang tergeletak dengan wajan dan seperempat badannya tertutup oleh jas.
Wanita itupun bertanya pada mamoru dan juro,
" Maaf tapi siapa laki laki ini?, " tanya wanita tersebut.
" Tuan giichi, " jawab juro singkat.
Walau singkat, tapi berhasil membuat wanita itu kehilangan keseimbangan badannya dan terjatuh. Tangannya menutup mulut, dan dari matanya pun mengalirkan air mata.
Disisi lain kei yang masih diganggu oleh hantu tersebut akhirnya menyerah.
Ia bilang pada sang hantu jika benar, ia bisa melihatnya, tetapi dengan wajah yang terus menghadap ke depan agar orang orang disekitarnya tidak curiga.
" Ah jadi benar kau bisa melihatku, wah liat... itu dia istriku. "
" Lihat itu, pintar sekali dia berpura pura bersedih, padahal dalam hatinya pasti bahagia melihatku sekarang!. "
Arwah giichi yang terus bercerita tetapi kei hanya mendengarkannya tanpa memberi respon apapun.
Kembali ke sisi juro dan mamoru.
Wanita yang menangisi jasad tersebut mulai membuka mulutnya,
" Apa yang terjadi pada suamiku?. "
" Sepertinya suamimu berusaha meracuni mu, tapi malah menjadi senjata makan tuan, " jelas mamoru.
" Tapi k-kenapa dia ingin meracuniku?. "
" Karna dia bodoh, " jawab mamoru yang membuat juro sedikit kebingungan.
" Emm, maaf menyela tapi boleh kami tau siapa namamu?, " tanya detektif juro pada istri giichi.
"H-Hibiki, " jawab wanita tersebut.
" Nyonya hibiki kau boleh pulang untuk mengurus pemakamannya, dan untuk jasadnya kami berdua yang akan mengurusnya, " ucap mamoru yang diiyakan oleh juro.
Kembali pada sudut pandang kei.
Sang arwah masih terus berceloteh tentang keburukan istrinya sampai dia sadar bahwa,
"Ah benar juga, kalau dipikir-pikir aku tidak memasukan racun yang berbahaya, aku hanya mencampur obat pencahar dengan kopi yang sudah ku pesan. "
Setelah mendengar ucapan arwah giichi, kepala kei reflek menatap kearah arwah giichi yang berada tepat disebelahnya, matanya terbuka lebar karna ia dengar dengan jelas dua detektif itu bilang, bau almond, jadi itu tidak mungkin hanya sebuah obat pencahar bukan?.
Terdengar suara sirine polisi yang telah berada di depan kafe dan para polisi pun masuk untuk mengevakuasi jasad tuan giichi. Detektif juro ikut dengan para polisi untuk memberi keterangan sedangkan mamoru memilih untuk tidak ikut dengan alasan lelah.
Mamoru pergi keluar dengan pintu belakang.
" TUNGGU!. "
Terdengar suara yang menyuruhnya untuk berhenti. Mamoru menolehkan kepalanya kebelakang mencari sumber suara, dan ternyata suara tersebut berasal dari gadis aneh tadi. Gadis tersebut berlari menghampirinya dan memegang tangannya.
" Aku ikut denganmu!!. "
Kedua pasang mata itu hanya saling memandang dan mematung satu sama lain, hingga akhirnya, mamoru memecahkan keheningan dengan melepaskan tangannya dari genggaman kei.
" Ah maaf, " ucap kei.
" Kenapa kau ingin ikut denganku?, " tanya mamoru.
" Kau tau tuan giichi mati bukan karena terkena racunnya sendiri kan!."
Mamoru yang mendengar tanpa basa basi menarik tangan kei dan membawanya ketempat yang lebih sepi.
Mamoru mengijinkan kei untuk ikut dengannya, kedua orang itu kini pergi ketempat penyewaan mobil.
Setelah menyewa mobil, mamoru membawa kei kesebuah tempat perbaikan handphone. Tak disangka mamoru membawa handphone tuan giichi.
"Tolong perbaiki ini, aku melupakan password handphone ku, " pinta mamoru sembari tersenyum ramah.
Arwah tuan giichi yang melihat itu membuka mulutnya dan berceletuk.
" Password nya 140516."
Kei yang mendengar langsung merebut handphone dari tangan tukang service dan meminta maaf dengan alasan bahwa ia telah mengingat kembali password ponsel tersebut.
Kei bergegas pergi diikuti dengan mamoru yang sedikit kesal, mamoru semakin mempercepat lajunya dan meraih bahu kei lalu menariknya kearah kebelakang dengan kasar.
Kei memperlihatkan layar handphone ke depan mata mamoru.
Mamoru benar benar heran bagaimana bisa gadis itu bisa tau password handphone orang yang tak ia kenal, sekarang mamoru benar-benar berfikir kei gadis aneh.
Mamoru tak berucap satu katapun ia segera merebut ponsel tersebut dari tangan kei dan pergi menuju mobil. Setelah kedua orang tersebut berada dalam mobil, mamoru mulai mengecek isi ponsel tuan giichi mulai dari, alamat dimana dia tinggal,apakah tuan giichi memiliki cctv, sms/pesan singkat terakhir, semua mamoru teliti hingga tak ada satupun yang ia lewatkan.
Sembari mengecek ponsel tuan giichi, mamoru juga memperhatikan ponselnya sendiri, melihat pergi kemana nyonya hibiki.
" Kau memasang alat pelacak padanya?, " tanya kei membuyarkan konsentrasi mamoru.
Mamoru yang mendengar hanya mengangguk dan berusaha kembali berkonsentrasi dengan hal yang dia kerjakan sekarang.
Kei hanya tidak mengerti, kapan orang ini memasangnya?, dan dimana dia memasang alat pelacak nya?.
" Lihat, dia pergi ke percetakan foto lalu pergi ke jasa pemakaman, sepertinya dia benar benar mengurus pemakaman dengan baik meski dia yang membun*h suaminya sendiri, " ucap mamoru sontak membuat kei bertanya pada mamoru.
"Kau sudah tau dia pelakunya kenapa kau membiarkan dia pergi?. "
Mamoru yang mendengar tersenyum tipis dan menjawab pertanyaan kei.
" Apa kau tau, apa yang paling kau butuhkan saat ini?, sebuah bukti.
Jika hanya mengandalkan dugaan tanpa adanya bukti tak akan bisa membuatnya dinyatakan bersalah. Itulah yang kita lakukan sekarang, mencari bukti agar nyonya hibiki mendapat hukuman atas apa yang ia perbuat. "
Suasana kembali hening, mamoru yang telah selesai mengecek ponsel tuan giichi, menyalakan mobilnya dan pergi menuju rumah tuan giichi.
Setelah perjalanan yang memakan waktu kurang lebih 40 menit mereka sampai ke rumah tuan giichi.
Hari semakin sore, mereka masih menunggu nyonya hibiki pulang.
Hingga matahari terbenam dan sekarang jam menunjukan pukul 19.20 terlihat nyonya hibiki yang baru saja pulang, dan memasuki gerbang rumahnya.
Bahkan setelah nyonya hibiki pulang mereka masih harus menunggunya keluar untuk membawa barang bukti, dan benar saja, tersangka keluar dengan membawa kantong keresek berwarna hitam lalu membuangnya ke tempat sampah.
Disaat yang bersamaan sorot lampu mobil menyala terang, menyoroti seluruh tubuh nyonya hibiki.
Tangannya menyilang, berusaha mencegah lampu mobil mengenai wajahnya.
Matanya berkedip beberapa kali karna sorot lampu tersebut, terlihat siluet dua orang berdiri tak jauh dari tempatnya dan terlihat sedang memperhatikannya.
" Hallo nyonya Hibiki, " sapa mamoru sembari mengayunkan tangannya ke kanan dan ke kiri.
" Apa yang kau buang itu?, " tanya mamoru sembari berjalan mendekat kearah nyonya hibiki.
Keduanya kini telah berada dihadapan hibiki, hibiki hanya terdiam membeku sedangkan mamoru mengambil kembali barang yang telah di buang. Mamoru mulai membuka kantong kresek tersebut.
" Sapu tangan, dan plastik kecil berisi sedikit sisa racun yang tak terpakai, mmm, sudah dibuang ya ?, " tanya mamoru.
" Apa yang kau maksud?, " balas hibiki dengan alisnya yang terangkat.
" Alat yang kau gunakan untuk menghabisi tuan giichi, yah, sebenarnya ini juga sudah cukup membuatmu dinyatakan bersalah. "
Mendengar perkataan mamoru malah membuat hibiki terkekeh dan tertawa dengan lantang.
" Apa aku salah jika ,aku membunuhnya terlebih dahulu sebelum dia membunuhku?, " ucap hibiki dengan senyum yang kini menghiasi wajahnya.
" Tuan giichi tidak bermaksud membunuhmu nyonya hibiki, " celetuk kei.
" Apa yang kau tau gadis kecil!, aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri, dia memasukan sesuatu kedalam minumanku kemarin!!. "
" Itu hanya obat pencahar,"
ucap seseorang dari kejauhan dan itu adalah detektif juro.
" Aku sudah membawanya untuk diteliti dan hasil yang keluar, itu hanyalah obat pencahar, " kata detektif juro menerangkan kepada nyonya hibiki.
" I-itu tidak mungkin!, " ucap hibiki tak percaya dengan apa yang dia dengar.
Kei pun membuka mulutnya dan berkata,
" Nyonya hibiki. Tuan giichi tau kau berselingkuh dan membawa seorang laki-laki ke rumah, dan akhir-akhir ini kau bukan sibuk bekerja melainkan berselingkuh. Tuan giichi tau itu semua, karena itulah dia berusaha membuatmu sakit dengan memberimu obat pencahar. "
" Aku tau cara tuan giichi salah, tapi... tapi tuan giichi melakukan itu agar kau bisa tetap di rumah dan merawat mu. "
" Dia hanya ingin kau tau bahwa yang akan menemanimu ketika sakit adalah tuan giichi, dan orang yang akan selalu bersamamu adalah tuan giichi bukan selingkuhanmu!. "
" Dia hanya ingin memberimu pelajaran, pelajaran yang akan membuatmu tau bahwa di dunia ini orang yang paling mencintaimu adalah dia. "
" ITU SEMUA BOHONG!!!!!!, " ucap hibiki yang menolak semua yang dikatakan oleh kei sembari menutup kedua telinga dan menggelengkan kepalanya.
" DIA TIDAK BOHONG!!, " bantah mamoru dengan sedikit kesal.
Mamoru pun memperlihatkan bukti yang berada di ponsel tuan giichi.
" Lihat, ini adalah bukti dia telah mereservasi sebuah meja di restoran mahal untuk minggu depan, dan dia juga telah membeli sebuah cincin berlian untuk kado yang ia siapkan. Minggu depan itu ulang tahunmu bukan, nyonya hibiki.
Pada kalender di ponselnya ia memasang peringatan, ulang tahun istriku tercinta .
" Dia melakukan semua itu dan kau bilang wanita ini berbohong?, dan perlu kau tau satu hal, tuan giichi sangat bekerja keras, itulah kenapa dia hanya memiliki sedikit waktu untuk mu, karena kerja kerasnya itulah dia dapat membelikan mu cincin berlian, dan membawamu makan malam mewah. "
" Kau adalah orang paling beruntung nyonya hibiki, tapi sayang, kau membuang keberuntungan mu itu hanya untuk masuk penjara. "
Hibiki masih terus mematung dan tak percaya dengan apa yang ia dengar sekarang.
" Kotak kecil berwarna coklat di di atas lemari baju, tuan giichi menyimpan cincin nya di dalam kotak tersebut, " ucap kei yang membuat semua orang sedikit terkejut.
Dan tak lama kemudian mereka mengeceknya dan benar saja kotak tersebut berisi sebuah cincin berlian.
Hibiki tak kuasa menahan tangisnya, ia menangis sembari memeluk kotak berisi cincin tersebut dan terdengar suara dari dalam mulut nya yang terus mengucapkan kata maaf, tapi itu sudah tak berguna, nasi sudah menjadi bubur.
" Aku menggunakan parfum dengan ujung roll untuk meracuninya, " ucap hibiki dengan air mata yang masih membasahi wajahnya.
" Jadi kau memakai parfum yang telah dicampur racun itu dengan cara mengoleskannya ke dalam saku celana suamimu dan kau dengan sengaja membiarkan suamimu menunggu, lalu riwayat terakhir telepon suamimu adalah kau, mungkin saat itu kau menyuruhnya untuk memesan camilan selagi menunggumu, dan benar saja dia benar benar melakukan apa yang kau perintahkan, dia memesan sepiring kukis dan memakannya. "
" Sebagai istrinya kau pasti tau kebiasaannya,menjilat remahan makanan yang ada di jarinya, dan alasan kenapa kau hanya meracuni di bagian saku celana, karena kebiasaan para laki-laki adalah dengan berjalan sembari memasukan tangan mereka kedalam saku celananya, apalagi suamimu mengenakan setelan jas. Apa aku benar, nyonya hibiki?. "
Setelah mendengar semua deduksi dari mamoru, nyonya hibiki hanya bisa mengangguk pelan tanpa sepatah kata keluar dari mulutnya.
Detektif juro pun segera memborgol nyonya hibiki, dan membawanya keluar menuju mobil untuk di bawa ke kantor.
Mereka berdua berpisah, kei kembali menghilang dari pantauan mamoru.
mamoru kembali mencari kei, dan kali ini perasaannya mengatakan ia harus menemukan perempuan tersebut.
Beralih pada keadaan kei yang sekarang sedang berada di belakang rumah tuan giichi bersama dengan tuan giichi.
" Tuan giichi kau baik baik saja?, " tanya kei lembut.
" Yah, aku tidak kelihatan baik-baik saja bukan?, " balas tuan giichi.
" Kau melihatnya berselingkuh di dalam rumahmu sendiri dan kau masih mencintai nya, aku benar-benar tidak mengerti dirimu tuan giichi. "
" Yah, seberapa keras pun aku berusaha membencinya, aku takkan bisa.
Harusnya aku bilang saja padanya bahwa aku mencintainya, mungkin tak akan terjadi hal seperti ini. "
" Huufffttt, aku bahkan tak bisa bisa membencinya setelah tau dia membun*hku. Aku benar-benar mencintainya, " ucap tuan giichi dengan senyum tulus yang menghiasi wajahnya.
" Terimakasih kei, berkatmu aku tau, istri ku masih mencintaiku, sekali lagi terimakasih. "
Arwah tuan giichi perlahan mulai naik keatas langit dengan senyum yang masih melekat di wajahnya sampai akhirnya sosok itupun pergi, dan lagi-lagi sebuah kristal berada di dekat kei lalu ia pun memungutnya,
" Sudah kuduga ada yang aneh denganmu. "
Suara yang tak asing tadi mengagetkan kei dan membuatnya segera menyimpan kristal itu. Mamoru berjalan menghampiri kei yang kini telah memutar badannya untuk melihat mamoru. Keduanya kini saling menatap hingga mamoru membuka percakapan,
" Siapa namamu?. "
" Kei. "
" Namaku kenzo mamoru, kau bisa memanggilku kenzo. "
" KEI, JADILAH ASISTEN KU!. "
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Nenieedesu
sudah aq like dan favoritkan kak
2023-06-19
0
Apidut
ya begitulah😂
2023-04-01
0
Little Dream
Dapet lagi kerjaan baru nih wkwk.😅
2023-03-30
1