Sudah 4 tahun lebih kenzo tak pernah bertemu kakak laki-laki. Dulu, ketika kenzo masih bersama ayahnya, setiap minggu kakaknya selalu datang untuk sekedar bertemu sang ayah. Ayahnya terlihat sangat sayang padanya walaupun, kakaknya sering mengacuhkan nya.
Kenzo bisa merasakan rasa sakit hideki yang tak pernah dianggap sebagai seorang anak, karena ia pun mengalami hal yang sama.
Tak pernah sekalipun ayahnya membelai rambutnya, jangankan hal itu,
memanggil nama kenzo pun ia seperti tak sudih.
Setiap hari bertemu, namun seperti orang asing yang saling bertemu dijalan, bahkan saat bertemu orang asing dijalan maka akan saling menyapa satu sama lain bukan?.
Yah, sebenarnya kenzo tak pernah dianggap ada, dia akan dianggap ketika, sang ayah membutuhkan samsak untuk meluapkan emosinya.
Kakaknya yang ia fikir bisa menjadi malaikat penolong ternyata salah besar. Selama itu dia hanya diam membisu dan acuh pada kenzo kecil.
Dulu kenzo berfikir, kenapa ia begitu dibenci?.
Bukan salahnya jika ia terlahir didunia ini!.
Apa karna ia anak dari seorang pel*c*r?.
Kenapa ia dilahirkan jika ia dianggap sebagai aib?.
Mungkin yang memberinya makan, tempat tinggal, serta membesarkan nya adalah ayahnya, tapi yang memberinya kasih sayang hingga bisa tumbuh menjadi seorang manusia adalah hideki.
Bagi kenzo, ayah serta kakaknya adalah hideki. Sosok seorang yang penuh kasih sayang serta pribadi lembut yang hampir setiap hari mengobati luka-luka nya akibat siksaan sang ayah.
" Tuan kenzo, "
Panggil lembut seorang wanita yang kini selalu menemaninya.
Panggilan itu membuatnya tersadar dari lamunannya.
" Aah maaf, " ucapnya pada kei.
" Apa ada sesuatu yang mengganggumu?. Kau punya aku sekarang, jadi berhentilah menanggung beban itu sendiri. "
Kenzo terdiam sejenak, kini keduanya hanya berdiam diri saling berhadapan di depan rumah ryota.
Tak lama kenzo menyandarkan keningnya pada bahu rekan kerjanya.
Kei membalasnya dengan membelai rambut pada bagian belakang kepalanya.
" Kau boleh menangis sampai hatimu tenang, aku akan tetap disini sembari membelai rambut mu. Aku tau kau begitu merindukan hideki.
Jadi, silahkan menangislah. "
Wajahnya kini ia tenggelamkan lebih dalam agar tak seorangpun tau ia tengah menangis, kenzo menangis dengan diam dalam belaian kei.
Setelah sekitar 10 menit, kini kenzo menghentikan tangisnya, meninggalkan jejak pada jas milik rekan kerjanya.
Walau ia terlihat baik-baik saja tapi matanya tak bisa berbohong, karena sekarang matanya terlihat sedikit sembab akibat hal itu.
" Terimakasih, telah menjadi partner terbaik untukku. "
" Terimakasih juga karna telah menjadi boss yang baik, hihihi. "
Keduanya kini saling tertawa satu sama lain karna ucapan yang mereka lontarkan masing-masing. Tak lama keduanya melanjutkan perjalanan mereka dengan menaiki mobil.
Didalam mobil kei berusaha mencari topik pembicaraan agar suasana tak begitu hening.
" Ngomong-ngomong tuan, bagaimana kakakmu bisa begitu kaya?. "
" Dia punya bisnis properti, pekerjaan nya sebagai hakim hanya sampingan saja. "
" S-SAMPINGAN???!!. "
Kei begitu terkejut dengan jawaban yang atasannya berikan, menurut nya itu terdengar tidak masuk akal. Walau terdengar tak masuk akal kini, ia kembali berfikir untuk menjadi istri ryota saja.
Tak lama ia menghembuskan nafasnya seperti orang kecewa karena jika dipikir-pikir kembali, mana mungkin pria tampan dan mapan seperti ryota tak punya wanita yang ia cintai.
" Hei kei, ada apa denganmu, kenapa wajahmu terlihat kecewa?, " tanya kenzo setelah melihat tingkah aneh rekan kerjanya.
" Ahahaha bukan apa-apa, " jawab kei dengan tertawa canggung.
" Untuk beberapa hari ini, tetaplah bersamaku, akan berbahaya jika kita terpisah. "
" Apa mengganti mobil adalah salah satu cara agar kita terhindar dari bahaya tuan?. "
" Ya kau benar, ketika kita memasuki kawasan elit tempat rumah ryota, tak ada satupun yang bisa membuntuti kita lagi. Jadi, kuputuskan untuk meminjam mobil ryota agar bisa mengelabui mereka. "
Setelah keluar dari perumahan elit milik ryota, sekitar satu setengah jam berkendara untuk memastikan tak ada yang membuntuti. Setelah benar-benar aman, kenzo menepi dan memarkirkan mobilnya.
Ia membuka ponselnya dan segera mengecek pesan dari detektif juro setelah ia meminta informasi tentang cuti inspektur homuro.
......................
Juro senpai,
"Setiap tanggal 07 bulan 05 inspektur homuro selalu mengajukan cuti dengan alasan memperingati hari dimana anaknya telah meninggal. Ia akan kembali cuti pada tanggal 07 bulan 12, kedua tanggal serta bulan itu inspektur homuro rutin melakukannya setiap tahun. Mulai dari 2014 hingga sekarang. "
" Anaknya bernama kobayashi fuyuko.
meninggal karna sebuah kecelakaan dan dimakamkan di sakura cemetery. "
" Hanya itu informasi yang aku dapat, semoga beruntung."
......................
Kenzo tersenyum setelah melihat pesan dari atasannya dalam hatinya ia berkata, hanya itu?, Informasi ini bahkan lebih dari cukup untuknya.
" Terimakasih banyak juro-san, " jawab kenzo pada pesan tersebut.
Kenzo kembali menyalakan mobilnya dan pergi ke sakura cemetery.
Setelah sekitar 45 menit berkendara, mereka pun kini telah sampai di tempat tujuan. Kenzo memerintahkan partnernya untuk mencari makam anak homuro, sedangkan dirinya mengerjakan tugas lain.
Tanpa banyak omong, kei segera mencari makam fuyuko. Jujur ia agak kerepotan karena, lahan pemakaman yang cukup luas dan ia harus mencarinya sendirian.
Ia membaca satu persatu nama yang tertera pada nisan makam, setelah memutari area pemakaman lebih dari satu jam akhirnya kei menemukan makam milik fuyuko.
Ia merasa kelelahan bahkan kakinya kini tak sanggup lagi untuk menyangga tubuhnya. Ia segera duduk di sebelah makam fuyuko untuk mengistirahatkan tubuhnya sejenak.
Kedua bola matanya kini menangkap objek asing, sebuah bingkai foto kayu berwarna coklat dengan foto seorang anak perempuan berambut pendek didalamnya, serta sebuah bucket bunga lily putih berada diatas makam fuyuko.
Ia mengambil bingkai foto itu dan mengamati foto tersebut, terlihat wajah seorang anak berumur sekitar 7 tahun tersenyum dengan ceria, yang membuat siapapun yang melihatnya akan gemas jika saja foto tersebut tak terpajang di atas makam.
Kei meletakan bingkai foto tersebut pada tempatnya semula dan kini ia mengambil bucket bunga diatas makam fuyuko, ia mengamati dengan teliti dan melihat sebuah tag yang menunjukkan tempat dimana bucket bunga ini di beli.
Kei segera mengeluarkan ponselnya dan segera memotret itu, berjaga-jaga siapa tahu mereka membutuhkan hal tersebut.
Tak lama setelah ia mengambil gambar, layar ponselnya berubah, ia mendapatkan panggilan telepon dari partnernya, kemudian kei segera mengangkat telpon dari kenzo.
" Kei, cepat kesini!. Homuro sialan dia berbohong!. Dia tak datang kemari!. "
" Tunggu, apa kau bilang??. Jika dia tak pernah kemari.
Maka siapa yang telah meninggalkan bunga ini?. "
" Bunga??. "
"... "
" Kei?. "
"... "
Kei terdiam sejenak sembari melihat kearah bunga lily putih yang kini berada di sampingnya. Ia baru sadar ketika bunga yang kini dia lihat, masih sangat segar, dan itu tandanya, bunga ini baru ada tak lama sebelum ia dan kenzo datang kemari.
" KEI!!!. "
" Maaf, aku akan segera kesana. "
Kei segera mematikan panggilan telepon kenzo dan berlari secepat yang ia bisa, agar secepatnya menemui rekannya itu.
" Tuan kenzo, " panggil kei pada rekannya yang kini menunggu di sekitar tempat ia memarkirkan mobilnya.
Kenzo yang melihat itu segera berlari menghampiri kei dan keduanya kini saling berhadapan satu sama lain. Kei terlihat begitu kelelahan setelah berlari dengan sekuat tenaga, nafasnya terengah-engah, tubuh bagian atasnya kini membungkuk disangga oleh kedua tangannya yang kini memegang lututnya dengan lemas. Keringat nya juga terus berjatuhan layaknya rintik hujan yang membasahi jalanan.
" Kei, kau baik-baik saja?, " tanya kenzo mengkhawatirkan partner kerjanya itu.
" Aku tak apa, tuan... ayo... kita... pergi... ke toko bunga mooncake!, " ucap Kei dengan terengah-engah yang membuat kenzo semakin khawatir.
Kenzo segera memapah rekan kerjanya kedalam mobil dan membukakan sebuah botol air mineral untuk kei yang masih terlihat ngos-ngosan.
" Minum ini, " ucap kenzo sembari menyerah sebuah botol minum.
GLUK... GLUK... GLUK, ( suara air yang tertelan dengan kasar. )
Dengan rakus kei menenggak lebih dari setengah air dari botol minum berukuran setengah liter.
" Fyuuhh... aku merasa hidup kemba-, "
Belum selesai kei berbicara ia kini dikejutkan oleh sebuah tangan yang datang dengan membawa selembar tisu kemudian menepuk pelan pada bagian wajahnya yang berkeringat.
Kei hanya bisa terdiam membeku sembari menatap rekan kerjanya yang kini masih fokus mengelap keringatnya.
Sadar dirinya kini tengah diamati, kenzo merespon dengan menatap kei.
Keduanya kini hanya saling pandang dan terdiam, tak lama kei membuka mulutnya, memecahkan keheningan.
" Tuan, aku bisa melakukannya sendiri. "
" Maaf, " ucap kenzo sembari meremas selembar tisu pada tangannya dan segera berbalik badan.
" Kau tak apa tuan?. Telingamu merah sekali!. "
" A-aku tak apa, hanya saja, disini sangat panas. "
Jawaban yang benar-benar payah keluar dari mulut kenzo. Semua orang tau jika kini ia merasa sangat malu, itulah kenapa daun telinganya berubah warna.
Kenzo juga merasa ada yang aneh pada tubuhnya,
ia merasa jantung nya berdebar dengan kencang setelah bertatapan dengan rekan kerjanya itu.
SSSTT, ( Saat sedang merasa berdebar, tiba-tiba bagian tulang rusuknya kembali sakit dan ia pun mendesis merasa kesakitan. )
Kini kei benar-benar khawatir, saat melihat kenzo mencengkram pada bagian tulang rusuknya serta mendesis kesakitan.
" Tuan!, sebaiknya kita beristirahat dulu. Aku mohon jangan paksakan dirimu. "
" Tidurlah, aku yang akan berjaga. "
Setelah mendengar perkataan rekannya, kenzo segera mengistirahatkan tubuhnya.
...****************...
Matahari mulai menenggelamkan suryanya, kini matahari dan bulan saling bergantian bertugas menerangi bumi. Merasakan perubahan yang telah terjadi, perlahan kenzo mulai membuka kelopak matanya dan didapatinya langit telah gelap serta lampu-lampu sekitar kini menyala dengan terang.
Saat ia melirik kearah rekannya, kini ia melihat wanita itu tertidur dengan pulasnya dengan posisi kepala menghadap kearah dirinya.
" Padahal tadi dia yang menyuruh ku untuk tidur, dan akan berjaga, sekarang lihat siapa yang tertidur dengan pulasnya, " ucap kenzo sembari mengamati wajah kei yang sedang tertidur pulas.
Semakin ia memandang wajah partner kerjanya itu, semakin ia terlarut hingga, sebuah senyuman tipis kini menghiasi wajahnya setelah terus menerus mengamati wajah seorang perempuan cantik yang kini tengah tertidur pulas.
Tangannya kini mulai beranjak, berusaha meraih wajah perempuan tersebut, namun, siapa sangka sosok itu kini terbangun dan membuka kelopak matanya. Dengan cepat ia menarik kembali lengannya, dan kembali bersikap seolah tak terjadi apapun.
Kei yang kini setengah sadar melihat kenzo telah terbangun dari tidurnya tiba-tiba terbelalak, dan sadar sepenuhnya kemudian meminta maaf pada rekan kerjanya itu.
" Aaaa, maafkan aku... maaf... maaf, " ucap kei meminta maaf sembari terus menerus menganggukkan kepalanya cepat.
" Tidurlah, aku akan berjaga. Siapa tadi yang dengan percaya dirinya bilang seperti itu?, hahaha, " ucap kenzo dengan nada mengejek rekan kerjanya itu.
" iya... iya aku salah. Aku minta maaf, " ucap kei kini dengan rasa bersalah yang menghantui nya.
" Sudah... sudah. Ayo kita pergi ke toko bunga itu, aku sudah mengecek nya, toko bunga itu buka hingga, malam hari. "
Kedua sejoli itu kini segera tancap gas menuju toko bunga yang akan dituju. Tak membutuhkan waktu yang begitu lama, hanya sekitar 15 menit mereka telah sampai.
Mereka segera masuk ke dalam toko dan bertemu perempuan paruh baya di belakang meja kasir yang sepertinya pemilik toko tersebut.
Tanpa basa basi kenzo segera memperkenalkan dirinya kepada pemilik toko dan segera bertanya tentang pelanggan yang telah membeli bunga lily putih pada toko ini.
" Permisi, aku kenzo detektif dari kepolisian ingin bertanya beberapa hal, aku mohon kerja samanya.
Apa anda mengingat seseorang yang telah membeli sebuah bucket bunga lily putih pada hari ini?, " ucap kenzo sembari memperlihatkan lencananya
" Terlalu banyak yang datang ke toko ku jadi, entahlah. "
" AKU MOHON INGAT-INGAT KEMBALI!, " pinta kei dengan menaikan nada bicaranya.
" Yah walaupun, aku mengingatnya. Aku tak bisa memberi tahu kalian karena berkaitan dengan privasi pelanggan ku. Aku itu selalu menjaga privasi pelanggan ku. "
Ketika kei ingin membuka mulutnya kembali, kenzo memberi isyarat tangan agar berhenti, kemudian, ia mengeluarkan dompet dari saku celananya dan mengambil sejumlah uang lalu ia letakkan diatas meja kasir.
" Siapa pelanggan yang telah membeli bunga lily putih hari ini, " tanya kenzo kembali.
" Sepertinya seorang perempuan, lalu emm apa yah, aku tidak bisa mengingat nya dengan jelas, " jawab perempuan paruh baya itu dengan berpura-pura berfikir.
Kenzo kembali menambah kan sejumlah uang dan kembali meletakaannya diatas meja kasir.
" Emm, ah iya, aku ingat, dia adalah pelanggan tetapku, lalu apa yah?, emm. "
Kenzo kembali menambahkan sejumlah uang.
" Kalau tidak salah namanya fumihiko, dia kesini setiap hari dan membeli sebucket bunga lily putih, lalu apa ya, emm. "
Kenzo menghela nafasnya dan kembali mengeluarkan sejumlah uang lalu memberi penawaran terakhir pada pemilik toko bunga itu.
" Dengar!, ini uang terakhir yang aku punya, jadi berikan alamatnya, atau ku ambil kembali semua uang yang telah ku keluarkan. "
Sosok itu kini dengan cepat menyimpan seluruh uang yang berada diatas meja kasir, tak lupa juga ia mengambil uang yang berada di tangan kenzo.
" Haduh jangan marah begitu tuan, kau harus sabar, Ini alamat rumahnya, " ucap sosok tersebut dengan senyuman manis palsu sembari menjulurkan sebuah kertas berisi sebuah alamat.
Kenzo segera mengambil kertas tersebut dan membacanya.
kedua bola matanya kini melirik pemilik toko bunga tersebut dengan tajam.
" Kalau sampai berbohong, kub*n*h kau. "
Mereka kini berbalik ingin pergi meninggalkan toko bunga, setelah beberapa langkah hingga, hampir sampai pada pintu masuk, pemilik toko kembali membuka mulutnya.
" Kalau butuh sesuatu datang lagi kemari ya, " ucapnya dengan tersenyum manis sembari melambaikan telapak tangannya.
Kenzo dan kei hanya menyipitkan mata mereka dan melirik malas kepada pemilik toko lalu pergi meninggalkan toko.
" Siapa sangka kita malah diperas begini, yah akan kub*n*h dia jika berani berbohong. "
Setelah sedikit adanya bumbu drama yang mereka lalui, kini keduanya sampai di depan rumah sederhana dengan cat putih, tempat yang dituju oleh alamat yang telah diberikan.
Keduanya segera mengetuk pintu, memastikan ada seseorang di dalam rumah.
TOK... TOK... TOK, ( suara ketukan pintu. )
TOK... TOK... TOK.
"..."
" Ya... sebentar. "
Syukur lah tak memerlukan waktu lama, mereka mendapatkan jawaban, mengingat mereka bertamu sudah agak larut malam.
CEKLEK, ( suara gagang pintu yang ditekan hingga membuat pintu terbuka. )
Setelah pintu terbuka, terlihat seorang wanita berambut panjang berumur sekitar 35 tahun kini menatap mereka, merasa asing.
" Maaf, apa saya mengenal kali-. "
Kenzo segera memotong ucapan wanita itu dengan menunjukkan lencana kepolisian nya serta memperkenalkan dirinya.
" Saya datang dari kepolisian, ingin mengajukan beberapa pertanyaan, mohon bantuannya. "
Sosok itu kini berusaha menutup pintu setelah mendengar ucapan kenzo, namun, pintunya tertahan oleh kaki kenzo yang kini berada diantara celah yang tersisa.
" Kami ingin bertanya tentang fuyuko!, " celetuk kei dengan lantang.
Sosok itu kini membuka pintu perlahan, kemudian menatap partner kerja kenzo, tak lama sosok itu, kini mulai mengeluarkan bulir bening dari kedua bola matanya.
" Fuyuko... anakku. "
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Little Dream
Sad bat si Kenzo😢
2023-05-05
1