“Baiklah acara akan kita mulai sekarang” ujar penghulu. “tapi ini pernikahan bukan dengan paksaan kan?” tanya penghulu itu sekali lagi karena dia baru diberi tau jika pengantin wanitanya diganti.
‘iya!’ teriak Aiyana dalam hati, tapi sayang gadis itu hanya tersenyum lebar dan tidak mengeluarkan suara sama sekali untuk pertanyaan penghulu.
“Tidak pak, lanjut saja pernikahannya” ujar Papa Hamdi.
Penghulu itu mengangguk dan memulai acara akad nikahnya.
.
“Ananda Alvan Lathief Hamdi” panggil Ayah Abraham.
“Ya saya” jawab Alvan.
“Saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri kandungku Aiyana Keylovly binti Abraham Reynald dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan cincin berlian dibayar tunai!” ucap Ayah Abraham.
Selama Ayah Abraham berucap, Alvan terus memejamkan mata berdoa dalam hati, ‘ya allah, bantu aku untuk mencintai wanita ini, bantu aku untuk melupakan kisah cintaku yang dulu, tolong beri aku mujizat untuk bisa mencintai wanita yang akan menjadi istriku, gerakkan hatiku untuk bisa menerima gadis ini, jangan buat gadis itu tersakiti karena aku’ ucap Alvan dalam hati.
Setelah Alvan mendengar ayah Abraham selesai berbicara, Alvan baru membuka matanya dan mengambil nafas panjang, “Saya terima nikah dan kawinnya Aiyana Keylovly binti Abraham Reynald dengan mas kawin tersebut dibayar tunai” hanya dalam satu kali percobaan Alvan langsung bisa mengucapkan sumpah setianya, di dalam kamar gantinya, alvan terus salah mengucapkan nama Aiyana dan ayah Abraham entah kenapa, sekarang Alvan tidak perlu mengulangi ucapannya lagi, tadi alvan sudah pasrah jika dirinya salah ucap karena nama Aiyana memang sangat sulit untuk diucapkan.
“bagaimana para saksi? Sah?” tanya penghulu.
“Sah! Sah!” ucap dua orang yang menjadi saksi dan para tamu undangan yang menyaksikan proses pernikahan itu.
Semua orang mengucapkan syukur dan penghulu juga mulai membacakan doa untuk pernikahan itu, sebenarnya banyak orang yang bingung dengan pergantian pengantin, bahkan ada beberapa tamu yang sedikit berdiri berusaha untuk melihat wajah pengantin wanita saat mendengar nama pengantin wanita yang menjadi pengantin. Mereka semua penasaran alasan kenapa nama pengantin di undangan pernikahan berbeda dengan pengantin yang ada di hadapan mereka.
Mereka bahkan beberapa kali mengecek surat undangan yang bertuliskan nama pengantin wanita : Muliana Gizhi. Memang hanya ada satu hal yang tidak bisa diubah oleh keluarga hamdi, yaitu nama pengantin wanita yang ada disurat undangan, karena undangan itu sudah tersebar dan tidak bisa diganti lagi.
“Sebenarnya apa yang terjadi?”
"Kenapa pengantinnya diganti?”
“kemana pengantin wanita yang lama?”
“Pengantin wanita ini sangat cantik ya”
“walau tertutup kain, masih bisa dilihat kecantikannya”
Banyak bisik bisik yang terdengar tapi mereka semua hanya mampu berbicara dengan suara pelan, tidak berani bertanya langsung tentang apa yang terjadi pada keluarga itu. Entah apa jadinya jika pernikahan itu batal, mungkin keluarga hamdi merasa akan lebih malu dan lebih banyak kerugian, bagaimana tidak rugi, mereka mengundang hampir 2 ribu tamu undangan, dan jika pernikahan itu batal banyak hal yang akan membuat keluarga itu malu dan tidak ingin keluar dari rumah.
...🍞🍞🍞🍞🍞...
Aiyana saat ini berada dalam kamar Alvan, hanya dia berdua dengan Alvan, itu adalah waktu istirahat dan perkenalan bagi kedua pengantin itu. Mereka ditinggalkan berdua di dalam kamar untuk bisa lebih mendekatkan diri.
Aiyana lebih dulu membuka cadar yang menutupi wajahnya, “Om! Kita kapan cerainya?” tanya gadis itu to the point.
Alvan yang tadi sibuk dengan ponselnya yang terus menerima pesan dari teman temannya, langsung berhenti dan menatap Aiyana yang sedang menatapnya dengan wajah polos.
‘Deg Deg Deg’ Lagi lagi Alvan merasakan debaran jantungnya yang kencang saat melihat wajah Aiyana lebih dekat.
“Om~ kita kapan cerainya?” tanya Aiyana sekali lagi, gadis itu berpikir Alvan akan menceraikan dia karena pria itu terpaksa menikah dengannya.
“tidak akan berpisah, kamu akan tetap menjadi istriku selamanya” ujar Alvan.
“HAH?!” Aiyana langsung membuka mulutnya tanpa sadar, “Om mau dengan Ai? Ai itu gak bisa masak, gak bisa bersih bersih rumah, anak manja, dan belum bisa kasih anak sama oom” ujar Aiyana separu berbohong separuh lagi tidak.
“Kenapa kamu menerima tawaran pernikahan ini kalau mau berpisah denganku? Lagi pula aku tidak butuh pembantu, kalau soal anak bis akita pikirkan kapan kapan” balas Alvan.
Aiyana semakin mendekat kearah Alvan, “Om, ai dipaksa, kalau gak ayah ancam ai gak mungkin mau menikah sama om alvan, ini semua salah oom, coba aja kalau calon istri oom datang, Aiyana tidak akan ada di posisi ini” ujar Aiyana.
“seharusnya kamu bersih keras lagi untuk menolak sehingga pernikahan ini tidak jadi dilaksanakan, karena sudah terlaksana kamu harus terima semuanya dan menghadapi masa depan bersamaku” ujar Alvan.
Aiyana mengernyitkan keningnya, berpikir apa lagi cara yang akan dia lakukan untuk membuat Alvan menceraikan dirinya. “Om~ ayolah katakan kapan kita cerai?? Om kan gak cinta sama ai, dan ai belum bisa kasih om anak” bujuk Aiyana sekali lagi.
“Kenapa sejak tadi kamu memanggilku om??” tanya Alvan yang mulai risih dengan panggilan Aiyana.
“Umur kita beda jauh om, sadar diri dong, om itu 27 dan Ai baru 17 tahun dan masih duduk di bangku SMA kelas 3” jelas Aiyana.
Alvan sempat terdiam beberapa kali saat mendengar ucapan Aiyana, dia menepuk keningnya sendiri karena lupa memperkirakan umur dari gadis yang akan menjadi istrinya sekarang.
“Ya allah pa masak nikahkan Alvan sama anak umur 17 tahun” batin Alvan.
“Om baru tau ya” ledek Aiyana dengan senyum jahilnya.
Alvan memejamkan matanya beberapa saat sebelum kembali membuka mata itu, dan menatap Aiyana dengan lekat, “jangan panggil oom, kita hanya beda 10 tahun” ujar Alvan.
“Oke paman” angguk Aiyana sambil menunjukkan jempolnya.
“Jangan paman jangan om, aku masih belum kepala 3, masih banyak panggilan lain seperti mas, abang, kakak, sayang atau apapun tapi jangan paman, atau oom” ujar Alvan yang sudah mulai kesal.
“kalau gitu un_”
“dan tidak uncle” potong Alvan yang sudah bisa menebak ucapan yang akan keluar dari mulut Aiyana.
“jadi apa dong, om gak boleh, paman juga gak boleh, uncle apa lagi” giliran Aiyana yang mulai kesal.
“Mas, abang, kakak, sayang, masih banyak panggilan yang bagus enak di dengar” ujar Alvan.
“Sayang? Hahahhahha om kita ini menikah karena paksaan, belum ada sayang sayangan, dan Ai tetap akan memanggil dengan panggilan yang Ai sukai, kalau om gak terima ceraikan ai sekarang” ujar Aiyana dengan senyum liciknya.
“oke terserah kamu mau manggil apa tapi jangan om, uncle atau paman, kalau kamu manggil aku om, bukannya kamu akan memanggil orang tuaku kakek dan nenek?”
“hmmm” Aiyana berpikir sambil mengetuk ngetuk dagunya, “Aha! Kalau gitu Ommas!” pekik Aiyana dengan bangga.
Alvan hanya bisa menepuk jidatnya sendiri karena ucapan Aiyana.
...🍩🍩🍩🍩🍩...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
🍁K3yk3y🍁
hahahhaa🤣🤣🤣🤣
2023-06-12
0
Rasya Rasya
lucu banget ceritane
2023-05-14
0
Qaisaa Nazarudin
👏🏻👏🏻👏🏻👍🏻👍🏻👍🏻 Jangan sampI Alvan nikin ulah,,Dan nalikan lg ama mantan,dgn alesan gak bisa move on..🙄🙄🙄
2023-04-30
0