Hari pernikahan Alvan dan Gizhi akhirnya tiba. Sampai hari H, Gizhi masih belum bisa menemui calon mertua dan kakak iparnya, apa lagi dengan calon orang tua angkat Gizhi. Alvan sudah berusaha membujuk calon istrinya untuk bertemu dengan keluarganya, tapi tetap saja Gizhi selalu punya alasan yang tidak bisa Alvan bantah.
Alvan yang sudah bucin dengan calon istrinya selalu bisa mengikuti apa yang calon istrinya ucapkan. Untung saja keluarga Alvan tidak ada lagi yang mengungkit tentang ketidak hadiran calon istrinya selama beberapa minggu ini. apa lagi alvan disuruh untuk tidak menemui calon istrinya setelah minggu kemarin, karena mengikuti adat yang orang tuanya ajarkan.
“Van, mana calon istrimu, kok gak datang datang? Nanti matahari muncul loh” tanya mama Haura.
Alvan yang sedang siap siap dengan make up dan baju pernikahannya menoleh melihat mama nya yang berdiri di depan pintu kamar.
Acara pernikahan memang di adakan di rumah milik keluarga Alvan atas permintaan mama Haura, awalnya Gizhi si calon mempelai wanita itu tidak suka menikah di rumah milik keluarga alvan, menurutnya terlalu kampungan membuat acara pernikahan di dalam rumah, tapi atas bujukan Alvan akhirnya wanita itu akhirnya menyetujui permintaan Alvan tapi dengan syarat harus sangat megah dan tidak terlihat norak serta kampungan.
Sebenarnya malam sebelum pernikahan mama Haura sudah meminta Gizhi untuk datang ke rumah untuk memasang inai pada tangan mempelai wanita tapi Gizhi tidak mau di pasangkan di rumah itu, dia maunya memasang oleh jasa salon yang sudah dia percayai.
“Alvan~ mana Gizhi dia harus segera di dandani” tanya mama Haura sekali lagi karena putra keduanya itu tidak juga menjawab.
“Bentar ma, mungkin sedang dalam perjalanan, soalnya nomor teleponnya gak bisa Alvan hubungi sejak tadi” ujar Alvan.
“kamu ini gimana sih, lembek banget jadi cowok, sesekali kamu marah dengan istri yang seperti itu, calon orang tua angkatnya saja sudah datang, masak calon istri kamu tidak menghargai mama sama sekali sejak kalian berpacaran dan memutuskan menikah!” omel mama Haura, emosi wanita paruh baya itu sudah mulai keluar karena memang dia tidak suka dengan keputusan anak keduanya, tapi karena rasa sayangnya pada Alvan mampu membuat dia membesarkan hati dan menerima wanita yang tidak dia sukai menjadi menantunya.
“Sabar Ra, kita tunggu aja, siapa tau ada masalah di jalan kita kan gak tau apa yang terjadi, kita tunggu saja ya” bunda vania muncul sambil mengelus elus bahu mama Haura agar wanita itu mulai tenang dan tidak emosi lagi.
Mama Haura mengambil nafas panjang dan masuk lalu duduk di Kasur milik Alvan menatap putra keduanya dengan pandangan sinis, beberapa saat setelah dia masuk, papa Hamdi, dan Ayah Abraham juga ikut masuk untuk mencari tau masalah yang sedang terjadi.
“sudah kamu coba hubungi calon istrimu van?” tanya papa Hamdi.
“Ini Alvan sedang mencoba menghubunginya pa, tapi tidak masuk juga sejak tadi” jelas Alvan pelan, walau dia mulai emosi dengan desakan kedua orang tuanya, alvan tetap berusaha menjaga nada bicaranya dengan pelan di depan orang tua.
“Coba hubungi nomor agensinya atau teman terdekatnya” usul papa Hamdi.
Alvan mengangguk dan berdiri dari tempat dia duduk.
“jangan pergi keluar van! Bicara disini saja” tahan mama Haura saat melihat putra keduanya hendak berjalan keluar dari kamar itu, memang kamar alvan cukup besar, tidak terlihat sesak walau banyak orang yang masuk kedalam kamarnya tapi alvan ingin mendapat privasi saat berbicara dengan orang yang ada di telepon.
“tapi ma_” ucapan Alvan terhenti karena dipotong oleh mama Haura.
“apa yang mau kamu sembunyikan lagi, sudah cukup ya van! Cukup calon istri kamu itu merendahkan mama, tidak pernah dia menghormati mama sebagai ibu keduanya, dimana mana kalau yatim piatu itu akan berusaha mendapatkan kasih sayang dari mertuanya karena dia sudah tidak punya keluarga lagi, tapia pa, dia hanya sibuk dengan dirinya sendiri” sindir mama Haura dia sudah mulai capek dan mulai meluapkan kekesalannya, selama ini mama Haura hanya diam dan hanya menyindir sedikit ketidaksukaannya pada calon menantunya, tapi hari ini adalah hari dimana semua kemarahannya mulai keluar.
Mama Haura juga seorang wanita karir, dia adalah desainer baju yang cukup terkenal bahkan lebih terkenal dari Gizhi si calon menantunya, seharusnya jika dia benar benar anak yang baik, gizhi berusaha mendekati mama Haura untuk mendapatkan ilmu dari wanita itu sudah pasti mama Haura akan memberikan ilmu nya pada gizhi karena wanita itu adalah calon menantunya, tapi apa, gizhi malah memandang mama Haura sebagai saingannya dalam dunia fashion, wanita itu sering menyindir pakaian milik mama Haura tidak trendi dan ketinggalan zaman.
Selama ini mama Haura selalu menyembunyikan fakta tentang calon menantunya yang menganggapnya sebagai saingan, tapi kali ini Mama haura sudah tidak bisa bersabar lagi, dia mulai membongkar rahasia calon menantunya yang selalu menghina dirinya.
📲“halo kak Shasa” ujar Alvan begitu teleponnya di angkat oleh salah satu asisten gizhi yang dia kenal akrab.
📲“ya Van ada apa?” tanya Shasa yang terdengar seperti orang yang baru bangun tidur, mau bagaimana lagi alvan menghubunginya di jam 3 subuh.
📲“Kak Gizhi kemana ya? Apa kakak tau dia kemana? Sejak tadi alvan gak bisa menghubungi gizhi, dia harus segera siap siap untuk acara pernikahan kami” ujar Alvan.
📲“Pernikahan?? Kalian jadi menikah??” tanya balik asisten kepercayaan Gizhi itu.
Alvan sempat terdiam beberapa saat sebelum kembali mengeluarkan suaranya. Dia cukup terguncang dengan ucapan dari asisten kepercayaan gizhi.
📲“kak, ada dimana Gizhi sekarang?” tanya alvan dengan suara selembut mungkin walau saat ini jantung nya mulai berdetak keras.
📲“kakak gak tau van, semalam adalah hari terakhir dia kerja dengan kakak karena dia bilang akan menjadi model professional di luar negri, tapi kakak tidak tanya kemana, kakak pikir kalian tidak jadi menikah, soalnya pas kakak tanya dia bilang dibatalkan karena tidak dapat persetujuan dari orang tuamu” ujar Shasa.
📲“kak, kakak tau kan undangan kami sudah disebar, bagaimana mungkin orang tuaku tidak setuju?! Kami tidak mungkin menyebar undangan jika pestanya gagal!” teriak Alvan.
Mama Haura sudah pucat mendengar pembicaraan putranya, begitu juga dengan papa hamdi yang harus di tahan badannya oleh Ayah Abraham agar tidak jatuh kelantai.
📲“Iya van, Gizhi sendiri yang bilang batal ke kakak, tadi malam dia berangkat tapi kakak tidak tau dia berangkat kemana dan naik apa” jelas Shasa sekali lagi.
Alvan langsung mematikan ponselnya dan mengambil nafas panjang sebelum melihat kedua orang tuanya dengan mata sendu.
...🥨🥨🥨🥨🥨...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Jeissi
profesor tapi bisa dibodohi cewek modelan begini
2024-11-23
0
sherly
alvan kamu emang terlalu oon masa iya mau nikah si cewek gak bisa2 dihub msh aja mau diteruskan tu niat, blm sadar nih anak ditipu
2024-04-07
0
Qaisaa Nazarudin
Berarti Alvanya yg pemaksa dan Bego,dr sikap tuh cewek aja harusnya Alvan udah tau tuh cewek kayak apa..🤦🏻♀️🤦🏻♀️
2023-04-30
0