“Ayah bunda, ai pergi ya” ujar Aiyana sambil menyodorkan tangannya meminta tangan orang tua untuk dia cium.
“Mau kemana??” tanya Ayah Abraham dan bunda Vania serentak.
“Ya allah, Ayah sama bunda pasti lupa kan” tebak Aiyana.
“Lupa?? Emang apa yang ayah sama bunda lupakan?” tanya ayah Abraham lagi.
Aiyana menepuk keningnya dengan kuat, “Aiyana kan udah izin sejak kemarin sama ayah dan bunda, kalau ai mau jalan sama putri dan Keyla mencari alat untuk keperluan tugas prakarya” Aiyana mengulangi penjelasan yang beberapa hari lalu sudah dia tanyakan pada ayah dan bundanya.
“Sama ayah dan bunda aja sekalian, ayah sama bunda mau pergi ketemu sama teman lama ayah, nanti pas pulang ayah temani cari alat alat untuk tugasnya” ujar Ayah Abraham.
“Yaahhhh, ayah! Ai udah besar masak ngitilin kemana ayah dan bunda pergi terus, kapan Ai bebasnya, mau pergi nonton ayah ikut, mau makan bareng teman ayah juga ikut, mau latihan nari ayah juga ikut, kalau ai pergi sendiri setiap 1 jam sekali ai selalu di video call sama ayah dan bunda, untuk laporan ai sedang bersama siapa saja, ai capek di ledekin anak mami dan papi terus ayah, lagian utri dan Keyla udah nunggu Ai di luar” keluh Aiyana.
“kamu kana nak ayah dan bunda bukan anak mami dan papi” canda Ayah Abraham.
“ayah!!!” teriak Aiyana yang mulai kesal karena ucapannya malah dibuat candaan oleh sang ayah.
Ayah Abraham dan bunda Vania tertawa mendengar keluhan putri mereka, memang semua yang diucapkan oleh Aiyana adalah kebenaran, Ayah Abraham bahkan sampai ikut nonton Film yang ingin ditonton putrinya karena takut putrinya berpacaran diam diam.
“ya udah, awas ya kalau ada cowok, pulangnya mau ayah jemput atau pulang sendiri?” tanya Ayah Abraham.
“Hmmm, ayah lama gak pulangnya?” tanya balik Aiyana.
“gak tau, soalnya ayah ketemu sahabat lama ayah, kemungkinan lama”.
“kalau gitu Ai pulang sendiri aja deh” jawab Aiyana sambil kembali berpamitan untuk mencium tangan kedua orang tuanya.
“Ai ingat_”
“Jangan pulang diatas jam 6 dan jangan dekat dekat cowok” potong Aiyana karena hapal sekali dengan ucapan Ayah Abraham yang selalu dia dengar jika dia keluar sendiri tanpa ayah atau bundanya.
“Wahhh hapal ya dek” gelak tawa Ayah Abraham kembali terdengar bersamaan dnegan tawa istrinya.
“ya hapallah, itu sudah seperti kitab yang harus Ai hapalkan, karena selalu ai dengar berulang kali, bye ayah, bunda” pamit Aiyana cepat cepat sebelum dia ditahan lagi.
“Jangan bye! Assalamualaikum sayang!” teriak bunda vania.
“Maaf salah, Assalamualaikum ayah ganteng dan bunda cantik” teriak Aiyana sebelum menghilang dibalik pintu.
“Waalaikum salam” jawab ayah Abraham dan bunda Vania serentak.
...🌮🌮🌮🌮🌮...
“Van, mana calon istrimu?” tanya hamdi begitu melihat kedatangan putra keduanya ke dalam restoran itu.
“Maaf pa, ma, Gizhi sedang gak bisa menunda pekerjaannya, karena setelah menikah dia akan mengambil libur panjang, makanya dia menyelesaikan semua pekerjaannya sekarang” ujar Alvan dengan suara selembut mungkin, dia takut ibunya kecewa karena ketidakhadiran sang kekasih.
Mama haura terlihat sekali sangat kecewa dengan calon istri Alvan, padahal dia sudah mau berusaha menerima kehadiran wanita itu sebagai calon menantunya, walaupun sulit mama Haura tetap berusaha menerima keputusan putra keduanya. Bukan karena Gizhi tidak memiliki keluarga lagi, tapi entah kenapa sejak awal bertemu mama Haura memiliki insting yang kurang baik pada Gizhi yang sudah dipilih menjadi calon istri dari anaknya.
“kenapa Alvan gak suruh dia berhenti saja bekerja, kamu sudah bicara padanya van?” tanya mama Haura.
“ma, tolong dong hargai keputusan Alvan, lagian dia udah janji setelah kami menikah akan mengurangi jadwal pekerjaannya, dia bekerja saat Alvan kerja, mama tau sendiri wanita zaman sekarang itu adalah wanita karir, jadi wajar kalau alvan membiarkan dia mengejar mimpinya, kita sudah bicarakan ini sudah sangat lama sekali ma, tolong sekali lagi hargai keputusan Alvan dengan calon istri alvan, kalau mama tiap hari nyindir dia, dia jadi merasa di bully dengan mertua sendiri” ujar Alvan dengan lembut.
Mama Haura hanya menghela nafas panjang, “ya sudah mama minta maaf” ucap mama Haura terdengar dingin.
“Van, boleh gue kasih saran gak?” tanya abang alvan yang bernama Andra.
“apaan bang?” tanya Alvan.
“Sebaiknya lo sekali saja mematuhi permintaan mama, emang kapan mama dan papa tidak mengiyakan permintaanmu? Mama dan papa sedang berusaha menjadi orang tua kedua bagi calon istrimu yang tidak mempunyai keluarga lagi, seharusnya kamu memaksa calon istrimu untuk datang, kamu seperti kerbau dicucuk hidungnya hanya menurut pada apa yang dikatakan calon istrimu, ingat alvan mau kamu menikah surgamu tidak akan pindah dari kaki ibumu, berbeda dengan istri, setelah dia menikah dia yang harus menurut pada suami karena surganya berpindah pada kaki suaminya” nasehat Andra.
“maaf ma, pa, lain kali alvan akan memaksa Gizhi untuk ikut” ucap alvan tertunduk sedih. Memang benar yang dikatakan abangnya, semua keinginan Alvan selalu dituruti oleh orang tuanya, tidak ada yang ditentang bahkan mama dan papa sampai mengalah untuk membiarkan Alvan menikah dengan wanita yang mereka kurang sukai, demi kebahagian putra mereka.
...🍳🍳🍳🍳🍳...
“Kenapa ada Fajri dan teman temannya di sini? Bukannya kita janjiannya bertiga saja?” tanya Aiyana saat sampai di mall mereka bertemu dengan Fajri dan kedua teman fajri, Fauzan dan Radit.
“Kita yang undang Ai, mereka juga sama dengan kita masih belum memutuskan akan membuat prakarya apa” ujar Putri.
“Sekalian kita ajarkan caranya pacaran diam diam, liatkan gak ketahuan sama ayah dan bunda” bisik Keyla.
Aiyana masih tidak senang dengan keputusan sepihak yang dibuat oleh teman temannya, sejak kelas 1 SMA kedua temannya sering sekali berusaha mendekatkan dia dengan fajri, lama lama memang Aiyana menjadi suka dengan pria itu, mungkin bisa dikatakan karena dorongan orang orang Aiyana mulai menyukai fajri. Berbeda dari Fajri yang menyukai Aiyana begitu pertama kali melihat Aiyana saat acara pertama masuk sekolah.
“Maaf, lo gak suka ya gue ada di sini?” tanya fajri saat mereka semua mulai jalan menuju toko yang akan mereka datangi.
“hmm sedikit, tapi ya sudah lah, sudah terjadi juga” ujar Aiyana acuh.
“Gue bisa kok pergi dari sini” ujar Fajri.
“gak usah, mereka kan yang undang, jadi gak usah, ngomong ngomong itu dua teman gue kenapa gandingan gitu sama Fauzan dan Radit?” tanya Aiyana heran.
“Mereka gak kasih tau ke elo?” tanya balik fajri.
“kasih tau apaan?” tanya Aiyana.
“Mereka itu udah pacaran” ungkap Fajri.
“Lah kan mereka sama juga kayak gue yang gak boleh pacaran” ujar Aiyana.
“Backstreet mereka, mulai kemarin sih resminya” ungkap Fajri lagi.
“Backst__aakkhhh!” Aiyana sedikit oleng karena bahunya baru saja bertabrakan dengan seorang wanita cantik yang sedang merangkul mesra kekasihnya.
...🥜🥜🥜🥜🥜...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Astaga gini amat🤦🏻♀️🤦🏻♀️
2023-04-30
0
HARTIN MARLIN
good 👍👍👍👍 benar itu
2023-03-27
0
Dian
lanjut thor 😂
2023-03-23
0