BAB 18

Beni baru bangun tidur, ia langsung mencari Kyara ke dapur namun pas sudah di sana tidak ada keberadaan Kyara.

"Kemana dia?" gumam Beni sambil membuka tudung saji yang ada di atas meja. "Gak ada makanan di sini? Bisa-bisanya dia tidak masak untukku dan untuk Lisa."

Beni merasa kesal, dia lapar dan saat pergi ke dapur tidak ada apa-apa di sana semakin membuatnya kesal. "Ini tidak bisa dibiarkan. Untuk jualan bisa, tapi menyenangkan suami tidak bisa. Keterlaluan."

Merasa tidak dihargai sebagai suami, Beni tergesa menghampiri Kyara ingin memarahinya.

"Sayang, kamu mau kemana?" tanya Lisa baru bangun tidur dan dia menguap hendak ke dapur juga.

"Kamu sudah bangun?"

"Aku lapar, Bang. Anakmu juga lapar mau makan, apa ada makanan di dapur?" ujar Lisa sama-sama perutnya keroncongan. Mungkin karena pergumulan mereka hampir semalaman membuat keduanya sampai kelelahan dan kelaparan.

"Itu dia, tidak ada makanan di sana. Abang mau nyamperin dulu Kyara dan meminta dia memasak untuk kita."

"Gimana sih, Bang. Aku udah lapar nih, masa nunggu dulu? Kelamaan itu mah. Bagaimana kalau aku tiba-tiba meninggal mendadak karena kelaparan Abang mau tanggung jawab?"

"Eh, jangan atuh. Kita kesana saja dulu, Siapa tahu di sana sudah ada makanan tersedia. Ayo." Beni menarik pergelangan tangan bisa dan membawanya bertemu Kyara.

*****

Kyara merasakan hal berbeda kala berdekatan dengan Bastian. Dia mematung di saat Bastian ada di belakangnya sedang memegang tangan dia mengaduk-aduk soto Yang sebentar lagi matang.

"Sini, biar gue saja. Lo duduk saja di situ, pasti capek." Bastian membawa Kyara duduk tak jauh dari sana.

"Tapi ..."

"Udah, jangan bawel deh lo. Gue begini demi kebaikan lo sendiri agar lo tidak kecapean." Bastian tidak mau pacarnya terlalu lelah, itulah sebabnya dia membantu Kyara mengolah barang jualannya.

Kyara pun diam memperhatikan Bagaimana Bastian cukup baik dan pandai meracik.

"Emangnya lo gak kerja pagi-pagi Sudah nongkrong di sini?"

"Kagak, gue pengangguran, tapi kalau masalah duit ya mengalir tiap bulan." Bagaimana tidak mengalir, Dia seorang pemilik perusahaan dan tidak bekerja pun uang terus masuk ke rekening. Meskipun perusahaan toko-toko elektronik, tapi tetap saja kalau uangnya mengalir.

Orangtuanya Bastian meninggalkan harta cukup banyak dan tidak akan habis 7 turunan. Bastian salah satu pemilik toko furniture besar di kota J. Tokonya sudah banyak dan tersebar dimana-mana dan hampir seluruh tempat ada hingga ke berbagai kota.

"Emangnya bisa tidak kerja tapi uang tiap bulan masuk?"

"Bisalah, cuman Emak gue yang pegang. Emak hanya memberi gue jatah 100 juta per bulan dan sekarang dipotong menjadi 50 juta per bulan."

"Sebanyak itu?" Kyara cukup setelah mendengar uang yang dimiliki Bastian secara percuma. Ia tahu kalau seharian Bastian itu hanya nongkrong main dan berfoya-foya bersama teman-temannya. Dia juga tidak tahu pekerjaan Bastian apa, tapi banyak yang bilang kalau Bastian seorang pengangguran.

"Hmmm lumayan lah cukup buat jajan gue satu bulan. Tapi sekarang mah harus irit jatah bulanannya dipotong sih. Padahal uang yang di pegang Emak, kata Emak milik gue semuanya. Emak mah hanya ngambil beberapa saja. Ya, gue mah gak masalah, toh Emak nenek kandung gue." Bastian berbicara sambil memperhatikan soto yang sudah mendidih.

"Ini gimana?" tanya Bastian tidak tahu harus bagaimana lagi.

"Biarkan saja, tapi apinya kecilin biar angkat terus."

Sampai suara Beni terdengar berteriak memanggil Kyara.

"Kyara sini lu!" pekik Beni menggebrak meja.

"Ngapain sih bang pagi-pagi udah berteriak? Abang pikir aku ini budeg?" Kyara menggerutu dan ia berdiri menghampiri suaminya didepan.

"Heh! Lu jadi bini keterlaluan ya, pagi-pagi bukannya bikinin sarapan buat suami lu tapi malah asik nongkrong di sini. Gue dan Lisa kelaparan ingin makan tidak ada apapun di dapur."

"Oh, hanya masalah itu saja. Aku kira Abang tidaklah lapar dan ingin terus berduaan di kamar. Makanya tidak masak apapun." Kyara menjawab santai dan malas masak. Itulah sebabnya dia langsung ke kedai saja menyiapkan barang jualannya.

"Emangnya lu pikir gue bukan manusia tidak merasakan kelaparan? Gue lapar, Lisa juga sama laparnya, sekarang lu buatkan makanan buat kita berdua! Sekarang tidak pake lama!" sentak Beni.

"Tahu nih, buruan masak! Lelet banget jadi bini," kata Lisa ikutan kesal dan perutnya juga sudah tidak bisa di ajak kompromi.

Kyara mendelik jengah. "kalau mau makan tinggal makan, kan Abang punya istri dua tinggal suruh saja istri mudanya buat masak. Gitu saja kok rame banget. Berisik!" kata Kyara kesal.

"Hei! Lu jadi bini kurang ajar sekali melawan suami. Gue nyuruh lu, bukan Lisa. Jadi lu harus nuruti apa kata suami. Lu gak tahu kalau bisa itu sedang hamil dan tidak boleh kecapean?"

"Tahu bang, aku juga sedang hamil tidak pernah tuh Abang perhatikan. Yang ada Abang selalu nyuruh-nyuruh Kyara buat melakukan ini itu dan terus bekerja mencari uang. Nah, berhubung Kyara sudah bekerja dan sebentar lagi kedai ini akan buka, maslah masak Abang suruh saja istri muda Abang! Kyara capek!" Kyara hendak melengos.

"Lu ya berner-bener bikin gue kesel!" pekik Beni hendak melayangkan tamparan kepada Kyara, tapi dihalangi oleh Bastian berasal dari tadi mendengarkan.

Bastian sunata tajam pria yang ada di hadapannya dan dia memelintirkan tangan Beni lalu mendorongnya. Beni jatuh tersungkur ke belakang.

"Bang!" Lisa segera mendekati Beni dan membantunya untuk berdiri.

"Jangan pernah sekalipun kau nyakitin Kyara! Jika sialan lo itu berani memukulnya, gue tidak akan segan-segan memotong tangan lak nat itu!" Bastian mengacungkan jari telunjuk ke hadapan Beni sebagai tanda peringatan dari dia.

"Siapa sampai segitunya membela istri gue? Lo itu hanya tetangga yang seharusnya dia tidak usah ikut campur dalam urusan rumah tangga kita!"

"Ya, gue emang tetangga kalian, tapi gue tidak akan pernah diam jika ada seorang wanita disakiti di hadapan gue! Lelaki yang hanya bisa mengangkat tangan kepada wanitanya, dia hanyalah pria pecundang yang hanya berani kepada wanita. Lo gak malu sama orang-orang berbuat kekerasan di hadapan mereka? Lo gak mikir kalau lo dilahirkan dari rahim seorang wanita? Seharusnya lo mikir itu Beni cungkring!" sentak Bastian menggeram marah tidak terima Kyara di sentak-sentak dan dikasari.

"Bang, mending kita pergi saja dari sini. Percuma ngomong sama kepala batu seperti mereka, bikin darah tinggi saja," seru Lisa mendelik tajam.

"Pergi sana! Aku tidak butuh manusia seperti kalian berdua! Menyusahkan!" kata Kyara.

"Ck, dasar istri durhaka lu!" seru Beni beranjak pergi dari sana sebab beberapa keluarga sudah berkumpul memperhatikan mereka yang tengah bertengkar.

Terpopuler

Comments

Ulufi Dewi

Ulufi Dewi

cerai aja sih bikin emosi nih kiara bodoh karna cinta makan tuh emang bikin kenyang dan kaya tuh jadi perempuan jangan mau ditindas

2024-11-01

0

Pipit Hannan

Pipit Hannan

bagus kyara, qlo perlu kamu pindah rumah n tinggalin beni 😁

2023-03-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!