Plak ....
"Hei ...." pekik Bastian tercengang melihat seorang wanita di tampar di depan matanya.
Ia yang sudah pergi dari sana tapi kembali lagi ke rumah karena ada yang tertinggal di rumahnya, yaitu dompet. Tapi pas baru saja sampai depan rumah, ia di kejutkan oleh tamparan keras dari tetangga sebelah pas banget dengan motornya yang berhenti.
Bastian langsung turun dan segera mendorong pria itu, "Brengsek, kau itu laki atau bukan, hah? Beraninya sama perempuan. Dia itu istrimu dan tidak seharusnya kau berlaku kasar padanya."
"Apa? Kau marah karena saya menamparnya? Siapa kau yang berani membela dia sedangkan kau itu cuman tetangga saja. Saya tidak kenal kau jadi kau jangan ikut campur tentang rumah tangga saya!" sentak Beni mendorong kembali tubuh Bastian.
Kyara yang terkena tamparan keras dari suaminya mencoba melerai keduanya, "Sudah, Bang. Malu sama tetangga. Ayo kita masuk saja." Kyara menarik tangan Beni mencoba membawanya masuk meski pipinya sedang terasa sakit dan juga merah. Namun, Kyara tidak menghiraukan itu semua karena ia tidak ingin ada keributan di depan rumahnya. Meski ia sadar jika keributan itu tercipta oleh mereka tapi tidak dengan perkelahian dengan tetangga.
"Lepaskan! Lu dan tetangga sialan ini sama saja, sama-sama membuat gue marah-marah. Daripada bersama wanita sial sepertimu mending gue ngadu ayam saja." Sentak Beni menghempaskan tangan Kyara secara kasar dan mendorong tubuh wanita itu, tetapi Bastian segera menangkapnya agar tubuh wanita itu tidak terbentur ke dinding.
"Woi, jangan kasar, dong. Banci lo!" pekik Bastian tetapi Beni hanya mendelik tajam enggan membalas Bastian dan memilih pergi dari sana.
"Terserah gue, ini bukan urusan lo."
Kyara melepaskan rangkulan Bastian, "Bang, jangan ngadu ayam terus, Bang. Kya mohon berhenti main sabung ayam." Kyara berlari mengalami suaminya yang tengah bersiap menaiki motor.
"Minggir, lo itu tidak bisa mengatur hidup gue. Urus saja diri lo sendiri. Gue akan tetap melakukan apa yang gue inginkan selama itu membuat gue senang. Daripada tinggal dengan lo, hidup gue bikin pusing saja." Beni menyalakan motornya dan pergi dari saja dengan menjalankan motor cukup tinggi.
"Bang, Bang Beni!"
Bastian yang ada di sana menghelakan nafas berat. Ia merasa kasihan pada wanita itu karena ternyata kehidupan rumah tangganya tidaklah baik-baik saja. Seandainya malam itu dia tidak pergi setelah malam panas mereka, mungkin saat ini dirinya lah yang akan bertanggungjawab dan menjadi suaminya. Meski pada malam itu ia tidak tahu jika Kyara sudah menikah.
"Percuma lu ngejar pria bajingan itu, sekalipun lu berbuat baik sama dia, dia akan tetap memperlakukan diri lu kasar. Gue harap lu tidak terus-menerus mengharapkan laki-laki ringan tangan itu." Bastian berkata seraya mendekati Kyara yang ada di dekat pagar rumahnya.
Kyara menoleh, "Dan kau juga tidak perlu ikut campur tentang urusanku. Mending kau pergi dari sini!"
"Ya, gue emang mau pergi tanpa lu suruh. Ngapain juga lama-lama dimari. Mending jalan-jalan bersama sang kekasih," balas Bastian melengos pergi meski hatinya ikut sakit merasakan apa yang Kyara rasakan.
Dan Kyara kembali masuk ke dalam rumah. Ia cepat-cepat menutup pintunya, tetapi dia juga masih berada di dekat pintu masuk. Kyara menyenderkan tubuhnya ke pintu dan merosot ke lantai memeluk kedua lututnya. Tak di pungkiri ia merasakan sakit hati, capek pikiran, dan juga sakit badan karena suaminya selalu memperlakukan dia tidak baik. Kyara menelusukan wajahnya ke lipatan tangan dan terisak-isak.
"Hiks hiks hiks, kenapa ini terjadi padaku? Apa salah jika aku mencintai Bang Beni dan mencoba mempertahankan pernikahan kita? Tapi kenapa malah begini jadinya? Ya Tuhan, aku ingin bahagia bersama orang yang ku cinta."
Sedangkan di luaran sana, Bastian masih belum pergi, ia ingin memastikan dulu apa wanita itu baik-baik saja atau tidak. Rupanya Bastian sedang ada di depan pintu dan mendengar tangisan Kyara yang begitu menyayat hatinya.
Bastian terpejam mengepalkan tangannya. " Kyara, sekalipun kau adalah istri tetangga, jika begini caranya jangan salahkan aku merebut mu dari suamimu. Akan gue pastikan jika kau berpisah dengan orang seperti Beni itu."
Untuk sesaat, Bastian duduk di kursi yang ada di depan rumahnya Kyara. Dia kembali teringat pada malam itu, malam setelah mereka menghabiskan malam hangat secara tidak sengaja.
FLASHBACK
Keesokan harinya, Bastian mulai tersadar dari tidur nyenyak nya. Matanya perlahan terbuka menyesuaikan cahaya yang mulai masuk ke netra matanya. Namun, tubuhnya terasa berat merasa ada yang membebani di bagian tubuhnya.
Bastian menengok ke samping, dan seketika matanya terbelalak menyadari ada orang lain di sampingnya. "Apa yang terjadi padaku?" gumam Bastian sembari menjauhkan wajahnya.
Dia memperhatikan tubuh mereka, "Sial, gue udah lepas bujang. Pecah air ketuban pun sudah. Tapi siapa wanita ini?" dan Bastian beralih menatap wanita di sampingnya.
Meskipun sedang tertidur pulas, wajah wanita yang sudah berhasil ia tiduri terlihat sangat cantik. Bulu mata lentik, wajah berisi, bibir tipis, hidung mancung sangat betah di pandang mata.
"Dia sangat cantik." Lalu Bastian perlahan melepaskan tangan wanita itu yang sedang memeluk perutnya. Dan perlahan ia turun dari ranjang lalu mengambil pakaian yang berserakan di sembarang tempat dan mengenakannya.
Saat sedang mengancingkan baju, ponselnya berdering dan yang memanggil adalah neneknya.
"Halo, Mak." Pria ke bule-bule'an itu selalu memanggil neneknya sebutan Emak.
"Lu di mana? Buruan balik sebelum jatah bulanan lu Oma potong!"
Tut ....
"Dan lagi-lagi itu yang selalu Emak gue sebut, jatah jajan gue per bulan bakalan di potong." Bastian mendengus kesal, ia kembali mendekati wanita yang sudah berhasil ia sentuh.
"Tapi, lu malah bilang gue Bang Beni suamimu." Bastian terus menatap wajah cantik wanita yang masih terlelap dalam tidurnya. Tangannya terulur mengusap lembut pipi putih mulus tanpa jerawat itu.
"Jika suatu hari nanti benih gue bersemayam, gue janji, gue akan merebut mu dari suamimu. Karena di saat penyatuan itu tiba, itu artinya lu adalah jodoh gua." Lalu Bastian berdiri dan menghelakan nafas panjang. Sebenarnya ia enggan meninggalkan wanita itu sendirian, tetapi dia tidak mungkin di sini saat neneknya terus menyuruh dia pulang.
"Kyara, istri tetangga.
FLASHBACK END
"Dan sekarang sikap suami lo jahat, itu artinya jangan salahkan gue jika nanti gue bertindak merebut lu dari laki lu. Apalagi melihat perlakuan laki lu yang kasar itu membuat gue makin yakin untuk menjerat lu ke dalam lautan cinta yang gue miliki, Kyara. Gue janji itu."
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments