Kyara tentu kaget ada suara mengaduh di sampingnya. Dia yang ingin tahu menoleh seraya mendongak. Alangkah kagetnya kala melihat tetangga rempong ada di sana tak jauh dari tempat dia berada.
"Kau!"
"Kau tidak lihat ada orang disini, hah? Lempar batu kok sembarangan saja." Bastian menggerutu kesal sambil mengusap kepalanya yang terkena batu.
Kyara beranjak berdiri lalu menghapus kasar air mata di pipinya, dan bertolak pinggang. "Heh! Lo pikir gue tahu ada lo di mari, hah? Kagak! Lagian siapa suruh kau ada di sini? Jadinya si batu melayang tak tentu arah."
"Helo, gue dimari karena gue lihat lo lari kesini. Ya, jadinya gue pikir lo akan bunuh diri. Eh tak tahunya cuman teriak menangis doang. Aakkhhh Abang, kamu jahat sama aku hiks hiks." Bastian menirukan gaya Kyara menangis dan meraung-raung. "Cengeng lu."
"Mau buruh diri ataupun tidak bukan urusanmu. Mau cengeng ataupun tidak tidak ada sangkut pautnya dengan dirimu. Lo itu bila ... bla ... bla ..." Kyara mengoceh bawel.
Bastian menatap intens wanita yang tengah banyak bicara ini. "Setidaknya ini bisa bantu lo agar tidak bersedih lagi, Kyara. Gue tidak tega melihatmu menangis seperti tadi. Gue janji, tidak akan ada air mata kesedihan turun lagi dari mata indah Lo. Mulai saat ini, gue akan terang-terangan mendekati lo setelah kejadian itu."
Kyara berhenti ngoceh dengan nafas memburu.
"Sudah kenyang ngomelnya? Sudah lebih baik daripada tadi?" tanya Bastian terdengar lembut dan juga khawatir.
Kyara tertegun dan kembali teringat kejadian tadi yang membuatnya terasa sesak di dada.
"Pasti kau mendengarkan pertengkaran ku dan Bang Beni?"
"Suara kalian keras dan juga kita bersebelahan. Pastinya kedengeran. Aku tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya, cuman aku lihat lu lari keluar rumah dalam keadaan menangis dan di malam hari pula. Itu yang membuat aku mengkhawatirkan dirimu."
"Kau memang kepo dalam urusan orang. Tapi, bicaramu juga aneh, kadang lu, kadang aku, kadang gue, kadang kamu." Kyara tahu pasti tetangga yang satu ini. Sekalipun dia cowok, pastinya kepo dalam urusan tetangga. Malah banyak yang menyebut bule kampung ini tetangga kepo.
"Terserah gue lah nona tetangga bawel. Mau gue bilang apapun ini mulut gue, bukan mulut lu. Mending sekarang ku balik rumah, gak baik perempuan sendirian di luar." Sekalipun bicaranya Bastian gaul dan kadang suka pesta, tapi Bastian memiliki jiwa sosial yang tinggi dan kepeduliannya terhadap orang sekitar cukup tinggi.
"Gue tidak mau pulang, males ada Bang Beni dan istri keduanya. Pasti lo juga udah dengar 'kan pertengkaran kita. Lo kan kepo." Kyara lebih baik daripada tadi. Dia lebih bisa mengontrol tangisnya meski masih ada segukan sisa tadi.
"Ya gue denger sih, tapi mau gimana lagi? Lo itu perempuan, jadi pastinya lo harus balik ke rumah. Atau mau balik ke rumah gue?"
Kyara menoleh, "kagak! Enak saja pulang ke rumah lo yang hanya ada lo seorang, apa kata tetangga nanti?"
"Di rumah ada Emak gue, lo aman kok. Ya, itu pun kalau lo nggak mau ketemu dulu sama pria itu dan bininya. Gue hanya menawarkan tanpa memaksa. Mau ayo, gak mau juga kagak masalah, gak akan rugi bagi gue mah." Bukan tanpa alasan Bastian menawarkan kyara pulang ke rumahnya. Dia tahu, pasti berat rasanya menjadi Kyara saat harus menerima istri kedua di dalam rumahnya. Maka dari itu, Bastian menawarkan ketenangan untu Kyara di rumahnya.
"Cuman gue kasihan sama lo kalau lo balik dulu ke sana. Dan gue juga yakin jika suami lo dan istri barunya pasti saat ini tengah berduaan di dalam kamar. Daripada lo terus menangis seorang diri terpuruk di pojokan, mending kamu menginap di rumah gue dan ngobrol bersama emak gue," sambung Bastian kembali meyakinkan Kyara untuk ikut dulu dengannya.
"Oma Mia ada di sini?" tanya Kyara mulai tertarik jika ada Oma Mia. Bastian mengangguk. Kyara diam sejenak, hingga akhirnya ia mengangguk mengikuti tawaran Bastian.
"Baiklah, gue nginap di rumah lo saja, tapi lo tidak bohong kan kalau ada Oma Mia di sana?"
"Yaelah, Gak percaya amat sama gue. Gue berani bersumpah ada emak di rumah. Ah lama, banyak mikirnya." Tiba-tiba saja Bastian membopong tubuh Kyara dan membawanya pulang.
Kyara memekik terkejut, "Bastian! Turunin gue!"
"Kagak! Kalau gue turunin lo pasti lama. Ini udah malam dan gak baik buat kesehatan lo." Bastian kekeh dengan keinginannya untuk membopong Kyara ala bridal style.
*****
Saat sudah sampai depan rumah, barulah Kyara Bastian turunkan. "Nah, udah sampai."
"Iishh lo nyebelin rempong."
"Bodo amat, yang penting gue kangennya." Bastian tersenyum usil seraya menaik menurunkan kedua alisnya. Kyara mencebik. Namun, ia penasaran dengan apa yang sedang dilakukan suami dan istri keduanya.
Kyara malah berbelok dulu ke rumahnya memastikan di dalam.
"Hei! Katanya mau nginep di rumah gue kok malah ke situ?"
"Mau cari tahu dulu kegiatan mereka." Kyara pun masuk dan perlahan membuka pintunya. Dia memperhatikan keadaan rumah yang terasa sakit. Namun, karena rasa penasarannya, Kyara mendekati kamar yang di dekat kamar dia.
Samar-samar Kyara mendengar suara de*sa*han dari dalam sana.
"*Ah sayang, lebih dalam lagi!"
"Iya, sayang. Aku juga lagi berusaha menekan kuat milikku agar lebih dalam. Ah*."
Kyara langsung menutup kedua telinganya dan memejamkan mata. Dadanya merasa sesak dan ia tidak ingin mendengar suara itu. Lalu, Kyara berlari keluar menghampiri Bastian yang lagi.
"Lo kenapa?"
"Gue nginep di sini. Gue gak mau denger suara mesra mereka. Ini terlalu menyakitkan buat gue, Bastian." Kyara menatap mata Bastian dan ia kembali menangis.
Bastian menghela nafas panjang. Dia menghapus air matanya Kyara. "Jangan pernah lo tangisi pria brengsek seperti dia! Dia tidak pantas tangisi seperti ini, sekalipun dia suami lo, lo tidak boleh menangis hanya karena tindakan yang dia lakukan! Lo harus kuat, lo harus yakin kalau kalau mampu melewati segala macam ujian ini, dan lo harus buktikan jika lo bukan wanita lemah. Gue akan ada di belakang lo dan mendukung Apa yang akan kau lakukan."
Kyara semakin di buat bersedih karena merasa di perhatikan dan ada orang yang begitu terlihat peduli padanya, pada keadaannya. "Bastian, gue tidak tahu harus bagaimana lagi."
"Tidak perlu tidak tahu, ada gue yang akan membahagiakan lo."
"Maksudnya?"
"Gue akan jadi pacar lo dan akan selalu ada di sisi lo buat menghibur diri lo. So, mulai hari ini kita pacaran!" tutur Bastian membuat Kyara tercengang.
"Apa?! Pacaran? Kau gila!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Carloz Loco
hajar terus bastian aku mendukung lho
2025-02-23
0
LAILATUN NI'MAH
aduh maksa amat🤣🤣🤣
2023-10-24
1