Kedai Soto
Semakin siang, kedai milik Kyara semakin ramai di kunjungi para pembeli. Soto buatan Kyara sudah tidak di ragukan lagi, dari rasa dan penyajiannya sangatlah enak dan rapi. Banyak orang yang menyukai soto buatan Kyara.
Seperti yang terjadi hari ini, Kyara sampai kewalahan melayani pembeli. Untungnya ada anak tetangga sekitar 16 tahun mau membantunya. Tapi bukan berarti Kyara hanya menggunakan jasanya saja, tapi Kyara juga memberikan upah untuk gadis manis itu.
"Maya, tolong berikan ini ke Bu Yuyun dan Bu Rumi, ya." Pinta Kyara kepada Maya. Dia menyerahkan nampan berisi dua mangkuk berisi soto.
"Iya, Teh." Balas Maya sambil mengambil makanan nampannya kemudian memberikannya ke meja yang ada di depan.
"Eh kalian tahu tidak, aku tadi melihat suaminya Kyara jalan sama perempuan. Wanitanya cantik sekali dan juga sangat sexy."
"Ah, masa sih jeng Emi? Mungkin salah lihat kali. Mana mungkin suaminya Kyara selingkuh."
"Saya beneran, Bu. Mereka begitu mesra saat menaiki motornya. Si wanita memeluk erat suaminya Kyara dan mereka terlihat bahagia sekali. Aku malah kasihan kepada Kyara, cantik, baik, dan istri Sholehah malah di khianati*."
Pembicaraan dua wanita yang ada di pojok terdengar oleh telinga Kyara. Kupingnya terasa panas saat mereka menyebut suaminya. Rasa penasaran pun hinggap di hatinya dan ia mendekati meja itu.
"Permisi Bu, maaf mau tanya. Apa benar tadi ibu melihat suami saya jalan dengan wanita lain?" tanya Kyara begitu ramah dan langsung kepada intinya saja.
Kedua ibu-ibu itu saling lirik dan mereka menjadi tidak enak hati kepada Kyara. Seakan mengerti, Kyara kembali berkata.
"Tidak apa-apa, ibu bilang saja apa yang ibu lihat. Aku tidak akan marah kok, hanya saja rasa penasaran ku begitu besar." Kyara masih setia berdiri di sana dan ingin mendengarkan.
"Begini, tadi saya sedang belanja ke supermarket. Kebetulan dijalan tidak sengaja melihat Beni berboncengan dengan seorang wanita. Saya kira itu kamu, eh pas kelihatan dekat ternyata bukan kamu. Wanitanya tinggi, putih, rambutnya sebahu, terus pakaian cukup rapi seperti pekerja pabrik.
"Perempuan? Pekerja pabrik? Apa ibu yakin itu suami saya?" kata Kyara.
"Yakin, itu memang suami kamu."
Kyara diam memikirkan perkataan tetangganya. Dia merasa tidak percaya, tapi juga bingung atas kesaksian tetangganya. "Apa benar kalau bang Beni selingkuh dari ku? Tapi tidak mungkin terjadi. Bang Beni bilang tidak mungkin suka sama cewek lain selain aku."
"Makasih ya Bu atas informasi. Silahkan makan!" Lalu, Kyara kembali bekerja. Ia tidak mempercayainya, tapi ia penasaran juga atas kabar yang barusan ia dengar.
"Hei tetangga, beli soto dong." Ujar salah satu pria tetangga rumah Kyara.
"Berapa bungkus?" kata Kyara dingin.
"Hmmm satu bungkus sajalah, gue kan seorang diri." Pria itu berdiri menunggu Kyara membuatkan pesanannya.
"Ok," balasnya sambil membungkus soto. Lalu, Kyara memberikannya.
"Ini," ucap Kyara lagi setelah selesai membungkusnya. Pria itu juga memberikannya.
"Thanks, ya sayang." Dan pergi dari sana setelah mengerlingkan matanya.
"Dasar Playboy e'dan." Kyara mencebik tidak suka pada pria yang sering kali menggodanya.
Tiba-tiba motor Beni berhenti di depan warung soto. Beni memarkirnya dan ia membawa ayam jago merah seraya melangkah mendekati Kyara.
"Kya, gue minta duit dong," ujar Beni menghampiri Kyara sambil mengulurkan tangannya ke hadapan Kyara.
"Uang lagi? Untuk apa, Bang? Tadi pagi Abang udah minta, abang ambil seratus ribu. Siang tadi Abang minta lagi dan aku kasih juga, sekarang site minta lagi? Untuk apa? Itu lagi, ngapain bawa ayam segala?" Kyara tidak habis pikir pada suaminya yang setiap hari selalu meminta uang dan pastinya sehari tiga kali minta, seperti hendak minum obat saja.
"Jangan banyak tanya deh, Kya. Buruan minta uang! Gue itu laki lu, jadi lu harus nurut sama gue! Bagi duitnya!"
"Untuk apa dulu, Bang?"
"Kyara!" sentak Beni marah karena istrinya banyak tanya. "Lu jadi bini bawel banget deh, gue minta duit bukan minta ceramah." Saking kesalnya, Beni menggeledah laci meja tempat penyimpanan uang.
"Bang jangan diambil! Itu yang buat belanja besok." Kyara mencegah suaminya.
"Gue tidak peduli!" Tenaga Beni begitu besar sehingga tidak bisa Kyara hentikan. Beni juga mendorong tubuh Kyara setelah mendapatkan uang sebesar empat ratus ribu.
Beni tersenyum sambil mencium uangnya. "Gue pinjem dulu, kalau gue menang gue ganti uangnya!" Beni menepuk-tepuk pundak Kyara dan pergi lagi.
"Bang," lirih Kyara mencium bau parfum wanita dari tubuh suaminya.
*****
"Ini uangnya, gue taruhan dua ratus ribu dan gue yakin ayam gue bakalan menang." Veni memberikan uang ke panitia pelaksana sabung ayam.
"Ok, kita lihat ayam lo jago atau tidak."
"Pastinya jago lah. Si jago gitu loh."
Dan giliran ayam milik Beni bertarung.
Mereka semua bersorak menyemangati jagoannya masing-masing.
"Ayo go, semangat!" pekik Beni mendukung penuh ayam kesayangannya. Namun, setelah beberapa lama bertarung, ayam Beni malah kalah. "Sialan, ayam gue malah kalah."
"Apa gue bilang, ayam gue gak ada tandingannya," ucap rekan Beni girang seraya mengambil ayam kesayangannya.
"Ck, suatu hari nanti gue pasti ngalahin ayam lo."
*****
"Gara-gara kalah gue harus kehilangan uang empat ratus ribu. Lo sih, go. Jadi ayam gak guna banget." Beni menyalahkan ayamnya dan menyentil jawer ayam.
"Hai," sapa seseorang.
Beni melihat ke depan. "Lisa, kau di sini?"
"Iya dong, kan aku mau ketemu kamu. Kita jalan yuk?" ajak Lisa tersenyum seraya merangkul lengan Beni.
"Tapi ayamnya gimana?"
"Kamu titipin dulu sama mereka." Lisa mengambil ayamnya dan Lisa menitipkan dulu ayam itu ke temannya Beni. Lalu Lisa kembali lagi
"Nah, bereskan? Ayo."
"Ok. Kita jalan."
*****
Kyara sudah menutup kedainya. Dia membereskan semuanya seorang diri, dan Kyara berencana untuk belanja ke tempat langganannya. Kyara mengeluarkan motor matic nya dan segera berangkat.
Sampai ia mau pulang lagi setelah berbelanja hingga petang. Sepanjang jalan Kyara fokus pada jalan hingga pandangannya tertuju pada sosok pria yang ia kenal. "Loh, itu kan bang Beni. Dengan siapa dia?"
Beni tidak melihat Kyara dikarenakan tengah bercanda dengan Lisa. Kyara penasaran, dia pun mengikutinya kemana Beni pergi.
Namun, hal yang membuat Kyara bingung ialah, Beni dan wanita itu beranjak ke tempat hiburan malam.
"Mereka mau kemana?" gumam Kyara sudah merasakan sesak di dada melihat kemesraan suaminya dengan wanita lain. Karena rasa penasaran yang tinggi, Kyara terus mengikutinya sampai mereka tiba di suatu tempat hiburan.
Lisa dan Beni masuk kedalam saling bergandengan mesra.
Deg.
"Diskotikkk!" gumam Kyara terkejut seraya memarkirkan motornya ingin tahu apa yang akan terjadi.
Kyara segera masuk dan ia mencari sosok suaminya. Alangkah kagetnya melihat sang suami tengah menari bersama dan berpangut mesra dibawah gemerlap lampu kerlap-kerlip remang-remang.
"Bang Beni!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Mommy QieS
sekuntum gift 🌹 n vote sudah mendarat ya, Kak!
2023-04-17
0
Mommy QieS
ya Allah 😭😭
2023-04-17
0
Mommy QieS
ya Allah ingin rasanya aku jitak si Beni pakai teflon
2023-04-17
0