BAB 6.

Satu bulan telah berlalu.

Dentuman musik DJ mengalun merdu terasa indah di telinga para pria yang sedang menikmati pesta di salah satu rumah kawan sepermainannya.

Minuman bersoda berdiri bebas di atas meja, makanan ringan pun berserakan dimana-mana dan terlihat sekali tempat tersebut sangat berantakan. Beberapa pasangan pria dan dan wanita saling bercumbu bertukar saliva tanpa memperdulikan sekitar mereka.

Pemilik rumah yang notabennya seorang playboy membiarkan mereka bertindak sesuka hatinya tanpa peduli apa yang akan mereka lakukan.

"Ayo bro, tambahkan lagi minumnya. Kita berpesta sampai pagi." pinta seorang pria tampan berambut berantakan dengan ciri khas tahu lalat di pipi kiri, bermata hazel dengan alis terukir rapi, rahang berbewok tipis serta kalung panjang berbandul kunci di lehernya yang sering ia gunakan.

Pria itu menyodorkan gelasnya kepada salah satu teman yang sedang memangku wanita sewaannya seraya tersenyum tipis. "Tuangkan lagi, bro."

"Bastian, kau bisa ambil sendiri minuman itu. Tidak lihatkah jika saya ini sedang sibuk dengan wanita cantik dan sexy ini?" ujar pria berwajah manis dengan tahi lalat di dekat hidung sebagai pemanis wajahnya dan juga memiliki bulu-bulu tipis di rahangnya. Sembari tangan mengusap lembut paha si wanita yang ada di pangkuannya dengan nakal.

"Ck, kau memang playboy Casanova, Jayden. Tidak bisakah sehari saja tidak main kuda-kudaan bareng wanita sewaan kau ini." Pria bernama Bastian itu mencebik seraya menyimpan gelas minuman ke atas meja.

"Ayolah Bastian, kau juga playboy suka gonta ganti wanita melebihi diriku malah. Kau satu bulan sekali ganti pacar, itu pacar atau kuota perbulan?" Jayden membalas ucapan Bastian sambil tangan nakalnya menyentuh benda kenyal wanita sewaannya.

"Ssttt ahh Jayden sayang." wanita itu melenguh menikmati sentuhan nakal pria berwajah manis.

"Emangnya handphone pake di isi kuota. Gue memang playboy tapi gue bukan Casablanca seperti lo." Bastian melempar bekas kacang yang ia buka pada wajah sahabat seperjuangannya.

Jayden mengerutkan keningnya. "Casanova, onta, bukan Casablanca. Casablanca itu yang nyanyian denyut jantung ku berdebar." Jayden masih saja membalas guyonan Bastian meski dirinya tengah menahan geli saat wanita di pangkuannya meraba dadanya. Matanya pun merem melek di kala pinggul wanita itu bergoyang di atas pahanya.

"Nah itu lo tahu. Masih mending gue playboy perjaka daripada lo playboy perjaka rasa duda."

"Tapi bohong, gue sudah lepas perjaka satu bulan yang lalu." Bastian masih belum berkata jujur mengenai kejadian malam itu. Malam panas yang sudah berhasil membuatnya melayang tinggi dan tidak bisa melupakan wanita itu.

Jayden memicingkan mata mengerutkan dahinya memikirkan ucapan Bastian. "Mana ada perjaka rasa duda? Kalau duda rasa perjaka baru ada."

"Ada lah. Buktinya lo perjaka rasa duda. Belum kawin eh belum nikah tapi burung kutilang lo sudah mematuk berbagai sarang burung. Apalagi kalau bukan duda yang sering keluar masuk lubang bininya." Bastian dengan santai mengatai sahabatnya sambil mengunyah kacang lalu sesekali meminum big kola.

"Sialan lo onta." Jayden melempar kacang pada Bastian. Lalu menurunkan wanita yang ada di atas pangkuannya ke samping dia. "Eh, tapi kau benar juga. Gue emang bujang tapi gue udah rasain nikmatnya lubang surgawi."

"Ck, dasar cu*pang lu."

"Sayang kenapa kau malah menurunkan ku di saat honry gini? Ayo kita lanjut di dalam kamar." Wanita sewaan Jayden protes sebab pria itu mengacaukan gairahnya di saat rasa panas ingin di puaskan sudah menghampirinya.

Jayden dan Bastian melirik dia lalu Bastian berkata. "Lanjutkan sana! Buang kecebong kau secara percuma agar kau puas. Tuh wajahnya sudah bergairah begitu," ledek Bastian.

"Ishh, kau ini bisanya cuman ngomel doang. Apa kau tidak ingin merasakan berbagi peluh? Gue tidak yakin jika kau masih perjaka?" Jayden meragukan Bastian dalam soal hubungan asmaranya yang tidak seperti dirinya.

"Ck, kau ini meragukan gue? Gue mah ogah celup sana celup sini, nanti kalau wanita itu penyakitan bagaimana? Ihhh seram." Bastian memiliki prinsip untuk tidak berhubungan sebelum menikah. Meskipun dirinya nakal suka mabuk, playboy, tapi soal satu ini dia di jamin ORI. Tapi itu dulu sebelum berhasil tergoda oleh satu wanita. Tapi hanya dengan wanita itu saja Bastian melakukannya.

Jayden terdiam sampai suara kegaduhan terdengar di luar rumah. Berhubung ini masih jam 9 malam, jadi masih banyak yang belum tidur.

Braanggg... breeeng... broooong....

"Suara apaan tuh rame bener? Macam peralatan rumah tangga di banting-banting." Bastian penasaran pada tetangga rumahnya yang baru saja pindah ke perumahan tempat dia tinggal. Tapi Bastian belum tahu rupa istri tetangganya. Hanya rupa prianya saja yang ia ketahui.

Jayden mengangkat bahunya tidak tahu. Dia kembali melanjutkan kegiatannya bersama wanita itu.

"Dasar maniak se*ks. Enggak lo, kagak yang lainnya sama-sama bernafsu gede." Umpat Bastian melemparkan kacang ke Jayden. Pria itu tidak membalas malah asyik bercumbu mesra saling bertukar saliva dengan tangan menggenggam apa saja.

Bastian memperhatikan orang-orang di dalam rumahnya tengah asyik bersama setiap pasangan. Dia berdecak sebal lalu berdiri melangkah keluar ingin mendengar keributan tetangga baru satu hari tinggal menjadi tetangga rumahnya.

"Lu bisa diam kagak sih, hah? Gue baru pulang bukannya di sambut baik-baik malah banyak pertanyaan dari mana? Dengan siapa? Habis apa? Ini bukan urusan lu, Kyara. Terserah gua mau darimanapun ini urusan gua."

Terdengar sentakan seorang pria pada seseorang. Bastian yang menyenderkan bagian tubuh kanannya ke tembok tertegun mendengar nama yang di sebut, "Kyara?" ujarnya sembari melipatkan kedua tangannya di dada. Jiwa keponya meronta-ronta ingin tahu apa yang terjadi di sebelah.

"Aku berhak tahu kemana Abang pergi sampai pulang malam dalam keadaan mabuk begini? Aku istri Abang jadi aku berhak tahu apa yang Abang lakukan di luaran sana."

"Elu emang bini gua, tapi gua muak dengan pernikahan ini. Kalau bukan karena anak yang lo kandung, gua tidak akan pernah mau mempertahankan lo!"

Bastian mengintip dari balik tembok. Dia melihat bayangan pria sedang mencengkram rahang istrinya lalu menghempaskannya sampai wanita itu tersungkur.

"Kasar bener jadi orang," ucap Bastian.

"Kenapa Abang jadi begini? Hiks hiks. Bisakah kau berhenti berjudi, mabuk-mabukan, dan tidak keluar malam lagi."

"Jangan mengaturku!" sentak nya.

"Mereka mempermasalahkan apa sih? Rame bener?" gumam Bastian kepo tidak mengerti akar permasalahan yang sedang terjadi di antara pertengkaran tetangga sebelah.

"Woy onta, kau ngapain nemplok di dinding macam cicak? Lagi nguping lu?" ujar Jayden keluar dalam keadaan berantakan tanpa mengenakan kemejanya.

"Berisik lu cu*pang. Gue lagi kepo urusan tetangga sebelah." Bastian kesal kegiatannya di ganggu.

Jayden mendekati Bastian. Dia juga berdiri dekat tembok sambil memasang telinga. "Mana? Kagak ada berantemnya?"

"Ada, lu dengar saja sendiri." Keduanya pun mencoba mendengarkan pertengkaran tetangga.

"Sudahlah, daripada tiap hari dengerin lu ngoceh mending gue pergi main kartu remi di pos sana."

"Bang, jangan main judi lagi dan jangan pergi lagi." Kyara mencegah suaminya keluar rumah. Namun suaminya mendorong tubuh wanita itu sampai mundur dan membanting pintu.

Blug ....

"Alamaakkk ...."

Kyara yang terisak mendengar suara di balik tembok. Dia menghapus air matanya lalu mendekatinya dan naik ke atas bangku.

"Kalian nguping, hah?"

"Eh ...."

Terpopuler

Comments

Al Fatih

Al Fatih

wah,, kayaknya anaknya Bastian tuh

2023-10-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!