BAB 15

"Mak, Mak ngapain sih lagi datang ke sini segala? Bastian baik-baik saja, Bastian sehat walafiat, tidak melakukan hal yang aneh-aneh, dan pastinya dalam keadaan yang juga terlihat baik," ujar Bastian seraya menghempaskan tubuhnya ke atas sofa. Kalau Om Mami yang berada di sana dia tidak bebas melakukan hal apapun bersama teman-temannya di rumah itu.

Pastinya, kalau ada asang nenek di sana, segala macam kegiatan yang ia lakukan pasti harus ada campur tangan neneknya dulu dan harus ada izin dari dia.

"Napa lu? Gak boleh Oma datang ke sini? Ini kan rumah Oma juga, jadi Oma berhak datang kapan pun ke sini dan Oma juga berhak memantau pergerakan kamu. Oma tahu kau itu baik-baik saja, tapi Oma tidak yakin jika otakmu baik-baik saja. Pasti di sini kau suka mabuk-mabukan, suka mengadakan pesta d sini? Iya, 'kan?" Oma Mia memicingkan mata tajam.

Bastian memalingkan wajahnya enggan membalas tatapan sang Oma yang menusuk itu. "Ti-tidak, Bastian tidak melakukan itu."

"Jangan bohong lu sama Oma!" pekik Oma Mia berdiri di hadapan Bastian seraya melototkan matanya.

"O-oma, hehehe, Tian hanya minum saja." Bastian mengakuinya dan ia mengangkat kedua tangannya meminta ampun agar Omanya tidak ngamuk.

"Sontoloyo, bocah semprul. Udah Oma bilang jangan banyak minum, tidak baik buat kesehatan." Oma Mia mengomel dari A sampai Z menasehati cucu satu-satunya.

Bastian mengorek kupingnya hingga suara pertengkaran sayup-sayup ia dengar. "Mak, Emak berhenti dulu deh ngomelnya! Ada orang bertengkar!"

"Halah, Oma gak percaya, itu mah pasti akalan kau saja untuk menghindari omelan dari Oma." Oma Mia tidak percaya dikarenakan Bastian suka ngibulinnya.

"Kali ini Tian serius, Mak. Diam dulu deh!" Bastian berdiri dan ia segera beranjak ke luar rumah dan mendengarkan pertengkaran tetangga sebelah.

"Nah kan, kau itu bohongin Oma." Oma Mia mengejar langkah Bastian untuk memberikan pelajaran pada cucunya. Pas mau ngomel, ia juga mendengar sentakan seorang pria.

"Ssst diam dulu, Oma!"

"Iya, ini juga lagi diam kok." Keduanya mendengarkan percekcokan antara Beni, Kyara, dan Lisa.

"*Lisa memang hamil anak Abang, Kyara. Itulah sebabnya Abang menikahi dia atas rasa tanggung jawab yang Abang lakukan kepadanya."

"Kenapa, kenapa Abang tega lakukan ini pada Kya? Kenapa, Bang? Apa selama ini aku kurang baik menjadi istri Abang? Apa selama ini aku tidak nurut sama Abang? Apa selama ini semua pengorbanan yang dia lakukan untuk abang kurang? Mungkin, untuk penampilan Kya bisa merubahnya, Bang. Tapi untuk perasaan bagaimana, hah?"

"Kyara, dengerin Abang, Abang tahu salah, tapi Abang juga akan semakin merasa bersalah ketika Abang tidak mempertanggungjawabkan Apa yang Abang perbuat kepada Lisa. Maka dari itu Abang mohon sama lu untuk terima kenyataan ini dan terima Lisa di sini. Ok, untuk semuanya Abang minta maaf, tapi Yang namanya perasaan, Yang namanya Cinta tidak bisa dihindari. Abang cinta Lisa, Abang juga cinta lu, Kyara*."

"Busyettt, maruk amat jadi laki. Bisa-bisanya dia cinta sama dua wanita sekaligus dan bisa-bisanya si tubuh cungkring krempeng itu menyakiti Kyara."

"Sssttt diam dulu napa, bule kampung! Dengerin dulu baru komentar." Oma Mia makin penasaran dan ia terus menempelkan telinganya ke dinding pembatas.

Bastian mencebik.

"*Cinta, cinta Abang bilang? Kalau cinta tidak akan pernah menyakiti sedalam ini. Kalau cinta tidak akan melakukan pengkhianatan seperti ini. Cinta yang Abang miliki untuk Lisa salah, salah besar!"

"Bilang setuju aja kok repot sih. Aku dan Bang Beni memang saling mencintai, itu sebabnya kami menikah dan punya anak. Asal kau tahu, sebelum Bang Beni menikah denganmu Bang Beni itu pacarku dan kami sempat putus. Tapi kami pertemukan kembali dan ternyata Tuhan mempersatukan kita lagi*."

Kyara semakin di buat hancur. Jadi mereka berdua cinta lama bersemi kembali. Pantas saja Beni mudah jatuh cinta lagi karena ternyata cinta lama belum kelar.

"*Ck, kalian berdua sama-sama tidak memiliki perasaan, kalian berdua kurang ajar! Kau Lisa, perempuan tidak tahu malu sudah berani merebut suami orang dan hadir dalam rumah tangga kami!"

"Aku tidak peduli karena aku cinta Bang Beni!"

"Kyara, jangan lagi dipermasalahkan karena sampai kapanpun lu dan Lisa istri Abang*." Dan Beni menarik tangan Lisa masuk ke salah satu kamar yang berjejer saling bersebelahan.

"Ya Tuhan, kasihan sekali tetanggamu ini. Sudah di khianati, di poligami lagi. Kok ada ya pria bilang cinta sama wanita lain dihadapan istrinya?" ujar Oma Mia tidak habis pikir pada pria itu.

"Ya adalah, Mak. Namanya juga kerayu setan pasti bilang apapun lah. Sama seperti Bastian yang juga kerayu seta sampai ti ..." Tiba-tiba Bastian memberhentikan ucapannya Di saat dia baru tersadar yang hampir saja keceplosan.

"Alamak, hampir saja aku keceplosan bilang tidur dengan wanita. Bisa-bisa aku di amuk emak-emak ini. Bodoh." Bastian sampai memukul pelan bibirnya menyalahkan si bibir sebab tidak bisa diajak kompromi begitu saja

"Ti apa? Kau mau bicara apa tadi? Coba lanjutkan hah?" cerca Oma Mia memicingkan mata curiga.

"Eh, enggak ada apa-apa, Mak. Maksud Tian itu, Dian juga pernah ke rayu setan untuk meminum minuman, begitu."

"Itu mah lu nya saja yang doyan mabuk-mabukkan, Onta." sergah Oma Mia mendelik kesal.

"Hehehe gitu ya, Mak."

"Ck. Eh, eh!" Oma Mia melihat Kyara berlari ke luar rumah.

"Ada apa?"

"Itu, tetangga kamu lari sebelah situ. Oma takut dia melakukan tindakan di luar dugaan. Coba kau susul dan selamatkan!" titah Oma Mia mendorong bahu Bastian untuk mengejar Kyara.

"Oma serius si bawel itu lari ke luar?" tanya Bastian memastikan lagi. Kadang, Bastian suka manggil emak, atau Oma. Itu sesuka hatinya saja.

"Oma seriusan Onta! Buruan kejar! Oma jadi khawatir."

"Iya, iya, Tian kejar si bawel dulu." Bastian langsung lari mengejarnya. Namun, ia kembali lagi. "Emak!"

"Apa, Onta? Buruan kejar!"

"Larinya kemana?"

"Ck, ke arah Utara!"

"Aduhh, itu mah ke arah sungai."

"Makanya buruan kejar!"

"Siap komandan!" Dan Bastian kembali berlari mengejar Kyara.

*****

Dalam keheningan malam nan sunyi, Kyara berlari ke mana langkah kaki membawanya. Dia ingin berteriak sekencang-kencangnya dan menangis meraung. Dengan derai air mata terus membasahi wajahnya, Kyara berlari ke arah sungai ingin menenangkan diri untuk beberapa saat.

"Aaakhkkhhhh...." jerit Kyara kala ia tiba di dekat sungai yang airnya mengalir deras. Dia terduduk menumpukan kedua lututnya dan menangis sekencang kencangnya.

"Kamu jahat, Bang! Kamu jahaaat! Aakhhhh!!!" pekiknya sambil mengambil batu dan ia lemparkan kesamping.

Tuk.

"Aduh! Woy kira-kira dong kalau mau lempar batu!"

Kyara terhenyak dan ia menoleh. "Kau!"

Terpopuler

Comments

Carloz Loco

Carloz Loco

bastian kena dampak

2025-02-23

0

Eni Eni

Eni Eni

seru ceritanya

2024-10-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!