Saat Beni dan Lisa sudah pergi, ibu-ibu yang ada di sana menghampiri Kyara.
"Kenapa dengan suami kamu, Kyara? Dia kasar sekali sama istrinya sendiri."
"Eh, itu ituh cewek yang aku lihat waktu di jalan kemarin. Cewek itu yang dibonceng Beni dan terlihat mesra sekali."
"Yang benar Jeung? Itu artinya Beni seriusan selingkuh dong? Malah dia terang-terangan membawa selingkuhannya ke sini."
"Iya, kayaknya memang dia selingkuh dari Kyara. Terus kamu tidak apa-apa kan?" tanya Bu Arumi kepada Kyara yang sempat melihat hendak ditampar.
"Tidak apa-apa, Bu. Aku baik-baik saja," balas Kyara berusaha tenang dan tidak sampai bergibah.
"Jahat bener laki lu, Kya. Untung Bastian datang tepat waktu mencegah kekerasan terjadi kepada lu," kata Bu Elsa.
"Eh, Bastian ngapain di sini?"
"Oh, aku lagi kerja di sini ibu-ibu. Hari ini aku juga bantu-bantu Kyara memasak dan juga melayani pembeli. 'kan ibu-ibu juga tahu kalau Kiara tengah hamil muda tidak boleh kecapean dan tidak boleh banyak pikiran. Makanya saya yang mau cari pekerjaan Kiara terima karena memang lagi butuh tenaga buat kerja," ujar Bastian menjelaskan dan bicara menurut yang ada di isi kepalanya agar tidak ketahuan.
Kyara menghela nafas lega. "Untung saja dia bisa mengelak, kalau tidak matilah riwayat kita ketahuan para Tetangga."
"Oh gitu, Iya sih orang hamil memang tidak boleh kecapean dan tidak boleh banyak pikiran. Apalagi hamil muda masih rentan-rentannya keguguran, jadi harus ekstra waspada dan memperhatikan apa yang dimakan, keseharian, hingga tidak boleh tertekan."
Namun, Bastian malah terdiam memikirkan sesuatu. "Kyara hamil? sejak kapan? Apa mungkin kehamilannya ada sangkut pautnya pada kejadian malam itu?"
Karena rasa penasaran yang tinggi, akhirnya Bastian memberanikan diri bertanya mengenai kehamilan Kyara.
"Memangnya lo hamil berapa bulan kya?" katanya Bastian menatap lekat wajah kyara yang terlihat pucat.
"Satu bulan, menurut dokter perhitungannya memang sudah satu bulan," balas Kyara.
Deg..
Bastian tertegun merasakan sesuatu yang berbeda. "Satu bulan?" Kyara mengangguk.
"satu bulan? itu artinya kandungan ini hampir sama dengan kejadian pada malam itu, apa mungkin Kyara ... ah, bisa mungkin bisa tidak. Mungkin saja itu anaknya Beni, tapi bisa juga jadi itu anakku. Ah, siapapun anak itu aku tidak peduli, ataupun anakku aku akan tetap menerimanya dan yang terpenting bagiku Kyara menjadi pacarku, kalau sudah resmi bercerai tentunya akan kujadikan istriku."
Bastian sudah memikirkan hal kedepannya dan dia juga mau menerima bayi yang ada di dalam kandungan Kyara sekalipun itu anaknya Beni.
"Kalau begitu kamu mesti hati-hati, memang masih rawan segitu mah."
"Ia, Bu. Makasih sudah menasehati ku," kata Kyara tersenyum ramah para orang-orang yang memperdulikannya.
"Ada apa rame-rame di depan kedai Kyara?" tanya seseorang mengalihkan mereka. Dan mereka semua menoleh pada asal suara.
"Eh Oma Mia, ini, tadi Kyara di bentak-bentak sama suaminya dan hampir saja di tampar. Untuk Bastian segera melerainya, kalau tidak mungkin saja Kyara sudah kena pukul," jelas Bu Arumi.
"Ya Tuhan, kamu tidak apa-apa Kyara? Ada yang terluka?" tanya Oma Mia pada Kyara dan terlihat sekali ada nada khawatiran yang di berikan nya.
"Aku tidak apa-apa, Oma. Aku baik-baik saja."
"Hmmm Kya, itu sotonya?" ujar Bastian mengalihkan perhatian mereka saat melihat ketidaknyamanan dalam diri Kyara kala semua orang terus bertanya.
"Ya Tuhan, aku lupa." Kyara segera masuk lagi dan ia pun mematikan dulu apinya.
"Emak, ibu-ibu, kalian pasti mau beli soto Kyara, silahkan duduk!" kata Bastian mempersilahkan pelanggan Kyara.
"Ah iya, memang kaji mau beli soto."
"Tian, emang kau kerja dimari sampai melayani kami?" seru Oma Mia.
"Ya iyalah, Mak. Kalau gak kerja kita gak akan punya duit jajan. Kan lumayan kalau Tian kerja dapat uang, daripada pengangguran. Iya 'kan ibu-ibu?"
"Betul itu."
Oma Mia memicingkan matanya. "Kau tidak kerja saja sudah banyak uang, Onta."
"Ishh, Mak. Ini trik marketing." Bastian berbisik pada Omanya memberikan isyarat untuk tidak banyak omong. Di sana Bastian terkenal pengangguran dan juga hanya tukang nongkrong saja, tapi sebenarnya Bastian orang kaya namun, penampilannya terlihat urakan dan juga terlihat seperti orang biasa saja.
"Yuhuuu, Onta gue datang. Kita main yu!" pekik seorang pria, siapa lagi kalau bukan Jayden sang sahabat. "Onta, spada, gue dimari. Buka dong!"
Bastian melangkah maju dan ia bertolak pinggang. Jayden mencari Bastian di depan rumahnya sedangkan Bastian ada di depan rumah dia karena kedai Kyara dan rumahnya hanya terhalang jalan raya saja.
"Hei! Cu*pang, ngapain lo teriak-teriak di depan rumah orang macam orang gila, hah? Gue di sini."
Jayden menoleh kebelakang. "Eh, ngapain lu di kedai bini orang? Mau dekati dia?"
"Kagak, gue kerja."
"Ekheemmm," deheman Oma Mia terdengar nyaring sampai Jayden melirik.
"Eh, ada Emak dimari. Pa kabar, Mak? Kapan datang kemari?" Jayden cengengesan seraya menghampiri dan dia juga menyalami Oma Mia.
"Kemarin. Ngapain lu ngajak cucu gue main? Mau nongkrong lagi? Mau clubbing lagi? Atau mau minta duit lagi?" ujar Oma Mia memicingkan mata.
"Eits, Mak. Curigaan amat sama aku Kagaklah, Mak. Gak mungkin anak baik seperti ku ngajakin cucu emak clubbing."
Bastian yabg ada di sana memutar matanya jengah dan menunjukkan wajah ingin muntah.
"Bohong, Mak. Setiap hari dia yang suka ngajakin Tian nongkrong. Si cu*pang nih pembawa aura negatifnya."
"Dih, lo malah nyalahin gue. Lo lah yang suka minta pesta di rumah lu sendiri. Ya, gue mah hayu-hayu saja selama itu tidak merugikan gue," balas Jayden.
"Tapi gue yang rugi, cu*pang, onta, gue yang kirim duit rugi harus memberikan uangnya pada kalian yang suka ngabisin duit. Selama ada gue dimari, kalian berdua kerja!"
"Lah, Mak. Jayden kerja apaan? Kagak bisa kerja, Mak. Gak ada pengalamannya," kata Jayden.
"Gue dong Pang, kerja di kedainya Kyara." Bastian tersenyum seraya menaik nurunkan alisnya.
"Wah, roman-romannya ada yang sedang berjuang nih. Lu beneran mau ngincer bini orang, onta?" ujar jayden membuat Bastian langsung membekap mulutnya Jayden dan matanya memperhatikan sekitar.
"Maaf ya, mulut si cu*oang kudu di sekolahin biar tidak asal nyablak. Mana mungkin Bastian Emanuel gitu, ya." Bastian membekap erat mulut Jayden.
"Eh, tapi kalau lakinya Kyara kdrt mah gue dukung lu, Onta." seru Oma Mia.
"Nah, betul itu. Kita dukung lu jadi pebinor, Bastian." seru yang lainnya.
Bastian cengengesan. "Hehehe, kalian semua terbaik."
Bug!
"Aduh! Ngapain lo nyikut gue, cu*pang? Sakit!"
"Gue pengap Pea, bisa mati gue!" seru Jayden kesal.
"Eh, hehe sorry."
"Dasar pea lo."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Benazier Jasmine
kok ada laki2 mcm carlen, jahat bgt sm wanita, aplg wanita yg disakiti istrinya sndr, semoga mendapat karmanya
2023-03-26
1