BAB 17

"Kau gila? Mana mungkin kita pacaran?" Kyara tentunya kaget sekaligus tidak menyangka kalau pria tengil kepo ini menginginkan dia jadi pacarnya. Apalagi di saat situasi kondisi mereka yang tidak mungkin menjalin kasih.

"Gue tidak gila, Kyara. Gue seriusan ingin menjadikan lo pacar gue. Tak peduli lo udah punya suami ataupun tidak, gue akan tetap jadi pacar lo!" Bastian menatap dalam wanita yang ada di hadapannya dengan lekat. Tidak ada keraguan, tidak ada kebohongan, tidak ada kata Tidak untuk seorang Bastian.

"Enggak! Enggak! Gue tidak mau jadi pacar lo."

Namun tiba-tiba pinggang Kyara di tarik oleh Bastian sehingga mereka begitu saling berdekatan dan Bastian menatap mata Kyara serius.

"Bastian apa yang lo lakukan? Ini tidak benar! Lepaskan!" Kyara berontak dan ia celingukan tidak mau ada tetangga lain yang melihat aksi mereka.

"Gue tidak akan melepaskan lo menjadi pacar gue! Tatap gue! Lihat mata gue! Apa ada kebohongan di mata gue? Apa gue terlihat bercanda?" seru Bastian semakin erat mendekap pinggang Kyara hingga mereka semakin dekat dan wajah keduanya berjarak satu jengkal saja.

Kyara mengikuti perintah Bastian untuk menatap matanya. Memang ia tidak melihat kebohongan dari dalam diri Bastian dan entah kenapa hanya tatapan teduh yang Kyara ketahui. "Aneh sekali pria ini. Sudah tahu udah punya suami malah mau jadi pacarku. Dasar gila!"

"Lo mau kan jadi pacarku?"

"Tidak mau?"

Dan tanpa di duga, Bastian penarik tengkuk Kyara dan ia menempelkan bibirnya dengan bibir Kyara.

Kyara semakin terbelalak dan semakin dibuat terkejut atas tindakan Bastian begitu berani menyentuhnya.

"Kalau lo tidak mau menjadi pacar gue, gua Aku melakukan tindakan lebih dari sekedar ciu*man. Bagaimana?" Bastian serius dan tatapannya kali ini berbeda, terkesan tajam serta menakutkan.

"Ta-ta..."

"Gue tidak menerima penolakan dan mulai malam ini juga lo harus menjadi pacar gue! Titik! Ayo masuk!" Bastian memaksakan kehendaknya serta menggenggam tangan Kyara membawanya masuk.

"Tapi, tapi ..."

"Emak, Tian udah bawa dia nih." Bastian tidak mendengarkan dan malah memanggil namanya.

Oma Mia menghampiri suara cucunya maksud dari tadi ia tunggu.

"Kyara, kamu tidak apa-apa sayang? Kamu tidak terluka 'kan? Kamu tidak lecet sedikitpun 'kan? Si semprul onta bule kampung ini tidak ngapa-ngapain kamu 'kan?" cerca Oma Mia berbagai macam pertanyaan di layangkan pada kyara.

Kyara diam tersenyum. "Cucumu kurang ajar Oma." Kyara mengeluh dan ia melirik Bastian.

"Eh! Enggak, Mak. Aku tidak melakukan apapun kepada dia. Buktinya Kyara tidak lecet dan tidak ada yang terluka." Bastian melototkan matanya pada Kyara agar tidak memberitahukan tindakan yang telah ia lakukan kepada wanita itu.

"Hmmm, Onta bule kampung, kau melakukan apa pada dia, hah?" ujar Oma Mia menggeram serta bertolak pinggang.

"Seriusan tidak melakukan apapun, Mak. Suer tekewer-kewer."

"Bohong!"

"Udah, udah, Oma. Bastian tidak melakukan apapun kepadaku. Dia menemaniku kala aku menangis seorang diri." Kyara menunduk murung.

Oma Mia melirik Bastian, dia tahu pasti perasaannya Kyara pasti tengah terluka dan pastinya sedang sedih.

Oma Mia memegang dagu Kyara dan sedikit mengangkatnya. "Jangan bersedih lagi, sekarang kita tidur dan kamu temani Oma, ya?"

Kyara mengangguk tersenyum.

Meski Bastian dan Kyara sering bertengkar, tapi Kyara dan Oma Mia saling akrab satu sama lainnya.

*****

Sepanjang malam, banyak cerita yang Kyara ungkapan pada Oma Mia. Wanita itu sampai tertidur di pangkuan Oma Mia. Kyara merebahkan kepalanya di pangkuan wanita yang baik dan tak terasa .alah tidur di pangkuannya.

Hingga dini hari, Kyara terbangun dari tidurnya. Dia jauh lebih baik telah mencurahkan segala isi hatinya dan setelah mendapatkan wejangan dari Oma mia.

Seperti pada kegiatan biasanya. Jam tiga pagi Kyara terbangun untuk menyiapkan bahan barang jualannya membuat soto jual dari mulai jam 08.00 pagi Hingga habis tak tersisa.

Kyara tidak tega membangunkan oma mia, dan ia memilih diam-diam keluar kamar karena takut mengganggu wanita paruh baya yang sedang terlelap.

Namun, baru saja menutup pintu kamar, Bastian bersuara.

"Lu mau pulang?"

"Astaga!" Kyara terlonjak kaget sampai memegang dadanya. Dia menoleh kebelakang dengan tatapan kesal. "Bisa tidak sih untuk tidak mengagetkanku?"

"Ya sorry kalau lo kaget. Gue hanya menanyakan saja lo pasti mau pulang. Ya, gue tahu karena memang hampir setiap jam segini terus sudah berisik di dapur dan sudah terdengar menyalakan air." Kata Bastian lalu ia meminum air. Dia bangun sebab merasakan haus dan ke dapur. Pas mau balik dirinya melihat Kyara keluar dari kamar Omanya.

"Nah, lo tahu itu. Dan itu artinya gue harus pulang buat persiapan membuka kedai. Oh iya, makasih sudah mau menghiburku dan makasih juga sudah mau memberi kesempatan tidur di sini."

Bastian tersenyum. "Apa sih yang tidak buat pacar gue? Apapun akan gue lakukan demi kebahagiaan lo sendiri dan apapun akan gue lakukan demi bisa membuat lo nyaman."

"Hmmm."

*****

Dan tibalah Kyara di dalam rumah setelah berpamitan pada Bastian. Malahan dianterin ke depan rumah.

Kyara menghela nafas panjang. Lebih dulu dirinya melihat kamar yang ternyata kosong. "Ternyata bang Beni tidur di kamarnya Lisa sampai pagi."

Ada rasa kecewa karena suaminya tidak memperhatikan dia dan tidak memperdulikan dirinya. Bahkan, Kyara kecewa saat Beni tidak menyadari kehadiran dirinya dan mala terfokus pada Lisa. Meski kecewa, Kyara lebih baik segera berkutat dengan pekerjaannya.

Dua jam Kyara selesai menyiapkan barang-barang yang akan ia jual. Mulai dari mengiris aneka daging buat sotonya, hingga membuat bumbu soto Kyara lakukan seorang diri. Jam lima pagi dirinya membersihkan diri dulu dan setelah selesai, Kyara kembali mulai memasak sotonya.

Berhubung kedai ada di depan, jadi Kyara memasaknya di kedai saja. Di kala tengah mengaduk soto, Kyara dikagetkan oleh orang.

"Hai pacar, mau gue bantu?" kata Bastian yang sengaja datang untuk membantu Kyara.

"Lo lagi. Gak perlu! Hanya tinggal ini saja."

"Gak apa-apa, sini gue bantu." Bastian mendekati Kyara dan dia berdiri di belakangnya. Lalu, tangan kanannya memegang tangan Kyara yang sedang mengaduk.

"Di aduk begini "kan?

Deg.. deg..

Kyara tertegun dalam kegugupan tak biasa.

Terpopuler

Comments

Pipit Hannan

Pipit Hannan

mending minta pisah dr benny aja kyara

2023-03-25

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!