Tiada hari tanpa bertengkar, itulah yang dilakukan Kyara dan Beni saat ini.
Kyara bertanya, "Kamu memiliki hubungan lain selain denganku?"
"Lu kenapa bertanya seperti itu?" hal yang paling ia hindari saat pertanyaan dengan tatapan lembut tak mampu membuat Beni menatapnya.
"Kenapa Abang berubah? Apa aku memiliki kesalahan sama Abang? Tolong beri aku alasan kuat kenapa Abang sampai berubah menjadi kabar begini? Apa salahku? Dimana letak kesalahanku? Jika aku tahu, aku akan memperbaikinya, Bang." Kyara terus menatap dalam bola mata Beni penuh keteduhan tanpa intimidasi namun terkesan seperti tatapan lembut nan menusuk.
"Karena gue... gue... ah sudahlah, jangan di bahas lagi." Beni lebih memilih melengos pergi daripada berada di sana dalam keadaan terintimidasi. Dia tidak sanggup harus menerima tatapan lembut tapi menusuk itu. Dia juga menyadari jika sebenarnya tidak ada kesalahan yang Kyara lakukan padanya. Namun, yang membuat Beni berubah karena memang dulu ia di keluarkan dari kerjaan dan menjadi pengangguran. Di tambah usaha Kyara yang maju membuat Beni terpojok dan tidak terima di bandingkan oleh mereka semuanya. Terutama para tetangga yang bilang Kania lebih ini, lebih itu.
Beni melepaskan jaket jeansnya ke sofa lalu melangkah ke kamar mandi membersihkan diri. Kyara hanya bisa menatapnya dengan sejuta pertanyaan yang mengganjal di benaknya.
"Kamu berubah, kamu kasar, kamu pemabuk, dan kamu sedang berbohong. Ini bukan kamu, Bang?" lirih Kyara murung atas perubahan sikap Beni yang terkesan menjadi kasar. Dia menghelakan nafas berat.
******
Tetangga sebelah.
"Spada... Bastian kau dimana hah? Bisa-bisanya lu tidak menjemput Oma. Cucu durhaka lu, Bastian." pekik wanita paruh baya berpenampilan seperti seorang noni Belanda. Di kaca mata hitam, pakai topi, payung, dan aksesoris seperti noni pada umumnya.
"Bastian Emanuel!"
"Berisik! Gue denger, Mak. Berisik Mulu dah, malu sama tetangga sebelah." Bastian bersuara dan ia keluar rumah. Dia yang baru saja sampai rumah setelah memutuskan hubungannya dengan sang kekasih kembali datang ke rumah untuk beristirahat. Namun, suara Omanya membuat Bastian terkejut.
"Nah, cucu durhaka ini mah. Bisa-bisanya Kau membiarkan oma jalan sendirian ke sini tapi kau malah enak-enakan menemui pacar matre mu itu."
"Salah Emak sendiri yang tidak mau aku jemput. Kan sudah bilang jangan kesini, eh ngeyel."
"Hei semprul, jangan panggil Oma emak! Oma ini sudah dandan seperti Noni Belanda harusnya panggil Oma, bukan Emak."
"Tetap saja jiwanya Sunda, Emak. Noni apaan, yang ada bukan kelihatan seperti orang-orang kaya, tapi seperti mau ngelenong, Mak."
"Sialan kau Bastian, gini-gini juga aku ini Oma mu, dasar sontoloyo."
Tuk!
Bastian di pukul oleh tongkat yang di pegang Oma Mia.
"Aduh, Mak. Sakit tahu, kalau terluka bagaimana? Kalau geger otak gimana? Emak mau tanggung jawab? Punya Oma kok gini amat, kasar. Kdrt ini namanya," seru Bastian bersungut-sungut kesal.
"Oma kagak peduli, minggir kau bule kampung!" Oma Mia menyingkirkan Bastian dan masuk ke dalam rumah.
"Dih, dasar Oma durhaka tidak punya sopan santun."
"Kau yang durhaka Bastian Emanuel! Cucu kurang ajar!" seru Oma Mia seraya bertolak pinggang.
"Hehehe, Vis Oma," kata Bastian mengacungkan dua jari membentuk huruf V.
*******
Jam sudah menunjukkan pukul lima pagi Kyara mulai membuka mata, dan tangannya terasa pegal sebab ia ketiduran dalam keadaan duduk.
Kyara pun beranjak berdiri dan dia mulai memungut tumpukan baju kotor milik dirinya, dan baju milik Beni.
Seperti biasa, sebelum membawa baju ke ruang pencucian dan memasukkannya ke dalam mesin cuci, Kyara selalu memeriksa setiap saku. Takutnya ada barang penting yang tertinggal atau uang terselip sehingga Diana selalu berhati-hati. Matanya pun sesekali melihat suaminya yang ternyata sudah pergi pagi-pagi buta.
"Bang Beni sudah pergi." Helaan nafas berat Kyara keluarkan dan ia lanjutkan aktivitasnya.
Tangannya terus mencoba mencari sesuatu setiap saku celana, baju, kemeja. Tidak ada satupun yang ia temukan di balik saku baju miliknya dan baju kemeja serta celana milik Beni. Tinggal satu lagi yang belum ia geledah sakunya, yaitu saku yang ada di jeans milik Beni.
Kyara mulai meraba jaket jeans itu hingga tangannya merasa menemukan sesuatu. Lalu ia keluarkan tangannya dan seketika dirinya terpana mematung tak percaya. Jantungnya berdetak tak karuan melihat sebuah benda yang sering di gunakan oleh wanita yang sudah menikah. Sesak, Kyara merasakan itu. Bertanya-tanya kenapa benda itu ada di saku baju suaminya? Seketika pikiran negatif mulai merasukinya.
"Pil kontrasepsi!" bibirnya bergetar kala menyebut nama itu. Pil nya pun sudah tidak utuh lagi dan sepertinya sering di minum. Tapi yang jadi pertanyaan milik siapa? Dan yang pasti pemiliknya wanita bukan?
Tubuh Kyara terasa lemas, tangannya menggenggam erat obat tersebut, tubuhnya mulai terhuyung lesu berjalan pelan duduk ke sofa. Dia berpikir apakah suaminya berkhianat? Kyara berpikir apakah Beni memiliki istri atau kekasih lain? Sesak, itulah yang saat ini ia rasakan.
Tak terasa air matanya meluncur begitu saja membasahi pipi cantiknya. Jika dugaannya benar suaminya berkhianat berarti dirinya telah di bohongi lagi dan kesempatan yang ia berikan tidak mempan membuat Vicky insaf.
Tangan Kyara memegangi bagian depan dadanya. Bibirnya ia gigit menahan sakit di khianati yang ke dua kalinya. "Ya Tuhan, di khianati lagi."
******
Di saat Kyara tengah menyiapkan makanan pagi, Beni datang. Namun, Kyara terlajak kaget saat melihat suaminya membawa seorang wanita ke rumah mereka. Kyara memperhatikan wajah wanita itu dan ia bertambah kaget mengetahui wajah wanita itu, wajah yang pada malam itu bersama Beni di tempat hiburan malam.
"Bang, siapa dia?"
"Dia Lisa, istri siri Abang."
"Apa? Istri siri? Ini tidak mungkin!" Piring yang ada di tangan Kyara sampai terjatuh saking kaget dengan apa yang ia dengar barusan. "Jangan bohong kamu, Bang!"
"Abang tidak bohong, Lisa memang istri Abang dan saat ini dia akan tinggal di sini bareng kita!" Dengan entengnya dan tanpa memikirkan perasaan Kyara, Beni membawa istri sirinya kerumahnya mereka.
Beni dan Lisa baru saja menikah. Mereka saling menyukai sejak Beni masih bekerja di pabrik. Dan mereka menjalin hubungan diam-diam di belakang Kyara. Ini juga alasan kuat Beni di pecat karena mereka ketahuan melakukan tindakan asusila di gudang pas jam istirahat.
"Apa! Bang, kamu tega sama aku!" Kyara tidak menyangka dirinya akan dimadu. Dia tidak mempercayai ini.
Kyara menatap sepasang pengantin baru yang baru saja menikah tanpa sepengetahuannya itu dengan tatapan terluka sekaligus marah.
"Kenapa kamu tega melakukan ini padaku, Bang? Kenapa kamu malah menikahi j*lang ini?!"
Lisa geram atas perkataan Kyara. "Tutup mulutmu! Aku bukan wanita seperti itu! Aku menikah dengan Beni karena aku mencintainya!" sentak Lisa.
"Cinta hanya topeng belaka, dan wanita mana yang mau merebut suami orang dan mau dinikahinya kalau bukan karena ja Lang yang sudah mengobral tubuhnya!"
"Kyara!!!"
Plak!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Pipit Hannan
plis kyara lawan lisa atau siapapun yg menindas kamu
2023-03-24
1
Anissa Bima
usir dong..udh pengangguran malah nikah lagi.perempuan begok lu
2023-03-23
0
millie ❣
Rasain loe kyara jadi perempuan lemah bgt si ngapain mertahanin laki bego kyk begitu kyk loe g bs hidup sdr aja stupid loe males gue klo liat tokoh cerita'y lemah kyk gt dih belum apa2 uda ngemis2 ma laki modelann kyk benjol sorry thor g seru deh 😏😏😏
2023-03-23
0