Maicha menghapus jejak air matanya. Wajahnya merah padam, di kehidupan lalu ia ingin mempertahankan pernikahannya, tapi kali ini tidak. Dia yang akan memintanya sendiri. "Satu tahun, aku akan mengajukannya satu tahun. Aku akan mengembalikan ucapan kalian."
Prok
Prok
Maicha tersenyum sinis, dia melipatkan kedua tangannya dan bersandar miring ke beton pintu. "Audrey kau tidak perlu menangis darah. Dengan hati iklas aku akan memberikannya pada mu."
Audrey menatap ke arah Leo kemudian beralih menatap Maicha yang melangkah ke arahnya. Dia sebuah foto kecil, tentu saja foto Audrey dan Leo. Tangannya yang berkulit putih dan mulus itu pun menyentuh figura kecil itu, lalu menutupnya. "Audrey, Audrey, kau pikir aku akan menahan Leo?"
Maicha terkekeh kecil, lucu sekali ia yang akan di buang. Benar saja memang Leo yang membuat surat perjanjian setelah pernikahannya, jika dulu Leo yang memintanya bercerai maka sekarang dirinyalah yang akan meminta bercerai lebih dulu. "Satu tahun kami akan bercerai," ucap Maicha dengan nada dingin sedingin dan sebeku hatinya saat ini.
Maicha menatap penuh benci pada pria di depannya. Tatapannya seakan menusuk jantung Leo. Sedangkan Leo merasakan sesuatu yang menusuk di dadanya. "Audrey kau tidak perlu menangis darah dan meminta Leo bercerai. Tapi sebelum itu jangan mengusik kedua orang tua ku."
Maicha memutar tubuhnya, melangkah pergi. Sejenak dia diam, menghentikan langkah kakinya, menarik nafasnya dalam-dalam dan melanjutkan langkahnya lagi.
Leo mematung, ada sesuatu di hatinya saat melihat tatapan Maicha. Tatapan itu tidak seperti biasanya. Maicha tidak pernah menunjukkan ketidaksukaannya. Nanti malam ia harus menjelaskan pada Maicha.
"Loe, aku senang. Micha tidak merebut mu. Kita bisa bersama kembali." Audrey memeluk Leo dengan erat.
Leo tersenyum, namun hatinya seperti mengganjal.
Sedangkan Maicha, dia menutup pintu kamarnya dengan keras. Hatinya seperti di panah lalu di bakar hidup-hidup. Ia pun menghubungi Andreas, ia butuh hiburan dan udara segar.
"Honey, kita keluar malam ini."
Seorang pria yang sedang sibuk bekerja dan merasa lelah itu tersenyum. "Baiklah, aku akan menjemput mu."
Kepalanya yang terasa mau terbelah seakan menyatu kembali.
"Kau sedang apa?" Tanya Andreas basa-basi. "Aku merindukan mu. Sangat merindukan mu."
Maicha merasa bersalah, Andreas sangat baik, perhatian, lemah lembut dan tidak pernah membentaknya. Air matanya menggenang, ia memejamkan kedua matanya dan air matanya turun. Ia merasa bersalah telah meminta berpisah. Seharusnya ia memperjuangkan Andreas, bukan Leo. Kini ia mengerti mana yang tulus dan tidak tulus.
Waktu sore pun berlalu, kini waktu malam telah menanti. Setelah mengantarkan Audrey ke Apartementnya. Leo bergegas pulang untuk menemui Micha perihal masalah tadi. Setiap detik dan menit, perkataan Maicha mengganjal di hatinya. Makanan yang enak tiba-tiba terasa pahit, namun ia selalu berusaha bersikap biasa saja di depan kekasihnya.
"Tuan sudah pulang?" Tanya pelayan Ara.
"Dimana Maicha?" Tanya Leo. Dia tidak melihat keberadaa istrinya. Biasanya wanita itu akan menunggunya. Walaupun kadang membuatnya jengkel dan kesal, tapi tidak bisa di pungkiri kalau Maicha juga bisa membuatnya nyaman.
"Ada di dalam kamar Tuan."
"Apa Maicha sudah makan malam?" Biasanya Maicha akan menunggunya untuk makan bersama.
"Sudah Tuan."
Leo mengerutkan keningnya, tidak biasanya Maicha makan tanpa menunggunya. Tanpa berpikir panjang ia melangkah ke arah lantai atas ke kamar Maicha.
Krek
"Cha?" Loe melihat istrinya menggunakan sebuah dress sexy berwarna merah. Sebelah bahunya terlihat, rambutnya di biarkan tergerai. "Kau mau kemana?" Tanya Leo.
Maicha melirik Leo, ia tidak langsung menjawab justru sibuk dengan mewarnai bibirnya.
"Maicha."
"Apa sih?" Maicha berbicara ketus. Kedatangan Leo mengganggu kesenangan hatinya. Mendadak awan cerah itu langsung mendung. Ia hampir meledakkan isi kepalanya.
"Aku ingin bertanya, apa benar kita akan berpisah setelah satu tahu?"
"Hah."
Maicha menghembuskan nafas kasarnya. "Kalau iya memang kenapa? Aku hanya butuh waktu menenangkan Mommy."
"Apa? Apa alasannya?" Tanya Leo penasaran. Hatinya mendadak nyilu. Selama ini yang ia inginkan adalah perceraian, tapi kenapa sepertinya berbeda? Hatinya ingin menolak, namun pikirannya tidak menolaknya.
Maicha menoleh pada Leo. "Aku tidak butuh alasan untuk bercerai dengan mu."
"Karena Andreas?" Tanya Leo. Ia merasa yakin karena pria itu.
"Bukan, tapi keinginan ku. Aku tidak mungkin berlama-lama dengan ..." Micha menghentikan ucapannya.
Dengan tubuh mu yang di penuhi oleh kuman itu batin Maicha meneruskan perkataannya tadi.
"Ya sudah, aku pergi dulu." Maicha mengambil dompet mewahnya. Dia sejenak menatap Leo dan menepuk dadanya. "Kita harus menjalani masing-masing."
Maicha melangkah, namun teriakan Leo menghentikan langkahnya di depan pintu. "Micha, kau mau kemana? Kau tidak menyiapkan makan malam untuk suami mu?" Leo tidak suka dengan penampilan Maicha yang terlalu cantik, kenapa harus cantik di depan orang lain, bukan untuknya. "Kau tadi tidak menyambut ku."
Maicha menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga kanannya. Dia sedikit berbalik dan tersenyum. "Menyambut? Kau gila? Tidak ada seorang istri di dunia ini yang akan menyambut suaminya pulang berselingkuh." Maicha menekan semua tiap perkataannya membuat Leo tak berkutik.
Maicha melanjutkan langkahnya tanpa memperdulikan wajah Leo yang merasa tertekan.
"Aku baru pulang Maicha, seharusnya kau berada di rumah."
Leo mengepalkan kedua tangannya. Dadanya naik turun manahan amarah yang hendak meledaknya. Nafasnya terasa panas, rahangnya mengeras dan menggertakkan giginya. "Beraninya dia tidak menghargai ku. Benar, hanya Audrey yang mengerti diriku dan menuruti semua keinganan ku."
Karena ingin membuat Maicha berada di dalam rumah. Dia pun mengejar Maicha dan ingin menghentikannya, namun sayang, Maicha telah masuk ke dalam mobil Andreas.
Amarah Leo semakin menggila, rasanya ada sesuatu yang hilang dalam dirinya. Ia pun berbalik menuju ke kamarnya dan menatap kamarnya.
Leo melepaskan ikatan dasinya kemudian membuangnya kesegala arah. Ia butuh penenang. "Baiklah Maicha."
Leo menghubungi Audrey ke rumahnya. Ia ingin lihat seberapa mana istrinya bertahan. Bukankah istrinya selalu cemburu dan berusaha mengacaukan jika ia bersama dengan Audrey. Ia akan melakukannya lagi.
"Audrey datanglah ke rumah ku."
"Iya sayang, aku akan datang." Audrey merasa senang. Dia bersiap-siap untuk kembali ke rumah Leo.
Leo memutuskan panggilannya. Dia akan membuat Audrey berada di kamar ini. Ia sangat kesal pada Maicha yang sudah menolaknya untuk diam di rumah demi pria lain.
Drt
Leo melihat sebuah panggilan, ia segera mengangkatnya. "Iya Mom." Leo tersenyum.
"Aku merindukan Maicha dan kamu. Kapan kamu akan membawa Maicha ke rumah?" Tanya Mommy Viona.
"Besok malam Mom."
"Baiklah Mommy tunggu ya sayang. Mommy titip Maicha, dia orangnya kekanakan, tapi dia baik. Tolong bahagiakan Maicha."
Tangan Leo melemas, Mommy Viona menaruh harapan besar padanya sedangkan ia tidak bisa menjaga Maicha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Siti solikah
bagus maicha
2025-03-03
0
meMyra
baiklah lanjuttt
2024-06-12
0
Kototo
apa sih ni laki" ? otak nya miring kah?
2024-01-11
0