#Bekas Wanita Lain

"Apa yang sedang kalian lakukan?!" Kedua mata seakan berubah menjadi gelap. Tidak ada seorang pun yang bisa menjernihkan pikirannya saat ini. Hatinya berubah menjadi gelap di sertai pikiran yang melayang jauh.

Jantungnya berdegup lebih kuat dari seperti biasanya. Kedua kakinya melangkah dengan lebar dan menghampiri sepasang kekasih di depannya. Tangannya langsung menarik lengan Maicha dengan kuat.

"Sittt...." Maicha meringis. "Sakit Leo, lepaskan!"

"Leo lepaskan!" Andreas menahan lengan Leo, tentu saja ia tidak terima kekasihnya di perlakukan dengan kasar. "Apa mau mu?"

Dalam sekejap, entah semenjak kapan Leo langsung melayangkan tinjunya. Rasa sakit sangat menyiksanya, seluruh uratnya seakan di tarik sampai ke ujung kakinya.

"Leo!" Teriak Maicha melihat sudut bibir Andreas berdarah. Maicha langsung mengigit lengan Leo hingga tangan Leo melepaskan cengkramannya kemudian membantu Andreas berdiri dengan benar.

"An .." Maicha khawatir melihat sudut bibir Andreas robok. Dadanya naik turun dan langsung memutar tubuhnya menghadap ke arah Leo. Kali ini ia tidak takut apa pun. Pria di depannya sudah melewati batasnya.

"Maicha, minggirlah aku tidak ingin berhadapan dengan mu." Leo menyadarkan dirinya, ia tidak mampu untuk melukai Maicha.

Tangan Maicha memanas, menit kemudian tangannya dengan keras menampar pipi Leo. "Kau keterlaluan Leo."

Pipi Leo berdenyut nyeri dan sakit, namun lebih sakit hatinya saat ini. Ia tidak pernah di perlakukan kasar oleh Maicha. "Maicha!!"

"Apa?!" Maicha mengangkat wajahnya. "Kau ingin menampar ku?" Ia menunjuk ke arah pipinya. "Ayo tampar, ayo tampar Leo. Lakukan apa yang mau kau lakukan?"

"Kau keterlaluan Maicha, bisa-bisanya kau tidur dengan pria lain di rumah suami mu sendiri." Leo menuduh dan yakin kalau sepasang kekasih ini sudah melakukannya.

Maicha semakin bersyukur, ia tidak perlu lagi membuang-buang waktu. "Kau menuduh ku, tapi aku merasa senang. Kau tidak akan mau dengan wanita kotor seperti ku."

Andreas ingin menghalangi Leo yang bertengkar dengan Maicha, sebagai seorang laki-laki dan kekasih dari Maicha, tentu ia tidak ingin terjadi sesuatu pada Maicha. Seharusnya dialah yang menghadapinya.

"Tidak Andreas, kau hanya korban ku di sini. Jadi biar aku yang menyelesaikannya." Maicha mengatakan dengan nada menekan membuat Andreas tak berkutik, selama ini kemarahan Maichalah yang menjadi ketakutannya. Dia pun memilih berdiri di belakang Maicha dan berjaga-jaga untuk melindungi Maicha jika Leo melakukan kekerasan.

"Kau memang tidak memiliki akal, bisa-bisanya kau masih membelanya. Apa kau tidak memiliki rasa malu?"

"Malu?" Maicha menarik sebelah sudut bibirnya. "Aku kembalikan kata-kata ini Leo. Seharusnya kau yang tidak memiliki malu." Maicha menunjuk dada Leo. "Kau yang mengajari ku tanpa memilliki rasa malu. Kau masih ingat sewaktu pertama kau menolak ku bahkan dengan tegas kau mengatakan memiliki kekasih dan aku," Maicha menunjuk dadanya. "Boleh melakukan apa saja di kediaman mu termasuk memiliki kekasih. Tuan Leo yang terhormat, kau tidak mungkin menjilat air ludah mu sendiri kan?"

Deg

Leo terdiam, tangannya mengepal kuat. Ia ingat jika ia lah yang melakukannya lebih dulu.

"Benar, kediaman ini memang milik mu. sangat benar, bahkan aku tidak memiliki hak apapun. Bahkan aku harus menutup mata ku ketika melihat suami ku sendiri bermain ranjang dengan kekasih di ranjang istri pertamanya. Mulai dari awal kau sudah merendahkan diriku Leo, seterusnya kau akan merendahkan diriku."

"Tapi kalian juga melakukannya bukan?" Leo kembali menuduh.

"Iya kami ingin melakukannya, seperti kau yang melakukannya."

"Jadi kau cemburu dan ingin balas dendam pada ku?"

Maicha tertawa, pikiran pria di depannya sangat sempit. "Tidak, aku sama sekali tidak peduli tentang mu. Jika aku peduli, dari dulu aku akan mencoba mempertahankan dirimu. Kau salah menilai diriku, jangan kau kira aku akan tunduk pada pria bekas wanita lain."

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***