#3 Bekas Ku

Maicha dan Andreas menghabiskan waktu bersama, keduanya menghabiskan waktu di pinggir pantai. Sebuah Villa yang di miliki oleh Andreas. Villa itu khusus untuk Micha. Awalnya Andreas dulu memaksa Micha untuk menerimanya. Ia jatuh hati pada Maicha mulai bangku kuliah dan berhasil mendekatinya walaupun hanya sebatas sahabat. Setelah mendengarkan curhatan Maicha yang menangis masalah surat kontrak yang di berikan oleh Leo.

Dia menawarkan diri untuk menyerahkan sebagai kekasih kontrak demi memanasi Leo. Sekalipun sebagai kekasih kontrak ia merasa senang, kini Maicha tak ada rasa canggung padanya. Biasanya ia yang menawarkan dulu jika ingin keluar dan mengajak Micha jalan-jalan.

"Cha kau senang bersama ku?"

Maicha sejenak diam, dulu ia berpikir hubungannya dengan Andreas tidak mungkin karena mereka mengawalinya hanya karena ingin memanasi Leo saja. "Iya, aku senang bersama mu."

Andreas terdiam, ia ingin menanyakan hubungannya saat ini, tapi ia takut Micha kembali merasa canggung dengannya.

"Apa Leo menyakitimu lagi?"

Maicha menunduk, sudah seperti biasa baginya. Saling mengabaikan, saling mengacuhkan. "Aku tidak berharap lagi pernikahan ini bertahan. Aku hanya khawatir pada mommy ku."

"Aku butuh waktu mengakhirinya." Imbuhnya lagi. Mommynya sakit-sakitan mulai masalah perselingkuhan ayahnya itu.

"Tetaplah bersama ku And, hanya kamu yang berada kesulitan. Jangan pergi walaupun aku merasa senang."

Deg

Sekalipun bukan pernyataan cinta, tapi buat Andreas ini sama saja menggertakan hatinya. Andreas meraih tangan Maicha. "Aku tidak akan pernah meninggalkan mu. Aku mencintai mu."

Satu tetesan air mata membelah pipi Maicha. Perkataan Andreas membuatnya merasa bersalah. "Buatlah aku mencintai mu."

Maicha membaringkan kepalanya di bahu Andreas. Ia memejamkan kedua matanya merasakan semilir angin menerpa wajahnya.

"Akan aku lakukan."

Di tempat lain.

Audrey dan Leo berada di ruang tengah, sepasang kekasih itu kini menonton sebeuah film. Aneka bungkus snack berserakah dan secangkir kopi untuk Leo.

Kedua netra Leo melirik ke arah jam dinding. Hatinya resah, waktu telah menunjuk jam 12 malam tapi Andreas belum mengantar Mica ke rumahnya. Ia begitu gelisah takut pasangan itu berbuat kelewat batas.

Leo berdiri, dia mengambil ponselnya. Di lihatnya layarnya tak ada satu pun panggilan dari Maicha.

"Kemana wanita itu?"

"Sayang, kau mengkhawatirkan wanita itu?"

"Iya, wanita itu belum mengabari ku."

Hati Audrey menyeruak sakit. "Kau mengkhawatirkannya sedangkan aku berada di sini?"

Leo tersadar, ia menghampiri wanita yang masih duduk di sofa. "Sayang, bukan maksud ku seperti itu. Mommy Fiona menghubungi ku, jadi aku takut saja."

"Kapan sih kamu menceraikannya?" Audrey membuang wajahnya ke samping.

Sejujurnya Leo bingung dengan dirinya. Ia ingin bercerai tapi hatinya aneh setelah wanita itu menyatakan dirinya akan bercerai. "Hey, sayang." Dia menarik dagu Audrey agar menghadapnya.

Cup

Leo mencium Audrey dengan lembut. "Maaf, jangan marah."

Audrey tersenyum, ia memeluk Leo dengan erat. "Sebaiknya kau tidur."

"Aku mau tidur di kamar mu."

"Iya sayang, ayo." Leo membawa Audrey ke kamar Micha. "Ini kamar ku dengan Micha, kau tidurlah di sini."

"Temani aku di sini," ucap Audrey dengan nada manja.

"Iya." Leo duduk di sisi ranjang sambil menggenggam tangan Audrey, namun pikirannya melayang ke arah lainnya. Mereka khawatir dengan keadaan Maicha.

"Kemana wanita itu?"

Krek

Maicha membuka pintu kamarnya, ia belum menyadari kehadiran Leo. Maicha melangkah dan tatapannya langsung ke arah ranjang. Nafasnya memburu, dadanya terasa panas. "Leo!"

Sontak Audrey membuka kedua matanya. Audrey terperanjak.

Kedua mata Maicha semakin memerah dan terbakar, bisa-bisanya Leo membawa selingkuhannya ke kamarnya. Hatinya semakin sakit. Sekalipun Leo berselingkub tidak masalah tapi jangan melebihi batas.

Suara heels itu bagaikan pedang yang beradu, Maicha menuju ke arah Leo dan tangannya menampar keras hingga menggema di ruangan itu.

Leo merasakan pipinya berdenyut. Ia menatap wanita di depannya. Dadanya terasa sesak di tampar oleh istrinya sendiri.

Maicha menunjuk wajah Leo. "Kau melebihi batas Leo, kau membawa wanita sialan mu ini kesini. Padahal sudah aku katakan jangan melebihi batas."

Audrey langsung turun dan menghalangi Maicha. "Apa yang kau lakukan Maicha? Kenapa kau menampar Leo?"

"Wanita sialan kau sama dengan ibu mu yang suka menghancurkan hidup orang."

"Maicha cukup, kau menghina kekasih ku." Leo menaikkan nada suaranya sambil menatap tajam. Dia menyingkirkan tubuh Audrey ke belakangnya.

"Kau lebih dulu menghina ku Leo, dengan membawa selingkuhan mu. Kau melebihi batas mu."

"Aku tidak melebihi batas, kau yang melebihi batas jam segini baru pulang." Leo tidak terima, ia sangat geram pada Maicha yang baru saja pulang. Ia menunggu kehadiran wanita ini.

Maicha bersendekap, ia tak gentar. Satu hal malam ini, ia ingin mengeluarkan semua unek-uneknya. "Oh, kau menyalahkan aku. Padahal kau sendiri yang salah. Kau membawa wanita sialan ini masuk ke kamar ku. Padahal sudah jelas ...."

"Aku tidak melebihi batas, ini pribadi ku."

"Dan ini kamar pribadi ku Leo. Kau tidak tahu diri membawa wanita sialan ini. Kalau seandainya aku membawa Andreas ke sini kau senang? Baiklah, tapi aku akan membawa Andreas ke ranjang berbeda."

Dada Leo memburu, sakit rasanya ketika istrinya mengatakan akan membawa pria lain ke atas ranjangnya. "Jaga batasan mu, kau masih istri ku."

"Kau yang mengajari ku Leo. Jadi jangan salahkan aku kalau aku bertindak jauh."

Maicha menatap tajam ke arah Audrey. Wanita itu tersenyum tipis. Dia memang sengaja melakukannya karena ingin membuat kedua pasangan ini berpisah.

"Selamat Audrey, kau mendapatkan bekas ku."

Maicha bergegas pergi, dia mengambil kunci mobilnya di atas nakas. Dadanya terasa ingin meledak, sesak rasanya di perlakukan seperti orang di hina.

"Maicha! Maicha! Maicha berhenti."

Maicha berlari, di bawah derasnya hujan ini ia keluar dari kediaman Leo. Ia tidak peduli dengan teriakan Leo. Hatinya sangat mantap untuk berpisah dengan Leo. Ia tidak betah berada di rumah ini. Ia menghapus butiran air matanya.

Sedangkan Leo bagaikan orang gila memanggilnya. "Maicha!"

"Leo kau mau apa?" Tanya Audrey mencekal tangan Leo. "Biarkan saja wanita manja itu pergi."

"Loe demi aku."

Leo sejenak menatap Audrey, ia sangat kesal, geram dan marah. Perasaan itu campur aduk melihat wanita ini di depannya. Kalau dulu ia merasa nyama tapi tidak sekarang. Ia merasa risih.

"Biarkan saja, paling-paling dia akan kerumah Andreas."

Leo sejenak berpikir, benar juga yang di katakan Audrey. Pasti istrinya ke rumah Andreas. Siapa lagi kalau bukan ke rumahnya. Ia juga lupa kalau besok malam harus ke rumah mertuanya.

"Ya sudah ayo masuk."

Terpopuler

Comments

Naraa 🌻

Naraa 🌻

Maicha jgn bodoh deh di kasih kesempatan hidup kedua malah masih mempertahankan ga usah nunggu 1 tahun, Leo bego bgt sampe bawa selingkuhan ke kamar mereka

2023-06-14

4

AK_Wiedhiyaa16

AK_Wiedhiyaa16

Kalau Maicha tetep mau bertahan sama suami yg udh jls2 selingkuh & ga mau mempertahankan pernikagan trsbt, trs apa gunanya dia diberi kesempatan kedua??
Serasa sia2 kesempatan hidup keduanya

2023-04-01

1

Tuxepos Jasmine

Tuxepos Jasmine

ya ampun maicha udh dah mending cerai aja sm laki modelan begitu...yg bahkan terang2an bawa selingkuhan nya kermh...sampe tidur di kamar pribadi jg ..astaga tuh laki hati nya dmn???

2023-03-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!