#Layaknya Seorang Istri

Sepanjang malam Leo tidak bisa memejamkan kedua matanya. Ia selalu berpikir bagaimana cara menjelaskannya pada Maicha. Otaknya berpikir kemana-mana, entah apa yang harus ia jelaskan nantinya. Ia tidak bisa berpikir jernih.

Tanpa ia sadari matahari mulai bernjak dari peraduannya. Cahaya keemasan itu kini mulai menerbos masuk melewati jendela kaca.

Tok

Tok

Bunyi pintu itu menyadarkan Leo, ia mengusa wajahnya dengan kasar. Selama beberapa jam lamaanya ia hanya duduk di kursi dan merenungi kejadian besok. Menikah dengan Audrey memang impiannya, tapi setelah ini hatinya seperti bercabang dan tak ingin menikah.

"Leo, Leo, sayang kau ada di dalam?" suara seorang wanita yang mengetuk pintu membuat Leo bertambah frustasi. Ia tidak ingin membuka pintu dan menemuinya. "Leo, kau sudah bangun kan? Ini aku Audrey,"

Leo semakin gelisah, sekalipun tidak menyebutkan namanya ia sudah tau siapa di balik pintu itu.

Sedangkan Audreey mencoba masuk dan beberapa kali memutar handle pintu yang ternyata di kunci dari dalam. "Leo ...."

Karena tidak betah mendengarkan panggilan Audrey, Leo pun akhirnya membuka pintu.

Audreey langsung memeluk tubuh Leo dengan erat, ia membayangkan kejadian tadi malam yang membuatnya melayang. Kehangatan tidak bisa di bandingkan oleh apapun. "Sayang, aku merindukan mu."

Leo tersenyum tipis, Audreey melepaskan pelukannya dengan wajah berbinar. "Tadi malam kau ...."

"Aku tidak ingat kejadian tadi malam," ujar Leo.

Audreey yang semula tersenyum dengan ceria kini memudar, hampir saja dia berpikir negatif dan ia langsung menyingkirkan pikirannya. Tidak masalah jika Leo tidak mengingatnya, ia akan menjelaskannya pada Leo. "Sayang, kau akan mengingatnya nanti, aku akan menjelaskannya kalau kita sudah melakukannya."

"Audreey aku harus ke kantor karena hari ini ada meeting pagi, maaf ya ... Aku harus bersiap-siap dulu." Leo bergegas pergi membuat Audreey terdiam. Ia merasa Leo menghindarinya.

"Sa ...."

Leo masuk ke dalam kamarnya dengan membantingnya. Ia menyandarkan punggungnya ke belakang pintu dan memejamkan kedua matanya. Betapa brengseknya dia sampai tidur dengan wanita lain selain istrinya, padahal selama ini ia masih menjaga kesucian istrinya.

Saat mata itu terbuka, perlahan ia melangkah ke arah ranjang. Di sana ia melihat bayangannya sendiri bersama dengan Audreey kejadian tadi malam. Bagaimana dia menciumnya dan memulainya. Mendengar suara pintu terbuka dia menoleh dan melihat seorang wanita yang perlahan melangkah ke arahnya dan menajamkan kedua penglihatannya itu.

"Kau bajingan Leo!!" pekiknya. "Aku tidak sudi bertemu dengan wajah mu. Aku ingin secepatnya bercerai."

Leo mematung mendengarkan nada dingin dan penekanannya, di kedua matanya terlihat sebuah kebencian yang mendalam.

"Aku sangat membenci mu Leo."

Leo menggeleng, bibirnya tertutup rapat dan tak bisa mengeluarkan suara. Ia ingin membuka suaranya dan menjelaskan.

"Kalian tidak perlu menjelaskannya, sepasang kekasih pasti akan melakukannya. Aku akan pulang ke rumah orang tua ku."

"Tidak!!!" Tangan Leo mengambang di udara, seketika bayangan Maicha menghilang. Ternyata semuanya hanyalah ilusi. Leo langsung terduduk lemas di lantai dan membayangkan apa yang terjadi. Ia belum bisa bersitatap dengan Maicha. Ia pun bangkit dan buru-buru menyelesaikan mandinya dengan cepat dan bergegas pergi ke kantor.

Tanpa di sadarinya Audreey telah membuat sarapan dengan hati senang. Beberapa pelayan pun membiarkannya saja karena mereka tau siapa Audreey.

"Leo pasti suka." Ia melihat beberapa sandwich buatannya sendiri dan telur gulung.

Hari ini dengan tangannya sendiri ia melayani Leo seperti layaknya seorang istri. Betapa bahagianya ia bisa melayani Leo.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***