Mereka muncul di sebuah kota yang memiliki bangunan lebih maju dibandingkan Kota Georginia, paling tidak setiap bangun memiliki tiga lantai dengan orang-orang berpakaian mewah berlalu lalang di sekitarnya.
Jika ada kota termewah, maka kota ini akan menjadi salah satunya.
"Kemari."
"Tidak di sangka bahwa kalian bisa sopan."
"Yah.. kami sudah diberikan instruksi untuk memperlakukanmu dengan baik tapi biasanya kami menyeret seseorang tanpa ampun," balas Key demikian.
Ardhi pikir dia tidak seharusnya bertanya, mereka memasuki bangunan guild bertuliskan Lost Carnival di dalamnya lebih cocok disebut bar atau sebagainya.
Para wanita berjajar dengan rapih sementara para pria di belakang mereka bergiliran untuk melecehkan mereka. Mereka dilucuti hingga menjadi tontonan banyak orang.
Memang benar itu bukan paksaan meski demikian.
Ardhi meletakan tangannya di pedang namun dalam sekejap ketiga petualang yang membawanya menahan tangannya dan di saat yang sama mereka semua terlempar ke udara.
"Apaan ini, apa dia sebelumnya menyembunyikan kekuatannya," ucap Feng Ho.
Ardhi berjalan ke arah gadis yang tampak menangis lalu mengulurkan tangannya, dia bertugas sebagai pembawa gelas minuman dan baru saja terjatuh dengan tangan yang dipenuhi darah.
Seseorang jelas menjegalnya.
"Kenapa kau berada di sini?"
"Orang tuaku tidak bisa membayar hutang pada salah satu petualang dan aku dibawa kemari untuk melunasinya."
Para pria yang terganggu mulai mengerumuninya.
"Siapa kau, apa kau tahu kami sedang bersenang-senang di sini."
"Kau mau mati."
Sebelum dia berbicara lebih jauh kepalanya terbelah dua, enam pedang Ardhi melayang di udara kemudian menembus kepala mereka tanpa ampun.
Ketiga orang yang membawa Ardhi tercengang, bahkan jika dia benar-benar menghabisi mereka itu bukan sesuatu yang mustahil.
Para wanita merapalkan sihir dan tentu saja itu tidak berguna bagi Ardhi, masing-masing pedang ditempatkan di wajah mereka hanya satu gerakan mereka akan mati.
"Sungguh pemandangan yang mengerikan bukan."
Seorang muncul untuk menghentikan Ardhi membantai. Dia seorang wanita berambut abu metalik bergelombang, mengenakan gaun tipis dengan gelas minuman di tangannya.
"Tolong mengertilah, semua ini aku lakukan untuk menarik para petualang kuat untuk datang kemari, jika kamu membunuh semuanya maka tidak akan tersisa lagi di tempat ini."
Semua pedang Ardhi kembali ke sarungnya.
"Sepertinya kau cukup tahu tentangku?"
"Tentu saja, pedagang budak di kota Georginia memperingatiku untuk tidak menyinggung tentangmu."
Feng Ho berbisik ke arah Key yang mematung.
"Ini pertama kalinya Nona Sirna sopan terhadap seseorang."
"Aah, itu alasan kita harus memperlakukannya dengan baik, misal jika kita memaksanya maka."
Ketiganya menelan ludah dan Therta melanjutkan dari belakang.
"Kita semua akan mati."
Ardhi naik ke lantai dua yang merupakan ruang VIP di tempat ini.
"Gadis yang barusan kau bantu akan kami bebaskan dan ia bisa hidup seperti yang lainnya, anggap saja permohonan maafku untuk apa yang terjadi."
"Kau tidak marah walau aku membunuh anggotamu."
"Tidak apa, mereka hanya pion... mati juga aku tidak peduli, lebih dari itu.."
Sirna mengambil jeda sejenak lalu melanjutkan.
"Apa kau penasaran kenapa aku merekrut orang-orang seperti mereka?"
"Tentu."
Tepat saat itu Anastasia menerobos masuk.
"Ardhi?" teriaknya.
"Anastasia."
Ketiga yang membawa Ardhi secara bersama-sama menahannya.
"Woi, Anastasia tunggulah di luar," kata Key.
"Benar."
"Aku dan Ardhi hanya sedikit melakukan bisnis tolong kamu juga tunggu di luar."
"Ugh, aku mengerti."
"Maaf atas gangguannya."
Jelas sekali bahwa Sirna sudah mengetahui hubungan tentang keduanya saling mengenal.
Pintu tertutup lalu Sirna melanjutkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments