"Pagi-pagi sudah bermesraan," suara itu berasal dari Carmen yang menerobos masuk setelah membuka pintu.
"Carmen?" panggil Lynn.
"Aku membawa laporan untuk tuan, para ras iblis sudah menyelesaikan soal jalan... mereka bertanya apa tuan ada permintaan lain sebelum mereka kembali."
"Aku perlu seseorang untuk memperbesar irigasi untuk ladang, apa mereka mau melakukannya?"
"Aku pikir mereka tidak akan keberatan, hanya saja kita masih tetap membayarnya dan uang kita.."
Ardhi bisa menebak perkataan selanjutnya.
"Kita tidak memiliki cukup dana."
"Semua uang yang kita miliki digunakan untuk memperbesar ladang dan juga gaji para gadis kucing, kita juga tidak bisa menaikan harga ke tiga kerajaan karena ekonomi mereka juga belum pulih karena perang mereka sebelumnya"
"Pastinya, aku pikir sudah waktunya kami kembali berpetualang. Tolong gunakan uang yang ada untuk membayar mereka nanti."
"Baik, serahkan padaku... ayo Lynn, kamu juga harus bekerja."
"Mau bagaimana lagi."
Keesokan paginya Latifa, Mery, Risa dan juga Nisa telah menunggu kemunculan Ardhi di dekat pohon.
"Kau terlambat nyan."
"Aku perlu menyerahkan agenda pekerjaan pada yang lainnya dulu."
"Seperti biasa Ardhi sangat bekerja keras, sebagai ist... maksudku orang tepercaya tolong andalkan aku."
"Terima kasih Latifa."
Nisa berbisik ke telinga Latifa.
"Kau mau bilang istri barusan bukan nyan."
"Tidak."
Risa melompat-lompat di dekat Ardhi layaknya seekor kelinci.
"Ardhi gendong aku desu, gendong."
"Sampai kapan kau akan selalu seperti ini."
"Sampai aku bisa tumbuh."
Semua orang memasang wajah terkejut.
"Hey, apa kalian pikir aku tidak akan bertambah tinggi?"
"Memangnya umurmu sudah berapa tahun, kau tetap seperti itu dari tahun ke tahun."
Mery juga mengangguk setuju dari balik baju besinya.
Ardhi menggendong Risa sebelum berjalan untuk membuka gerbang, petualangan mereka kembali dimulai sekarang.
"Yo Ardhi, akhirnya kau datang ke kota ini lagi, mau minum."
"Latifa selalu cantik, kemarilah minum dengan kami."
"Risa juga imut."
"Jangan dengarkan dia, dia lolicon."
Secara bergantian orang-orang di guild menyapa mereka, ini lebih tenang dari biasanya hingga Ardhi berpikir apa mereka tidak berkeinginan untuk bertarung atau semacamnya hari ini.
Cathy yang berada di belakang loket juga menyapa.
"Selamat datang kembali, apa mau coba mengambil quest?"
"Kami sudah lama tidak datang kemari, apa ada rekomendasi untuk diusulkan?"
Mari kita lihat.
Cathy berbalik untuk mencari-cari guest tertentu, Ardhi memperhatikan bagian belakangnya sampai ia memalingkan wajahnya.
"Ada apa Arhdi nyan?"
"Bukan apa-apa."
Latifa mengembungkan pipinya namun dia tidak ingin mengatakan apapun, singkatnya dia sepertinya kalah besar dari resepsionis ini.
Beberapa quest terkadang tidak ditempel di papan pekerjaan, terkadang quest-quest khusus diberikan secara resmi oleh resepsionis dan karena petualang peringkat atas berjumlah sedikit hanya Yumi dan Ardhi saja yang bisa menerimanya.
"Semenjak kalian tidak datang ke guild kita memiliki tumpukan quest terbengkalai silahkan pilih saja yang kalian mau."
"Benar-benar sebuah keberuntungan nyan, kita bisa pilih yang lebih sulit untuk dihadapi."
"Apa yang kau katakan, sulit juga harus diimbangi dengan hadiah yang besar."
"lagi-lagi Latifa mengatakan soal uang nyan."
Kalau bisa Ardhi ingin memilih tempat yang dekat dengan kunci berikutnya, namun sejauh ini dia belum menerima pemberitahuan dari ponselnya.
Itu seolah bahwa dirinya yang lalu dengan sengaja melakukannya agar dia tidak terburu-buru, itu bisa memiliki interval beberapa bulan ataupun paling lama setahun.
Paling tidak begitulah yang dikatakan dewi.
"Kurasa kami akan mengambil pekerjaan yang ini."
Ardhi menunjuk salah satu quest.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments