Itu adalah sebuah desa yang belakangan ini tiba-tiba tertimbun salju, jika mengingat waktu, salju tersebut terlalu cepat turun dari seharusnya dan terlebih hanya wilayah ini saja yang terdampak.
Setelah melewati banyak kesulitan seperti kemunculan monster dan jalan yang sulit dilewati mereka akhirnya telah sampai di sana.
Masing-masing dari kelompok Ardhi mengenakan pakaian tebal untuk menjaga diri mereka tetap hangat.
Ketika mereka menengadah ke atas langit, salju jelas tidak akan berhenti dalam waktu dekat, itu seolah salju ini ada untuk menimbun seluruh desa.
Setelah bertanya pada orang-orang yang berada di luar untuk menyingkirkan salju, kelompok Ardhi masuk ke sebuah ruangan balai desa yang di dalamnya telah diisi banyak orang.
Itu mendekati seperempat dari penduduk.
"Terima kasih sudah mau menerima permintaan kami, kami sempat berfikir bahwa guild petualang akan mengabaikan hal ini karena tidak ada yang mau mengambilnya, kami minta maaf."
Suara itu berasal dari pak tua yang membawa tongkat.
"Tidak, kami seharusnya yang meminta maaf pasti kalian sudah cukup kerepotan dengan salju ini."
Mereka sedikit terkejut dengan sikap Ardhi, para petualang biasanya akan bersikap kasar tapi Ardhi bertingkah layaknya seorang bangsawan.
"Benar sekali, salju ini hanya akan berhenti pada tengah malam saja dan kembali berjatuhan pagi harinya, kami bahkan harus secara rutin bergantian untuk memasok kayu bakar untuk setiap rumah."
Latifa memberikan pendapatnya, di kelompok ini dia bisa dikategorikan sebagai wakil grup.
"Jika mendengar jawaban Anda, pasti semua orang sudah tahu penyebabnya."
"Benar sekali, ini semua disebabkan oleh sebuah pedang yang berada di puncak gunung."
"Pedang?"
"Pedang itu sebenarnya adalah pedang yang digunakan oleh pahlawan sebelumnya... setelah kematian raja iblis, beliau datang ke desa kami dan meminta untuk menitipkan pedangnya di atas gunung, ia bilang suatu hari akan ada seseorang yang akan mengambilnya jadi kami mengizinkannya, saat itu hanya bagian atas gunung saja yang ditutupi salju namun seiring waktu itu merambat sejauh ini, kami berfikir mungkin saja pedang itu marah karena sampai sekarang tidak ada yang mau mengambilnya."
"Pedang yang memiliki kepribadian yah... kami tidak tahu akan berhasil atau tidak tapi kami akan mencoba melakukan terbaik untuk menghentikan musim dingin ini, jika ada permintaan lain jangan sungkan untuk mengatakannya."
"Apa kalian benar-benar seorang petualang?"
Nisa menggosok hidungnya dengan bangga.
"Kami ini tidak seperti petualang lainnya, kami ini beradab nyan."
"Benar desu, ah walaupun tubuhku seperti ini aku wanita dewasa di dalam."
Mery dengan pakaian normal juga mengangguk membenarkan dan Latifa menggelengkan kepalanya hingga menarik perhatian semua orang padanya.
"Kalau tidak salah bukannya Anda, Arc Priest dari kerajaan."
"Banyak alasan yang terjadi, tapi aku sudah memutuskan untuk menjadi petualang bersama Ardhi."
"Pasti tuan Ardhi sangat berharga bagi Anda."
Wajah Latifa memerah sementara kepala desa sedikit tersenyum bersama orang-orangnya.
"Kalau begitu silahkan beristirahat dulu, untuk tawaran sebelumnya sebenarnya kami memiliki permintaan lain."
Ardhi bersama beberapa orang telah masuk ke dalam hutan untuk berburu seekor monster.
Penduduk desa sedikit kesulitan dalam mencari sumber makanan, karena itulah ini merupakan permintaan lain dari mereka dan Ardhi menyepakatinya dan memilih melakukannya sendirian karena ini bukan sesuatu yang sulit baginya.
Ia juga tidak ingin membuat para gadis dikelompoknya keluar, jadi ia meminta mereka untuk tetap bersantai di kediaman sementara yang diberikan oleh penduduk desa.
Seekor monster bernama banteng merah terlihat dari kejauhan, hanya dengan satu pedang itu merobohkannya dengan cepat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments