Di saat yang sama Ardhi telah memotong ekor Serpent meski demikian ekor yang terputus kembali menyatu sedia kala sebelum menghempaskan Ardhi sejajar dengan tanah.
Latifa buru-buru untuk mendekat demi mengobati Ardhi, dia menutup lukanya demi menghentikan darah yang mengalir.
"Terima kasih Latifa."
"Bukan masalah, tapi sepertinya semua orang terlihat kesulitan."
"Aah, semakin lama kekuatan Serpent semakin kuat.. Yuki Onna bagaimana menurutmu?"
"Sepertinya dia menghisap energi dari sekelilingnya master, akan jauh lebih baik jika mengatasinya dengan cepat."
Ardhi bangkit dan ia menarik satu pedang lagi ke tangannya, dia mencoba menganalisa bagaimana caranya untuk mengalahkan makhluk seperti ini.
Dia tidak memiliki inti kehidupan yang biasanya dimiliki makhluk sejenisnya. Hanya tulang dan tulang saja yang terlihat padanya.
Bagaimana dia bisa melihat juga masih dipertanyakan.
Ardhi meninggalkan Latifa di belakang untuk menyerang Serpent bersama Mery di sebelahnya, Mery lebih dulu menebaskan pedang besarnya.
Empat pedang Ardhi terbang dan masing-masing menabrakan diri ke setiap tulang tersebut. Satu cara yang harus dilakukan adalah melenyapkan seluruhnya sekaligus tanpa sisa dan itu harus lebih kuat daripada sihir milik Risa.
Anisa menggunakan tusukan cepat miliknya, rapier miliknya bersinar terang menyayat bagian tubuh samping Serpent, tak lama disusul dengan pukulan Siesta yang menciptakan ledakan luar biasa.
Seolah tak merasakan apapun Serpent berhasil membuat keduanya terlempar jauh.
Di sisi lain Roy menggunakan skill bayangan untuk menggandakan dirinya, bersama Nisa, keduanya menyerang bagian atas.
Ketika Risa telah menyiapkan sihirnya mereka akan mundur dan sekali lagi Risa menjatuhkan sihir apinya.
Di saat itu Yugo dan Latifa memberikan Heal pada penyerang bagian depan.
Untuk kedua kalinya Serpent kembali bertahan dari serangga Risa, dia bahkan mulai menyerap energi semakin dan semakin besar dari mulutnya untuk membuat bola energi jauh lebih kuat.
Di saat yang sama Ardhi menahan pedang Yuki dengan gerakan siap menusuk hingga lima lingkaran sihir tercipta di depannya.
Hal ini jelas belum cukup karena itulah Ardhi kembali meningkatkan kekuatannya dengan tubuh yang dialiri petir hitam, dia menggunakan skill khusus untuk menarik mana dari anggota partynya sebanyak yang bisa dia lakukan tanpa membuat mereka dalam bahaya.
"Bukannya ini sihir kegelapan Yumi-chan."
"Benar, tidak banyak orang yang memiliki kecocokan dengan kegelapan, terlebih Ardhi juga menghisap mana suci dari Latifa.
"Master?"
"Aku harus mengambil mana mereka untuk bisa mengalahkannya dalam sekali tusukan."
Kini lingkaran sihir yang dibuat Ardhi semakin besar dan bertambah menjadi dua kali lipat.
Tepat saat Serpent menembakan bola serangannya, Ardhi juga menusukan ujung pedangnya ke arah lingkaran sihir tersebut membuat tembakan laser dengan kilatan petir di sekelilingnya.
"Lighting Strike."
Kedua serangan itu berbenturan di tengah-tengah hingga menghasilkan ledakan luar biasa yang menghempaskan semua orang yang sudah mundur sejak tadi.
Perlahan serangan Adhi mulai menerobos semakin jauh, menghantam tubuh Serpent secara langsung sampai tubuhnya perlahan terdistorsi oleh ledakan memekakkan telinga, setiap tulang yang dimilikinya mulai melebur menjadi debu dan hilang tertiup angin.
Yang tersisa di sana hanyalah kawah yang lebih besar dibandingkan dua serangan Risa sebelumnya.
Ardhi tumbang selagi menatap langit biru berawan.
Ini benar-benar kemenangan untuknya bahkan samar-samar ia bisa mendengar suara Naya yang bersorak untuknya.
Semua orang yang sebelumnya terdiam kini bersorak akan kemenangan tersebut, Latifa dan Nisa langsung memeluk Ardhi.
"Kalian berdua."
"Kita menang, kita jelas orang-orang yang pertama kali bisa mengalahkan makhluk bencana nyan."
"Benar sekali, pihak kultus Herina juga pasti akan kesulitan saat melawannya."
"Sesuai yang diharapkan Ardhi-chan."
"Mari rayakan dengan minum-minum," teriak Yugo dan Tiffany terlihat ingin menantang Ardhi secepatnya.
"Sepertinya kemampuanku sedikit menumpul desu."
"Aku cukup bangga dengan perisaiku."
Siesta dan Anisa juga tersenyum selagi mengacungkan jempol keduanya.
"Ini juga berkat kalian, mari kembali."
"Yeeeh."
Jika Ardhi tidak mengambil mana semua orang dia juga tidak akan bisa melakukannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments