Ardhi memasukan kepalanya ke dalam air untuk memeriksa seberapa jauhnya keberadaan kuil yang ingin dia tuju.
Jelas sekali dia tidak bisa melihat apapun hingga ia menarik kembali kepalanya.
"Tidak ada jalan lagi, Risa kami mengandalkanmu."
"Fufu aku akan menjawab harapan kalian dengan segala kekuatanku desu."
Dia menciptakan lingkaran sihir seluas danau lalu menjatuhkan sihir apinya tepat di tengah-tengah. Risa pandai menggunakan sihir es namun seperti yang semua orang duga api lebih bisa diandalkan di segala waktu.
Air mulai menguap ke udara dan kini hanya menyisakan lahan bekas kota yang dipenuhi bangunan terbengkalai.
Semua orang mengangguk dan kemudian berjalan untuk memeriksanya, sama seperti saat melawan Dark Knight, penjaga kunci bukanlah makhluk yang bisa anggap remeh dan mereka bertanya seperti apa yang akan mereka lawan sampai sebuah nyanyian terdengar.
"Nyanyian ini," Latifa menggunakan sihir pelindung untuk mengahalau nyanyian tersebut.
"Apa yang barusan nyan?"
"Aku juga tidak tahu yang jelas jika kita mendengarnya kita akan terhipnotis."
"Sama seperti nyanyian para Siren desu."
"Aku memujimu karena tahu tentang rasku."
Suara itu terdengar dari seorang wanita yang duduk di atas kuil selagi memegang harfa. Ia memiliki telinga mirip sirip ikan, berambut biru sesuai matanya serta berekor ikan.
Di lehernya tergantung sebuah kunci yang dibuat sebagai kalung.
"Jika kalian datang kemari sudah jelas kalian menginginkan kunci ini bukan."
"Aku akan berterima kasih jika Anda mau memberikannya secara suka rela nyan."
"Aku diminta untuk melindungi kunci ini jelas sekali aku menolaknya."
Mery bersiap dengan pedang besarnya sementara perisai masih dia gantung di punggungnya.
"Aku tidak tahu seberapa kuat makhluk ini, tapi kurasa ini pertandingan yang menarik," katanya.
"Benar sekali nyan."
Bagi Ardhi dia tahu bahwa mereka sudah bersemangat. Risa dan Latifa saling menatap setuju dan saat pelindung menghilang mereka menerjang maju.
Siren tersebut hendak bernyanyi namun dua pedang Ardhi lebih cepat melesat di depannya hingga dia berenang di udara.
"Sebuah antisipasi yang bagus, lalu bagaimana dengan ini."
Dia memetik harfanya dan dari sana seekor paus raksasa terbuat dari air meluncur pada mereka.
Ardhi meminta semua orang berpencar saat paus tepat menabrak lokasi yang sebelumnya mereka pijak.
Mery menebas dan itu membelahnya menjadi dua bagian, seperti layaknya air, tubuh paus itu menyatu kembali kemudian merubah dirinya menjadi seekor gurita, setiap tantakel menangkap seluruh para gadis dan hanya Ardhi yang melewatinya dengan tubuh diselimuti petir.
"Untuk para gadis kalian diam saja di sina, ini akan menjadi satu lawan satu, antara aku dan pria muda itu."
"Biar aku."
Sebelum Risa mengeluarkan suara, mulutnya sudah dijejali tentakel begitu juga yang lainnya hingga mereka tidak bisa bersuara sedikit pun.
Wanita Siren melayang rendah lalu merubah ekor ikannya menjadi kaki, sementara tubuhnya diselimuti gaun terusan.
"Tidak kusangka bahwa ada yang mau menyelamatkan Dewi Naya setelah ingatan semua orang telah dihapus, bisa aku tebak bahwa kau berasal dari dunia lain bukan."
"Benar, serahkan kuncinya maka kami akan pergi."
"Itu mustahil, kami diperintahkan dewi Herina untuk menjaganya, memberikannya padamu maka kami sama dengan menentangnya dan jelas aku akan menerima hukuman berat darinya."
"Padahal Dewi Naya telah menyelamatkan dunia ini, seharusnya dia tidak perlu dihukum seperti itu."
"Terlepas dari hasil, melanggar aturan tetaplah melanggar aturan. Itulah hukum yang harus ditegakkan.. jika kau terus melakukan ini maka kemungkinan kau akan menjadi musuh para dewi."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments