Menjadi petualang sekaligus orang yang bertanggung jawab dengan wilayah pohon besar merupakan tugas yang Ardhi emban saat ini, seharusnya dia adalah seorang pelajar SMA namun setelah dipindahkan ke dunia ini dia harus berubah menjadi sosok yang bisa dibilang melebihi seorang pelajar.
Ia mengatur segala hal yang diperlukan penduduknya, dari tempat tinggal, makanan serta keperluan lainnya.
Terlepas dari aktivitas malamnya hal itu hanya sesuatu yang tidak bisa ditolak meski begitu Ardhi memilih bertanggung jawab untuk menikahi mereka semua.
Latifa terlihat bersinar dengan senyuman di wajahnya saat mendekat pada Ardhi, meskipun dia sudah kehilangan kesuciannya.
"Ardhi hari ini apa ada sesuatu yang bisa aku bantu?"
"Udara masih dingin, dan es belum sepenuhnya mencair tolong tetap berada di rumah."
"Itu bukan sesuatu yang ingin kudengar, karena itu aku menolak."
"Apa boleh buat, mari ikut aku."
"Yattaa."
Keduanya berjalan untuk memeriksa setiap rumah, Ardhi membentuk tiga tempat utama di wilayah ini
Pertama pandai besi, di sini bertujuan untuk membuat alat perkakas pertanian.
Bagaimana setiap ras bekerja itu sudah membuat mereka takjub.
"Mereka membuat cangkul."
"Kedepannya alat tersebut akan lebih banyak digunakan."
"Begitu."
Kedua adalah tempat pakaian, Lila turut berada di sana lalu melompat ke arah Ardhi dengan senang.
"Aku membuat rancangan yang bagus."
"Bagaimana kalau biarkan Latifa mengenakannya?"
"Ah tentu."
Itu merupakan satu set gaun indah dengan bentuk untuk memperlihatkan punggung dan paha.
"Ibu selalu menyukai hal seperti ini."
"Ugh, selera ibumu sangat luar biasa."
Ardhi mengangguk mengiyakan dan terakhir adalah pembuat alat makan dari tembikar dan kayu.
Ini bagian terpenting karena sebagian akan dijual ke wilayah raja iblis serta tiga kerajaan.
"Mereka sangat ahli."
Kemampuan mereka tidak bisa diragukan lagi dan Ardhi bangga dengan hal itu. Para Succubus sudah memulai menanam bibit kembali dan Lynn dan Nemesis turut membantu mereka untuk beradaptasi dengan secepat mungkin.
Sementara para kucing dibantu Florentine tengah membuat rumah, sungguh disayangkan bahwa Ardhi harus meninggal tempat ini namun itulah yang harus dilakukannya.
Setelah beberapa Minggu salju menghilang, di dalam kamar Dryad yang meringkuk telanjang terbangun dari tidurnya dan melihat Ardhi yang sudah merapikan pakaiannya.
"Apa sudah mau pergi?"
"Yap, aku perlu menyelesaikan banyak hal juga di luar pohon besar."
"Kalau begitu tolong berhati-hatilah, semua orang pasti menunggu kamu kembali."
"Tentu."
Dryad melambaikan tangannya atas kepergian Ardhi dari balik pintu. Ia meregangkan tangannya selagi menatap jendela yang membiarkan udara segar masuk ke paru-parunya.
"Saya juga harus bekerja hari ini, tapi kurasa saya bisa sebentar lagi beristirahat."
Dryad menarik selimut untuk menyembunyikan tubuhnya lalu kembali memejamkan matanya.
Baginya hidupnya terasa damai
"Pekerjaan seperti apa yang kita ambil berikutnya master?"
"Aku pikir itu harus menghasilkan banyak uang."
"Benar sekali."
"Aku jadi merasa tidak ingin bekerja, tempat ini terlalu nyaman untukku desu."
"Itu perkataan pemalas nyan,. benarkan Latifa?"
"Um, kamu bisa tinggal kalau mau, lebih sedikit orang ikut aku lebih senang."
"Kamu benar-benar tidak menutupi apapun sekarang desu."
Mery mengangguk setuju.
"Beberapa bulan terakhir semua orang telah mendapatkan hal yang mereka inginkan, ini awal baru untuk memulai petualangan baru."
"Perkataanmu sulit aku mengerti nyan."
Ardhi, Latifa, Nisa, Mery, Risa dan juga Yuki dalam bentuk pedang telah memasuki gerbang perpindahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments