Ada beberapa jejak ular di tanah yang menggiring semua orang ke sebuah gua, di dalam sana pastilah tempat Serpent berada.
"Sama seperti ular lainnya sepertinya Serpent tidak bisa tinggal kecuali di dalam lubang, pria juga tidak bisa hidup tanpa."
Sebelum Yumi mengatakan lebih jauh Ardhi telah menutup mulutnya.
"Kamu tadi ingin mengatakan hal aneh bukan Yumi."
"Tidak juga."
Jika mencoba masuk akan berbahaya jadi Ardhi berpikir untuk mengeluarkannya dari sana. Bertarung di tempat luas adalah keuntungan mereka, dia mengirim satu pedang menembus gua bersamaan saat pedangnya kembali teriakan menggema keluar.
Mery menyiapkan perisai di depannya tepat saat Serpent keluar dia menahannya dengan baik.
"Sekarang semuanya menyebar dan lakukan apa yang kalian bisa lakukan."
"Dimengerti."
"Aku sangat bersemangat sekarang," teriak Siesta.
Serpent hanya mengandalkan tubuh kerasnya, hanya dengan itu telah mengurangi resiko mereka.
"Tetap hati-hati pada ekornya, Latifa, Risa, Yugo dan Anisa bersiap untuk memberi support pada garis depan, Nisa, Roy, Siesta dan Mery utama untuk menyerang bagian perutnya.
"Dimengerti Nyan."
"Laksanakan."
"Untuk Tiffany dan Yumi pastikan mengalihkan perhatiannya dengan menyerang kepalanya.
"Oke."
"Pedangku akan merusaknya."
Ardhi menarik Yuki Onna dalam bentuk pedangnya lalu menebaskannya ke tanah untuk membungkus ekornya dengan es.
Ekornya sama seperti cambuk yang bahkan lebih kuat hanya untuk meremukkan tubuh seseorang, karena itulah bagian tersebut harus lebih dulu diatasi.
Semua orang memberikan serangan terbaik mereka dan terhempas di waktu bersamaan.
"Kuat sekali."
Ardhi memberikan perubahan rencana.
"Risa, Latifa gunakan sihir serangan kalian."
"Baik."
Lingkaran sihir cahaya dan lingkaran sihir api muncul di atas kepala Serpent, tak perlu diragukan lagi bahwa itu serangan yang sangat kuat yang dalam sekejap membungkus Serpent dengan ledakan besar hingga menghasilkan kawah raksasa setelahnya.
"Apa berhasil?"
"Tidak, makhluk tersebut masih hidup."
"Merepotkan."
Yumi menggambar dua raksasa dari gambarnya dan masing-masing dari mereka menerjang ke depan, hanya dengan ekor itu langsung menghancurkan keduanya.
Serpent membuka mulutnya dan dari sana tampak energi terkumpul sedikit demi sedikit hingga menciptakan bola raksasa.
"Semuanya berlindung di belakang Mery."
Semua orang melakukan apa yang Ardhi katakan dan Mery telah bersiap dengan perisai, bahkan jika mereka lari itu tidak akan sempat, menggunakan kemampuan Mery adalah sebuah pertaruhan.
"Mery aku serahkan padamu."
"Jangan khawatir, perisaiku lebih berat dari sebelumnya."
Ada bunyi mendesis saat perisai itu tiba-tiba mengeluarkan asap ke udara, Mery meletakan perisainya di depan.
Dia pertama mengaktifkan Absolute Shield untuk menahan bola raksasa yang ditembakan dari mulut sang ular.
Kekuatan yang begitu besar membuat tanah sekeliling kami retak dan hancur.
Mery selanjutnya menggunakan Counter Shield untuk membalikkannya, bola hitam tersebut berbalik ke wajah Serpent lalu meledakannya hingga hancur berkeping-keping.
Ratusan tulangnya berjatuhan ke tanah, tapi itu hanya sesaat sebelum mereka tertarik kembali dan menjadi satu kesatuan yang utuh.
Mery terduduk karena kelelahan.
Jelas sekali dia hanya mampu mengembalikan serangan tersebut hanya satu kali, sebelum serangan bola hitam datang mereka harus mengalahkannya lebih dulu.
Latifa menggunakan sihir Blessing dan semua orang kembali bergerak.
Brak.
Kepala ular terdorong dengan pukulan kuat Siesta. Anisa sebelumnya bisa menggunakan sihir suport tapi sekarang dia juga turut ambil dari bagian penyerangan.
Double Slash, Nisa dan Roy masing-masing terus melakukan combo mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments