Setelah Livy dan Tari terlibat bersitegang yang mana Livy juga secara terang-terangan sekarang berani memberontak perintah-perintah Tari.
Wanita paruh baya itu pun terus menatap punggung Livy yang menggendong buah hatinya naik ke kamar Agam. Wanita paruh baya itu tahu betul saat ini sainganya bukan hanya Livy, tetapi ada satu lagi Oliv yang bisa saja menggagalkan rencana Tari.
"Aku harus cari cara lain untuk membuat Livy makin tidak berkuasa di rumah ini. Aku pikir dia adalah wanita yang nurut dan bisa aku manfaatkan, tapi sepertinya Livy juga punya otak yang culas," batin Tari otak liciknya terus berputar-putar bagaimana caranya dia bisa menyingkirkan Livy. Mengingat Agam saat ini saja sudah sangat sayang dengan putrinya.
Sementara Tari di lantai bawah masih memendam kekesalan pada Livy karena rencananya yang bisa saja digagalkan oleh menantunya, dan cucu tirinya. Otak Tari terus bekerja dengan sangat baik untuk memikirkan cara yang tidak berimbas pada dirinya.
Sedangkan Livy pun begitu sampai di depan kamarnya langsung masuk ke kamar dan melihat Agam sedang merapihkan peralatan Oliv.
"Mas apa kalau Livy nitip Oliv Mas tidak cape?" tanya Livy dengan sangat berhati-hati.
Agam pun yang sedang sangat bahagia langsung membalas Livy dengan senyuman. "Ya tidak dong, lagian Oliv saja kerjaannya cuma bobo setelah itu paling minum susu jadi apanya yang cape. Sekarang kamu istirahatlah urusan Oliv biar Mas yang jaga," balas Agam sembari mengambil Oliv dari gendongan sang istri.
"Kalau gitu soal ASI, Livy mompa dulu untuk stok kalau Oliv lapar, kasihan kalau harus nunggu Livy bangun," balas Livy, dengan cekatan ibu baru itu menyiapkan alat pemompa ASI dan setelah siap di simpan di lemari pendingin.
"Mas, maaf yah Livy nitip Oliv nanti kalau sudah diberi ASI masih haus terus bangunkan livy saja," ucap Livy tanpa menunggu balasan dari sang suami yang masih terlalu senang dengan mainan barunya Livy pun langsung kembali melanjutkan niatnya untuk beristirahat selain tubuhnya yang memang terasa sangat cape. Pikiran Livy juga lebih cape terutama setelah bertemu dengan Tari yang dia tahu kalau wanita yang menyandang status sebagai ibu mertua itu tidak menyukai dirinya, dan juga putrinya.
Tidak harus menunggu lama tubuh Livy yang memang benar-benar cape pun langsung terpejam dengan sempurna. Dan bangun ketika benar-benar sudah puas. Bukan seperti biasanya yang bangun karena terpaksa. Dan yang membuat Livy bahagia lagi adalah Agam juga tidur di sampingnya dengan Oliv sedang tertidur pula juga.
"Ya Tuhan semoga saja suami hamba memang sekarang jauh lebih baik. Mau melindungi keluarganya," batin Livy tidak ada henti-hentinya mengucapkan rasa syukurnya karena kehadiran Oliv mampu membuat Agam yang awalnya cuek kini jauh lebih hangat dan itu semua membuat Livy bersemangat menjalani hidup yang keras ini.
Hari-hari Livy pun tidak ada yang spesial, sama seperti hari-hari sebelumnya selama dia menjadi istri Agam. Meskipun sudah ada putri tercinta. Nasibnya bukanya membaik justru menjadi-jadi. Tari semakin menindas dirinya. Dari semua pekerjaan Tari selalu melimpahkan pada Livy, dan berbuat semena-mena pada sang menantu, tetapi akan berbuat manis seperti madu ketika suaminya dan juga Agam pulang ke rumah. Yah, perlakuan Tari tidak ada bedanya sama seperti dulu. Menganggap Livy hanya sebatas pembantu.
Tanpa terasa kini Livi sudah melewati kehidupan yang keras selamat tujuh bulan paska kelahiran putri kecilnya. Hari-harinya masih sama dan sam seperti dulu. Yang tidak membuat Livy bahagia adalah adanya sang pengobat lelah yaitu Oliv, dan perlakuan Agam yang bisa dibilang jauh lebih baik dari sebelum hadir putri kecilnya.
Meskipun ia hanya dianggap sebagai pembantu oleh Tari saat sang suami kerja, tetapi setidaknya ia akan kembali menjadi nyonya ketika Agam ada di rumah. Sehingga rasa lelahnya sedikit terobati.
“Livy kamu jaga rumah aku mau ke rumah sakit, kakek tua itu kembali sakit,” ucap Tari ketika Dirga semalam dilarikan ke rumah sakit. Dalam hati Livy tentu ingin menyumpal mulut pedas ibu mertuanya, tetapi apa daya wanita itu sedang menjalani lakon menantu yang tertindas. Ingat itu hanya lakon! Nyatanya dia juga memiliki rencana sendiri untuk menyingkirkan Tari.
“Baik Mih, semoga Papih Dirga cepat sembuh,” balas Livy, meskipun ibu satu anak itu bisa tahu dari sorot mata Tari, bahwa ibu mertuanya menginginkan hal sebaliknya, yah Tari menginginkan sang suami cepat meninggal dunia, karena kalau Dirga meninggal dunia dia bisa lebih mulus untuk menjalankan rencananya.
Livy bergidik ngeri ketika Tari sudah mulai meninggalkan rumah mewah tiga lantai itu.
“Ada orang serakah seperti itu, ingin menguasai harta orang yang jelas-jelas bukan miliknya,” gumam Livy, kali ini wanita itu tidak perlu berpura-pura lagi karena asisten rumah tangga di rumah ini sudah berhasil menjadi teman Livy. Yah, seperti sekarang Livy saat ini bisa menjadi nyonya sesungguhnya meskipun hanya beberapa saat saja. Meskipun hanya saat Tari tidak di rumah, tetapi cukup membuat Livy bahagia.
Bersambung....
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Ci_Osyih Aenta
Mohon maaf bab 9 dan 10 jangan dibaca dulu ada bug dr aplikasi🙏🏻🙏🏻🙏🏻
2023-03-25
1