Manusia Berbulu Domba

"Mas apa ini?" tanya Livy begitu Agam sampai di rumah, wanita itu mendapatkan laporan dari orang yang ia tugaskan untuk menyelidiki suaminya. Yah, dugaanya selama ini adalah sebuah kebenaran.

Agam yang baru pulang kerja, dan beberapa hari ini dicurigai oleh Livy tentu sudah bisa menebak apa yang ingin Livy katakan. Laki-laki itu mengambil ponsel Livy dan melihat apa yang istinya maksud.

Ckk...Agam pun tersenyum dengan bibir sebelah terangkat, seolah tengah mengejek sang istri. "Kamu memata-matai aku?" tanya Agam dengan nada yang meremehkan.

"Aku hanya membuktikan kalau kecurigaan aku itu benar. Kamu selingkuh. Kemarin sudah aku tanyakan baik-baik sama kamu, tapi apa yang kamu katakan. Kamu mengatakan sibuk dengan pekerjaan dan ini dan juga itu, tapi faktanya ada mantan kekasih kamu yang  membuat kamu akhir-akhir ini pulang telat terus. Dan juga kamu sudah melupakan kami, kamu seolah lupa pada Oliv dia juga butuh kasih sayang ayahnya, tapi jangankan kamu seperti dulu sekarang kamu jauh sekali berbeda," ucap Livy dengan suara yang bergetar dan juga ada bongkahan kekesalan di dalam dirinya yang ia coba keluarkan.

"Sekarang kamu sudah puas setelah tahu semuanya," ucap Agam tidak kalah suaranya tinggi dari Livy.

"Sekarang maunya Mas apa? Apa Mas inginkan kembali menjalin kasih dengan Cala?" Sesak yang Livy rasakan, tetapi ia juga tidak bisa hanya menjadi pecundang yang selalu dibodohi Agam untuk perselingkuhannya. Sudah cukup dia menjadi orang yang dimanfaatkan oleh mertuanya untuk mendapatkan harta almarhum suaminya. Di saat Livy berjuang untuk menyelamatkan harta-harta itu, justru Agam dengan kurang ajarnya malah menjalin kasih lagi dengan mantan kekasihnya. Sekarang Livy tidak lagi memikirkan harta-harta yang ingin dia dapatkan, tetapi Livy lebih mengamankan mentalanya cukup sakit yang ia rasakan.

"Aku dan Cala, hanya teman kerja. Hanya teman kerja, kami sedang ada kerja sama sehingga terlibat pertemuan akhir-akhir ini, kurang apa aku jelaskan sama kamu. Aku dan wanita itu sudah tidak ada hubungan lagi dan Cala juga tidak mungkin mau jadi pelakor dia wanita yang baik-baik," balas Agam sebelum laki-laki itu meninggalkan kamar pribadinya. Rasa lelahnya ketika pulang kerja, dan ingin istirahat nyatanya justru bertambah lelah dengan tuduhan-tuduhan Livy yang membuat Agam tidak betah di rumahnya.

Bertepatan dengan itu Tari pun lewat. Eh salah, bukan lewat, tetapi wanita itu memang sejak tadi menguping pertengkaran di antara Livy dan juga Agam.

"Loh Sayang kamu mau ke mana?" tanya Tari, dengan menunjukan wajah masih kaget.

"Pergi Mih, butuh cari hiburan. Makin hari Livy makin menuduh yang tidak-tidak. Bikin nggak betah di rumah," jawab Agam dengan suara yang dikeraskan dengan sengaja agar Livy di dalam kamar dengar apa yang Agam katakan.

Wanita paruh baya itu pun memulai aktingnya lagi. Tari menggeleng-gelengkan kepalanya tanda dia tidak setuju dengan yang Livy lakukan. "Mamih tidak tahu apa yang terjadi di antara kalian, tetapi Mamih selalu berdoa agar kamu sabar menghadapi Livy, kata orang kalau punya bayi memang seperti itu moodnya naik turun dan kamu harus sabar jangan terlalu menyalahkan Livy kasihan dia, karena dia juga pasti capek merawat anak kalian sehingga mungkin ini cara Livy mencari perhatian dari kamu," ucap Tari dengan suara lembut dang mengusap punggung Agam.

Inilah salah satu sifat Tari yang selalu perhatian dengan Agam, sehingga Agam tidak percaya setiap Livy mengatakan apa yang sebenarnya terjadi di balik kebaikan Tari, di mata Agam, sosok Tari adalah ibu pengganti yang sangat tulus menyayangi dirinya dan juga papinya. Sehingga sekeras apapun Livy mengatakan apa yang terjadi, Agam justru menuduh yang sebaliknya. Karena selain perhatian pada Agam, Tari juga berhasil menunjukan perhatiannya pada Livy seperti yang terjadi malam ini. Di depan Agam, Tari membela Livy. Seolah ia memang mertua yang paling baik, dan pengertian.

Sedangkan Livy di dalam kamar yang bisa mendengar obrolan mereka pun makin sesak. Makin sulit Livy untuk mendapatkan kepercayaan dari Agam. Yang ada dalam pikiran Livy saat ini hanya Om Jaxtion, hanya laki-laki paruh baya itu yang percaya apa yang Livy katakan.

Yah, harapan Livy hanya Om Jex, andai Om Jex tidak ada mungkin Livy sudah benar-benar pergi dari rumah ini, tidak ada lagi misi-misi untuk mendapatkan sedikit dari harta yang Agam miliki agar bisa membaginya pada orang-orang yang membutuhkan. Tidak akan terbawa pikiran meskipun harta itu Tari yang menguasai semuanya. Namun, berkat Om Jex, Livy masih bisa berpura-pura kuat dan baik-baik saja, meskipun dalam batinnya Livy sendiri menderita dengan tingkah-tingkah Agam, dan Tari.

"Iya terima kasih, atas nasihatnya Mih, Agam hanya butuh tempat untuk menenangkan diri. Nanti pasti akan kembali lagi," balas Agam dengan suara yang lemah.

Kembali Tari mengusap pundak Agam, dan memberikan dukungan pada Agam, "Kalau itu yang kamu butuhkan, pergilah menenangkan diri dan setelah itu kamu akan tetap baik-baik saja. Kembali ke keluarga kamu. Mamih yakin kamu adalah laki-laki yang bertanggung jawab seperti papih kamu," balas Tari dengan sangat manis, siapa pun yang diperlakukan seperti Agam, tidak akan percaya kalau ada yang mengatakan Tari itu hanya mengincar harta-harta Agam. Itu semua karena di mata Agam, sang ibu Tiri adalah orang yang sangat baik.

"Terima kasih Mih, nitip Livy dulu. Agam pergi hanya untuk menenangkan diri," balas Agam, tanpa menunggu persetujuan dari Tari laki-laki beranak satu itu pun langsung meninggalkan Tari, dan juga Livy serta putrinya yang  mana Livy di dalam kamar tengah terisak menangisi kepergian Agam, dan Oliv yang masih kecil tidak tahu apa-apa atas yang terjadi di antara orang tuanya.

Senyum kemenangan mengiringi kepergian Agam. "Pergilah Agam, cari kepuasan di luar sana," batin Tari dengan senyum yang misterius. Yah wanita itu sangat bahagia, karena itu tandanya rencananya berhasil. Wanita itu bisa mengunakan masalah dalam rumah tangga Agam untuk mencari celah lengah. Karena Tari juga yakin pasti Livy tidak bisa membuat rencana dia gagal, karena Livy sendiri pasti sedang patah hati dengan perlakuan sang suami yang sangat membuat sesak di dadanya.

Diam-diam Tari pun menjalin hubungan baik dengan Cala. "Aku harus hubungi Cala dan mengajak wanita itu untuk menyingkirkan Livy," batin Tari. Yah, wanita paruh baya itu sudah menyadari kalau Livy bukanlah wanita polos seperti yang dia lihat di awal. Livy memang terlihat polos, dan penurut tetapi Tari tahu, kalau Livy diam-diam membicarakan kebiasaan buruk Tari pada Agam. Tari masih bisa bersyukur itu semua karena Agam tidak terpancing atas ucapan Livy. Sehingga kini Tari tidak akan membuat Livy tetap berada di rumah ini. Karena Tari yakin Livy itu orang yang cukup membahayakan untuk rencananya.

"Oh Livy kita buktikan aku atau kamu yang nantinya akan ke luar dari rumah mewah ini," balas Tari dengan suara yang tidak kalah mengandung kebencian.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!