Rencana Livy

"Apa kamu mau periksa isi koper yang aku bawa? Mungkin kamu takut aku membawa harta kamu seperti yang kamu tuduhkan pada aku selama ini?" tanya Livy tetap dengan suara yang tenang, meskipun dalam batinnya wanita itu sudah menahan kemarahan.

Agam pun hanya menggelengkan kepalanya tanpa melihat ke pada Livy atau pun Oliv. Livy yang sudah benar-benar marah pun langsung mengayunkan kakinya. Ia berjanji tidak akan kembali ke rumah ini meskipun Agam mengemis padanya. Hubungannya dengan Agam sudah berakhir mulai detik ini.

Malam itu juga Livy dan Oliv putri kecilnya meninggalkan rumah itu. Untuk terakhir kalinya Livy menatap rumah mewah dengan tiga lantai itu bukan karena dia berat, tetapi dalam hatinya dia justru merasakan kelegaan, karena pada akhirnya ia bisa terbebas dari semua deritanya. Hampir dua tahun Livy dan Agam bersama, tetapi tidak juga Livy bisa membuat Agam mempercayai ucapannya.

"Aku ingin lihat, bagaimana reaksi Agam, kalau tahu ternyata apa yang aku katakan selama ini adalah sebuah kebenaran. Apakah Agam akan menyesal dan meminta maaf padaku atau justru Agam akan bernasib jauh lebih buruk dari yang aku pikirkan selama ini," batin Livy dengan mengayunkan langkah meninggalkan rumah ini.

Sedangkan Tari dari dalam kamarnya pun tertawa puas, karena pada kenyataanya pengacau utamanya sudah pergi dari rumah ini. "Rasakan itu Livy, kamu akhirnya ditendang juga dari rumah ini. Makanya jangan macam-macam dengan aku," gumam Tari dengan menatap geli pada Livy yang sedang menatap rumah mewah yang ditempati Tari, seolah Livy berat meninggalkan rumah mewah suaminya.

Dengan bermodalkan uang tabungannya Livy pun memilih untuk tinggal di rumah kontrakan, dan setelah ini dia akan bekerja dengan Om Jex untuk menjalankan langkah selanjutnya, dan melihat bagaimana permainan Tari perlahan terbongkar. Livy tidak akan tinggal diam sampai semuanya terbongkar. Justru dengan kepergiannya dari rumah mewah itu Livy semakin yakin kalau dalam waktu dekat semuanya akan terbuka dengan jelas. Dan tentunya siap-siap untuk menertawakan semuanya. Yang saling berebut harta, tetapi nyatanya harta-harta itu sudah aman di tangan Om Jex.

Tanpa menunggu lama Livy pun sampai di rumah Om Jex, yah setelah tadi dirinya mengatakan kalau ia benar-benar terusir dari rumah Agam, orang kepercayaan almarhum papih mertuanya pun meminta untuk malam ini Livy tinggal di rumahnya. Baru besok Livy bisa mencari rumah kontrakan, apalagi sekarang sudah terlalu larut malam untuk seorang wanita berkeliaran di luar rumah.

“Kamu jangan cemas Livy, Om tetap akan ada di belakang Agam tidak akan Om biarkan Agam terpuruk, kamu fokus dengan anak kalian dan juga pekerjaan yang Om ajarkan. Dan tetap tenang semuanya hanya badai sesaat saja setelah itu semuanya akan baik-baik saja.”

Livy pun tertawa dengan renyah, dan tetap santai. “Om jangan cemaskan Livy, bahkan Livy sudah siapkan semuanya dari jauh-jauh hari.”

“Kayaknya kita harus ambil rencana baru, kalau tetap mereka dalam kecukupan harta Agam tidak akan sadar siapa sebenarnya Cala dan juga Tari,” ucap Om Jex.

“Tapi bagaimana caranya Om?"

“Om akan berpura-pura semua kerja sama diputuskan sepihak sehingga Agam menelan kerugian yang tidak sedikit dan membuat Tari menyadari kalau pohon uangnya sudah hampir mati, sehingga pasti Tari akan menunjukkan sifat aslinya. Begitu pun wanita penggoda itu.”