Chapter 19

...🌸🌸🌸...

"Aku....A-aku salah dengar ya? A-apa di-dia benar-benar pewarisnya?"

Morata terlihat panik. Wajahnya tegang dan ketakutan seperti sedang melihat hantu. Kenyataan ini, membuat semua keluarga Alsen mati kutu.

"Bagaimana mungkin?" Kembali dia bergumam dengan wajah yang cemas.

Tak hanya dia!

Tubuh Siham juga bergetar. Wajah cemas serta takut, begitu terlihat di wajahnya. Kali ini, dia tidak akan berani lagi menyinggung adik iparnya tersebut, jika tidak, dia akan mendapatkan akibatnya nanti.

"Ma. Sepertinya hidup kita akan tamat!" Bisik Siham yang kini juga merasakan hal yang sama seperti Morata. Keduanya nampak tak percaya dengan semua yang mereka lihat saat ini.

Saga berdiri di atas panggung dan sekilas menatap ke arah keluarga istrinya. Siham dan Morata spontan menundukkan kepalanya dan tak berani menatap wajah Saga.

Sementara itu. Wajah Angelia nampak masih memperlihatkan Ekspresi wajah yang terkejut. Air matanya mengalir, dan tubuhnya terasa bergetar.

Bayangan-bayang ketika Saga mendapatkan Hinaan darinya dan keluarganya selama ini terasa berputar di kepalanya. Mengetahui identitas Saga, membuat Angelia merasa sangat malu. Dia terlambat menyadari bahwa sebenarnya suaminya bukanlah orang biasa. Sejak Saga menemaninya di rumah sakit beberapa hari lalu, Angelia bahkan tak menyadari ketika suaminya tak meminta uang kepadanya untuk membeli segala keperluan rumah sakit. Angelia percaya saja ketika Saga mengatakan bahwa dia telah mendapatkan uang dari menjual rumah kedua orang tuanya. Tak disangka, ternyata suaminya adalah orang kaya raya.

Selama ini. Seluruh keluarganya selalu saja menghina Saga sebagai pria miskin yang tidak tahu diri serta menjatuhkan harga diri Saga sebagai seorang suami. Namun hari ini, Saga telah membuktikan bahwa ternyata keluarganya lah yang lebih miskin darinya. Kekayaan Saga, bahkan berpuluh-puluh kali lipat lebih banyak dari kekayaan milik keluarganya.

"Apa jangan-jangan proses tanda tangan kontrak kerja sama itu ada kaitannya juga dengan Saga?" Gumam Angelia. Dia pun memikirkan hal itu. Tak mungkin jika perusahaan kecil miliknya bisa menerima tender sebesar ini dari perusahaan ternama. Apalagi, saat itu perusahaannya sedang di landa kehancuran. Jika dipikirkan dengan matang, tak menerima kemungkinan bahwa perusahaan lain akan berpikir dua kali untuk melakukan kerja sama dengannya.

"Ayo kita pulang! Mama merasa mau pingsan disini. Ayo Pa! Angelia!" Morata menarik tangan keduanya dan membawa anak dan suaminya pergi sebelum dia mendapatkan malu karena telah menjadi mertua kejam untuk seorang tuan muda.

Angelia dan pak Wandi pun mengikuti saja langkah Morata. Tak dipungkiri, mereka pun merasakan keterkejutan yang luar biasa. Jika masih disana, mereka akan menerima semua kenyataan yang akan membuat mereka pingsan berdiri.

Serah terima jabatan pun nampak terlihat di atas panggung. Semua orang menyaksikan penyerahan tahta kerajaan Bisnis kepada pewaris telah resmi diberikan. Kini, Saga telah resmi menjadi pemimpin perusahaan Antarna Grup dan menjadi orang terkaya sejagat raya.

Proses acara berjalan dengan lancar, semua orang di aula tersebut setengah membungkuk memberi hormat kepada pemimpin baru mereka.

"Selamat kepada tuan Muda Wellson. Semoga berjaya dan dipenuhi kebahagiaan!" Ucap semua orang serempak.

Saga mengangguk kecil kepada semua orang yang ada di depannya.

Usai meresmikan jabatannya sebagai CEO perusahaan sekaligus pemilik perusahaan, Saga pun pergi dari Aula dan pergi menuju sebuah Mansion utama keluarga Wellson. Dia di dampingi oleh Sekertarisnya Arya dan juga para pengawal yang berjaga. Setelah identitasnya terungkap ke publik, Arya mengetatkan penjagaan agar musuh tak bisa leluasa untuk mencelakai Tuan muda dari keluarga Wellson.

Sesampainya di Mansion mewah keluarga Wellson. Saga di sambut dengan hangat oleh para penjaga disana.

"Silahkan masuk tuan!" Seorang pengawal mempersilahkan Saga untuk masuk.

Nampak banyak orang terlihat berdiri menyambut kedatangan seorang tuan muda keluarga mereka. Saga masuk setelah di persilahkan. Sementara Arya mengikuti dari belakang sambil menunjukan arah jalan.

"Tuan. Perkenalkan. Ini adalah Tuan Wellson Aditama. Kakek kandung tuan!" Ujar Arya memperkenalkan seorang pria tua yang sedang duduk di kursi roda di depan mereka. Ini pertama kalinya Saga melihat wajah kakek kandungnya. Dia sampai tak bisa berkata-kata lagi, dan hanya bisa menunduk memberikan hormat.

"Salam kakek." Sapa Saga.

Saga terlihat canggung, untuk pertama kalinya dia menemui keluarga besarnya, membuat dia merasa sedikit gugup.

"Duduklah Nak!" Seru kakek Wellson.

Saga duduk dan menatap kakek Wellson, "Maaf jika selama ini kaki tak ada di dalam kehidupan mu. Kakek, adalah ayah kandung dari ayahmu. Dan ini, paman mu! Yuda. Dan ini bibi mu namanya Celine, adik bungsu ayahmu. Dan mereka, mereka semua sepupu-sepupu mu." Ujar Kakek Wellson memperkenalkan dirinya dan seluruh keluarganya.

Saga nampak mengenali satu persatu keluarganya saat ini. Ucapan selamat datang terdengar dari semua orang terkecuali Paman dan istri pamannya. Wajah mereka memperlihatkan bahwa mereka tak suka atas kedatangannya. Namun, Saga tak begitu peduli, dia hanya menanggapi semua orang yang mau menerimanya saja di keluarga ini.

"Ternyata keponakan ku sudah besar. Kamu sangat tampan seperti ayahmu!" Puji Celine kepada Saga.

Saga hanya tersenyum menanggapi ucapan bibinya tersebut, "Terimakasih!" Jawab Saga.

"Panggil aku Tante Celine!" Ujar Celine saat melihat kebingungan Saga untuk memanggilnya apa.

Saga mengangguk, "Baik Tante. Terimakasih banyak!" Jawab Saga yang kini sudah tak merasa Canggung lagi.

Disisi lain. Yuda nampak duduk dengan wajah yang merah. Bertahun-tahun dia mengelola perusahaan ini setelah kepergian kakaknya, namun dia tak mendapatkan posisi apapun. Kerja kerasnya seolah lenyap sejak kedatangan Saga sebagai pewaris tahta kerajaan Bisnis keluarganya.

"Sial! Anak itu mengacaukan segalanya. Aku seperti anak tak bisa di untungkan. Seharusnya aku yang menjadi pewaris kerajaan Bisnis ini. Tapi anak ingusan itu telah mengambil hak ku!" Geram Yuda yang sudah mendecah karena kesal.

"Ini salahmu mas. Jika sejak awal kamu mendengarkan ucapan ku, pasti tidak akan terjadi seperti ini!" Sahut Sintya, istrinya.

Yuda menatap istrinya dengan wajah yang masih sama, "Kenapa kamu selalu menyalahkan aku? Aku yang bekerja selama ini tapi kamu hanya memerintah ku saja!" Yuda balik membalasnya dengan ketus.

"Eleh. Dasar suami tak berguna!" Hina Sintya.

Yuda sudah tak tahan lagi, darah nya mendidih bersamaan dengan tangannya yang sudah mencekal leher istrinya dengan kuat.

"Berani sekali lagi kamu berkata seperti itu, akan aku patahkan lehermu!" Ancam Yuda lalu melempar wajah istrinya kesisi lain. Sintya tak bersuara, dia hanya menatap suaminya dengan sorot yang tajam.

Di ruangan lain. Saga terlihat mengikuti kakeknya pergi menuju sebuah ruangan. Mension ini sangat besar, Saga sampai tak mengira kalau ini rumah seseorang. Ini lebih tepat jika di sebut gedung besar. Karena ukurannya yang sangat luas dan besar di setiap sisinya.

Seorang pelayan membukakan pintu setelah mereka sampai di depan pintu. Saga masuk setelah kakeknya lebih dulu masuk kesana.

Ruangan itu sangat besar dan barang-barang tersusun dengan rapi tanpa debu.

"Dulu. Ini adalah ruangan ayahmu. Dia bekerja seharian disini dan menghabiskan waktunya hanya untuk membangun perusahaan" ujar kakek.

"Dia adalah seorang pekerja keras. Jika bukan karenanya, perusahaan ini tidak akan bisa sebesar ini. Jadi, kakek harap kamu bisa menjaganya dengan sepenuh hati."

"Saga berjanji kek. Demi ayah, Saga akan melakukan apapun untuk membangun perusahaan menjadi lebih besar lagi!" Jawab Saga mantap. Kakek hanya tersenyum getir. Jika saja anaknya masih hidup, dia ingin sekali meminta maaf.

"Kek!" Seru Saga lagi. Kakek menoleh dan menatap wajah cucunya.

"Kenapa ayah pergi meninggalkan rumah dan perusahaannya?" Tanya Saga kemudian.

Kakek terdiam untuk beberapa saat. Akhirnya, pertanyaan ini muncul juga dari cucunya. Kemudian kakek menghela nafas berat.

"Sebenarnya waktu itu....Kakek mewariskan seluruh kekayaan kepada ayahmu. Lalu ayahmu menikah bersama seorang wanita cantik dan sangat sederhana. Semua keluarga menentang keputusan ayahmu untuk menikahi wanita itu. Lalu setelah itu, Ibumu berulangkali mengalami insiden kecelakaan yang membuatnya hampir mati. Tapi, tuhan selalu berkehendak baik. Ibu selalu saja selamat. Tidak ada yang tau siapa pelakunya. Mulai hari itu, ayahmu mengasingkan diri dari kami, dan menjauhkan istrinya dari keluarga maupun publik untuk melindunginya. Akhirnya ayahmu pergi dari rumah tanpa berpamitan. Sejak hari itu kami tak lagi bertemu dengan ayahmu. Kakek sangat menyesal karena membiarkan ayahmu pergi. Kakek menyesal karena tak melarangnya untuk meninggalkan rumah." Kakek meneteskan air setelah bercerita tentang anaknya, Bima.

"Jadi itu sebabnya ayah meninggalkan rumah. Aku yakin, ayah pasti tau mengenai sesuatu. Sepertinya aku harus mencari lebih banyak bukti untuk mengetahui penyebab kematian mereka. Aku yakin, ini pasti ada kaitannya dengan cerita kakek yang katanya ada seseorang yang selalu ingin mencelakai ibu." Batin Saga yang nampak sedang berpikir.

"Kek. Bolehkah aku beberapa barang milik ayah?" Tanya Saga kemudian.

Kakek menatap Saga, "Tentu saja nak. Semua ini adalah milik mu sekarang. Apa kamu tidak ingin tinggal bersama kakek?" Tanya kakek.

Saga sedikit diam, "Maafkan aku kek. Aku tidak bisa tinggal disini. Sebab, aku sudah memiliki istri dan sekarang aku tinggal bersamanya" jawab Saga tak enak hati melihat wajah kakeknya yang penuh harap.

"Baiklah. Kakek bisa mengerti."

"Oh ya. Kenapa kamu tidak membawa istrimu kemari? Setidaknya kenalkan siapa gadis cantik yang berhasil mendapatkan cucu kesayangan ku ini" Ujar kakek menggoda.

Saga tersenyum malu, "Sebelumnya Dia tidak tahu kalau aku adalah pewaris dari perusahaan Antarna Grup kek. Tapi, sepertinya sekarang dia sudah tau. Aku akan menemuinya nanti dan mengatakan kebenaran ini. Lain waktu, aku akan mengajaknya kesini untuk menemui kakek!" Jawab Saga.

"Baiklah. Kakek yakin, cucu menantu ku pasti adalah orang yang sangat cantik dan baik."

Usai melihat ruangan ayahnya. Saga pun berpamitan untuk pulang. Sebab, hari sudah semakin larut dan dia harus kembali ke rumah mertuanya.

Sementara itu. Di tempat lain.

Morata dan seluruh keluarganya nampak sudah di rumah. Angelia dan pak Wandi langsung masuk ke kamarnya masing-masing. Terkecuali Morata dan Siham.

Keduanya nampak masih cemas. Dan duduk di sopa dengan perasaan tak tenang.

"Bagaimana ini Siham? Apa selama ini mama sangat keterlaluan kepada Saga?"

"Sangat Ma. Sangat, Sangat, Sangat keterlaluan." jawab Siham tanpa dosa.

"Siham. Kenapa berbicara seperti itu. Mama semakin khawatir. Bagaimana kalau Saga membalas dendam kepada kita?" Sentak Morata yang nampak semakin cemas. Mendapat menantu kaya bukannya membuatnya senang, tapi malah membuatnya sangat gelisah.

Sebab, menantunya ini adalah mantan orang miskin yang dia hina habis-habisan.

"Siham juga tak bisa berpikir dengan jernih. Bagaimana bisa pria itu bisa mendapatkan semuanya? Semula dia sangat miskin, tapi dalam waktu sekejap, dia menjadi kaya raya dan mewariskan kerajaan Bisnis terbesar di dunia. Hidup kita dalam bahaya ma. Kita bisa celaka." ujar Siham yang menambah ketakutan Morata semakin besar saja.

"Mama tak percaya kalau dia adalah pewarisnya. Rasanya ini mustahil."

"Kenapa Mustahil Ma?" Sahut Saga yang terlihat sedang berdiri di ujung pintu.

Morata dan Siham menelan ludahnya sendiri yang terasa mencekik. Saga yang dia lihat sebelumnya selalu memakai baju kaos oblong, kini terlihat datang dengan setelan jas mewahnya.

"Sa-Sa-Saga." Morata berbicara dengan terbata.

"Sejak kapan kamu datang?" Tanya dengan suara bergetar.

Saga melihat keduanya yang terlihat menunduk dengan wajah takut, "Ada apa? Kenapa kalian terlihat berbeda? Apa tidak ingin menghinaku lagi? Biasanya mama dan Siham akan marah jika aku pulang terlalu malam?" Tanya Saga dengan seringainya.

"Ma-mana mungkin Mama marah. Mama tidak berani!" Jawab Morata tergagap. Mulut yang dulunya selalu mengoceh tak jelas, kini terlihat bungkam tanpa diperintah.

.

.

.

Bersambung.

Jangan lupa untuk memberikan like dan komen ya ☺️

Terpopuler

Comments

Devinta ApriL

Devinta ApriL

wkwkwk Morata sama Siham jadi melempem deh.. kayak kerupuk kenak air kobokan.. hihiii

2023-04-07

7

Dewi_Malam

Dewi_Malam

next thor

2023-04-05

0

Boogiie_Mw

Boogiie_Mw

next lagi

2023-04-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!