...🌾🌾🌾...
Sorot mata Saga berubah tajam, membuat Angelia terkesiap dan menatap Saga dengan cemas. Untuk pertama kalinya Saga meneriaki Angelia hingga Angelia tak bisa mengeluarkan kata-kata.
Sementara, di ujung pintu, Morata nampak berdiri dengan kedua matanya yang melotot sempurna.
"Saga!" Sentak Morata. Dia melangkah masuk tanpa diminta, bahkan kini dia berdiri di hadapan Saga dengan wajah yang geram.
"Berani-beraninya kamu meneriaki anak saya!"
"Siapa kamu yang sudah berani membentak Angelia? Kamu pikir kamu berhak atas dia? Bahkan untuk menyentuhnya saja saya tidak akan membiarkan mu. Jika dia sudah memiliki kekasih, sebaiknya kamu terima saja. Anak saya berhak bahagia. Dan dia juga berhak menentukan siapa orang yang dia cintai!"
"Dan kamu...." Morata menunjuk wajah Saga dengan geram.
"Kamu bukan siapa-siapa di rumah ini. Jika bukan karena perjodohan itu, kamu bukanlah bagian dari keluarga ini. Bahkan sekarang pun kamu tidak di anggap sebagai suami dan menantu, lalu apa yang membuatmu besar kepala dan menganggap bahwa anak saya salah? Kamu hanya menantu sampah. Menantu yang tidak tau diri dan suka menyusahkan orang lain." Lanjutnya mencibir.
"Selama ini, kamu hanya menjadi beban untuk anak saya. Kamu beban untuk semua orang, seharusnya kamu malu kepada dirimu sendiri. Suami macam apa kamu? Bahkan untuk menafkahi anak saya saja kamu tidak mampu. Kamu tidak berhak melarang Angelia, karena Angelia berhak untuk bahagia dengan pilihannya. Paham kamu!" Bentaknya sekali lagi.
Saga terlihat sangat marah, "Sekarang tidak lagi nyonya Morata yang Terhormat. Aku bukan lagi menantu mu yang bisa kau hina sesuka hatimu. Dan Aku adalah suami yang berhak atas istriku. Ini adalah urusan rumah tangga kami, dan anda terlalu ikut campur. Apa anda tidak malu, ikut campur dalam urusan rumah tangga anaknya sendiri? Apa kurang cukup ketika anda membuat anak sendiri berpisah dari anak dan istrinya? Lihatlah Siham! Dia sendirian seperti orang hidup tanpa arah setelah anda memisahkannya dari istri dan anaknya. Apa anda tidak malu? Orang tua macam apa anda?" Balas Saga yang kini mulai menyuarakan kebenaran.
"Siham berpisah karena istrinya yang tidak becus mengurus suami! Apa salahnya, jika aku ibunya menginginkan menantu yang bisa mengurus anaknya dengan baik?" Sahut Morata membela diri.
Saga mendecah sambil tertawa kecil, "Lalu, bagaimana dengan anakmu Angelia?" Tanya Saga dengan raut mengejek. Angelia seketika menoleh menatap Saga.
"Maksud kamu?" Angelia langsung bertanya dengan wajah tak terima.
Saga balik menatap istrinya, "Apalagi? Kamu masih tidak mengerti?"
Kini tatapan Saga beralih kepada ibu mertuanya yang sombong, "Dengar mertuaku yang terhormat. Dia seorang istri dan juga seorang perempuan. Dia tidak pernah mengurus suaminya dengan baik, bahkan tidak menunaikan kewajiban sebagai seorang istri yang baik. Ketika kau menelantarkan seorang istri dan cucumu ke jalanan, kau tidak berpikir panjang, lalu bagaimana Jika posisi itu ada pada anak perempuan mu, apa yang akan kau lakukan nyonya Morata yang terhormat?" Tanya Saga dengan wajah yang dingin.
Morata terdiam sesaat, "Jangan coba-coba membuat pembicaraan yang tidak-tidak Saga. Ini bukan tentang menantu perempuan ku, tapi ini tentang anak perempuan ku!"
"Tapi sama saja Ibu mertuaku. Dia perempuan dan anakmu juga perempuan. Apa kamu tidak berpikir karma akan berlaku? Bagaimana jika anak perempuan mu mengalaminya?" Tanya Saga mengintimidasi.
"Jangan coba-coba mempengaruhi ku Saga. Dan jangan coba-coba menyakitiku!" Kecam Morata.
"Siapa yang menakuti. Jika memang kesalahan itu memang tidak ada, kenapa kau cemas? Haruskah aku perjelas? Hukum tabur tuai itu nyata. Jadi berhati-hatilah!" Balas Saga memperingati.
"Anak ku tidak akan mengalami itu, karena aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitinya. Aku menyayangi dia lebih dari siapapun. Aku tidak akan membiarkan anakku menderita atau mengalami kesulitan apapun. Itu sebabnya aku menentang pernikahan kalian, karena aku tidak akan pernah mau menerima menantu miskin seperti kamu! Selama ini kamu hanya membuat anak ku menderita, karena itu ceraikan anak saya. Agar dia bisa mencari kehidupan yang layak dan pantas untuk dia terima." Ujarnya Morata dengan nada memaksa.
"Saya sudah membawakan surat pengajuan perceraian ini. Cepat tanda tangan surat ini dan pergilah dari rumah ini. Tinggalkan anak saya dan menjauh lah dari kehidupannya!" Perintahnya lagi sambil meletakan dengan kasar kertas itu ke tangan Saga.
Bukannya menerimanya, Saga malah menentang ibu mertua dengan merobek kertas perceraian tepat di depan ibu mertua.
Dengan sorot mata yang tajam, kertas itu dirobek oleh Saga menjadi potongan yang sudah tak berbentuk dan melemparnya ke udara dengan raut wajah menantang.
"Aku tidak akan menandatangani surat apapun. Mengerti!" Ucap Saga dengan suara yang dingin.
Morata dan Angelia menganga lebar. Morata nampak menggeram, rahangnya mengeras bersamaan dengan kedua tangannya yang mengepal karena marah.
.
.
.
Bersambung.
Jangan lupa untuk memberikan like dan komen ya ☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Devinta ApriL
kalau sudah begini mau apa kalian??😡😡😡
2023-03-23
5
Devinta ApriL
kerreen.. harus sering² diginiin tuh Morata..kalau enggak nglunjaknya keterlaluan😡😡
2023-03-23
5
Dewi_Malam
lanjut thor
2023-03-23
0