...🍄🍄🍄...
Pagi hari pun tiba. Matahari sudah menyingsingkan malamnya. Pagi yang baru dan awal yang baru. Hari ini adalah hari pertama Saga bekerja di kantornya. Setelah kemarin belajar dengan giat, kini sudah saatnya dia terjun ke dunia bisnis yang akan mengubah hidupnya.
Saga tidak lagi memikirkan perihal semalam. Dia bersiap-siap dengan pakaian rapi. Walaupun bukan pakaian formal, setidaknya dia sudah rapi dari hari biasanya.
Tetapi, berbeda dengan Angelia. Dia nampak diam memikirkan ucapan Saga semalam.
Saga benar, hukum tabur tuai itu memang benar adanya. Apa yang dilakukan ibunya kepada istri kakaknya sudah salah. Hanya karena kakak iparnya tidak bisa memasak dan mengurus suami dengan baik, ibunya secara sepihak memisahkan Siham dan istrinya tanpa persetujuan istri kakaknya. Bahkan, ibunya juga mengusir cucunya sendiri agar tidak memiliki keturunan dari wanita yang di anggap sebagai menantu yang tidak diharapkan.
"Selama ini aku tidak pernah peduli. Aku tidak pernah menentang keputusan mama. Tapi, mendengar perkataan Saga, aku menjadi takut. Aku juga perempuan, bagaimana jika nasib buruk datang kepada ku nanti? Bagaimana jika aku menanggung karma ini?" Gumamnya dalam hati dengan wajah cemas.
"Kau tidak berangkat bekerja?" Tanya Saga tiba-tiba.
Angelia tersentak. Wajahnya cemas dan dia langsung menoleh kepada Saga, "Aku berangkat nanti siang!" Jawab Angelia kikuk.
Saga nampak memindai ketakutan dimata istrinya, dia pun mendekat dan duduk di samping Angelia di kursi.
"Tentang semalam aku minta maaf. Aku minta maaf telah membentak mu. Aku juga minta maaf tentang ucapan ku tentang hukum tabur tuai atau disebut karma. Maaf, aku tidak bermaksud mendoakan kejahatan kepada mu Angelia, aku hanya ingin membuat ibu mu sadar, bahwa apa yang di lakukan selama ini adalah kesalahan." Ujar Saga yang terlihat mengerti tentang apa yang dipikirkan oleh Angelia saat ini.
"Sebenarnya aku tahu kamu semalam berkata bohong. Aku mendengar ucapan mu bersama papa semalam di ruang tamu. Papa juga mengkhawatirkan kamu bukan? Itu sebabnya dia menunggumu di ruang tamu sebelum kamu pulang bekerja." Sambung Saga lagi.
"Maaf. Aku hanya marah karena perkataan mu saja. Aku marah karena kamu mengatakan telah berciuman bersama laki-laki itu. Dengar Angelia, aku sangat mencintaimu. Kenapa kamu tidak mengerti juga dan tidak menerimaku sebagai suami mu. Jika kamu memikirkan ucapan ku semalam, apa kamu pikir aku akan melakukan hal itu kepadamu? Pikirkan saja, jika itu orang lain, mungkin saja iya. Tapi aku, aku tidak sama Angelia. Aku tetap mencintaimu selama dua tahun ini."
Angelia nampak hanya diam mendengarkan ucapan Saga. Tidak seperti biasanya, ketika Saga menasehati atau mengatakan perasaannya, Angelia akan menjawabnya dengan ketus dan penuh degan kata-kata hinaan saja.
Saga memegang kedua pundak Angelia, dan menatapnya dengan sangat dalam. Seketika, sebelah tangannya mengusap rambut Angelia yang mengurai ke depan.
"Aku mencintaimu. Ingat kata-kata itu!" Ujar Saga lagi dengan suara yang lembut lengkap dengan senyuman manisnya yang menyejukkan jiwa.
"Aku akan pergi. Ada hal penting yang harus aku kerjakan di luar. Jika mama bertanya katakan saja aku sedang keluar ya!" Saga berdiri dan hendak melangkah pergi. Namun suara Angelia menghentikan langkahnya.
"Kenapa kau tetap mencintaiku walaupun sudah ku perlakuan dengan tidak adil?" Tanya Angelia.
Saga berbalik, dia berdiri dan menatap Angelia yang juga tengah menatapnya menunggu jawaban.
"Apa cinta perlu penilaian?" Tanya Saga balik.
Angelia diam tak mengerti, "Buruk atau baik seseorang memperlakukan kita, itu tidak akan mengubah Cinta Angelia. Karena cinta bukan untuk menilai baik atau buruknya seseorang. Cinta tidak memiliki kata jaminan untuk bisa mencintai. Cinta hanya memiliki satu kekuatan, yaitu percaya. Walaupun buruk, tapi cinta tetap mempercayainya. Baik dan buruk tidak akan mengubah cinta Angelia. Kamu tidak akan mengenal cinta, jika kamu tidak mengenal sisi dalamnya. Karena aku mencintaimu, aku tidak peduli baik dan buruk mu. Aku menerima mu apa adanya. Aku percaya cintaku, seperti aku mempercayai diriku sendiri. menyukai seseorang karena baik saja, itu bukan dikatakan cinta. Cinta, jika kita tidak memiliki alasan apapun untuk tetap tinggal atau pun pergi darinya! Itulah Cinta yang sesungguhnya." Jawab Saga kemudian panjang lebar dengan senyuman yang mengembang penuh kepercayaan.
Angelia sampai tertegun. Walaupun kenyataannya dia sudah bersikap buruk. Saga masih mempercayai cintanya kepada dirinya. Disisi lain, Angelia merasa tersentuh. Untuk pertama kalinya dia melihat orang sepolos dan setulus Saga.
"Ya, benar. Jika suamiku adalah Saga, aku tidak akan merasa khawatir jika karma yang di ucapkan oleh Saga semalam akan berlaku untuknya. Karena Saga tidak akan pernah melakukan hal buruk kepadaku. Tetapi, apa perasaan ini? Kenapa aku tiba-tiba merasa berdebar? Kenapa aku tersentuh oleh kata-katanya saat ini? Aku menyukai sikap baiknya, tapi sesuai ucapan Saga, jika menyukai seseorang karena baik saja, itu bukan dikatakan cinta. Cinta jika kita tidak memiliki alasan apapun untuk tetap tinggal atau pun pergi!" Batin Angelia. Dia tersenyum memikirkan ucapan Saga.
"Aku pergi dulu!" Ujar Saga kemudian. Angelia hanya menatap kepergian suaminya itu yang sudah menjauh. Dia terlihat memegang dadanya yang terasa berdetak kencang.
"Kenapa ada pria seperti dia di dunia ini? Sungguh, aku tidak akan cocok menjadi istrinya!" Gumam Angelia. Untuk pertama kalinya dia merasa buruk di hadapan Saga. Dia yang selalu memuji karirnya, kecantikannya, kekayaannya, kini jatuh dihadapan cinta tanpa alasan.
Disisi lain. Saga sudah menunggu di tepi jalan. Tak lama, sebuah mobil mewah menghampirinya. Dia masuk setelah mobil itu benar-benar berhenti di hadapannya.
"Jalan Arya!" Titahnya yang kini duduk di kursi penumpang depan.
Awalnya Arya ingin Saga duduk dibelakang saja, dia tidak enak jika Saga duduk di depan. Namun, Saga tidak pernah merasa buruk jika harus duduk di depan. Sebab, dia tidak ingin ada perbedaan status dengan siapapun. Baik itu kaya atau miskin, baik atau buruk, semuanya adalah manusia yang harus dihormati. Saling menghormati adalah langkah yang terbaik.
Sesampainya di kantor. Saga datang dengan pakaian formal yang sengaja di bawa oleh Arya untuknya.
Semua orang membicarakan Saga yang tampan. Setelah penampilannya berubah, semua orang mulai mengaguminya.
Semua karyawan nya pun sangat menghormati Saga. Tak jarang, jika bertemu di lobi atau di tempat lain, mereka selalu menyapa dan menundukkan kepala dengan hormat.
Saga tidak pernah merasa baik seperti ini. Hidupnya yang semula selalu di hina semua orang, kini berubah drastis setelah dia mendapatkan warisan keluarga.
Dia menjadi orang terpandang dan di kagumi semua orang.
Berselang waktu. Hari demi hari, Saga mulai berkembang. Dia yang awalnya tidak mengerti situs perusahaan. Kini mulai menyuarakan ide-ide baru yang sangat brilian. Tentunya, ide-ide baru yang dia kelola juga menguntungkan banyak pihak.
Perusahaan yang dia kelola pun mulai berkembang pesat, bahkan lebih sukses ketimbang perusahaan di pegang oleh pamannya.
Di balik kesuksesannya sosok Saga pun menjadi pertanyaan banyak orang dan media. Banyak orang belum mengenal siapa pewaris kerajaan Bisnis terbesar di kota ini. Sosok Saga pun menjadi perbincangan hangat di banyak pembisnis besar.
Selain itu, Saga juga di kenal sebagai dewa penolong. Tak dipungkiri, Saga tidak lupa untuk memberikan sebagian hartanya kepada rakyat miskin yang membutuhkan. Seperti anak yatim, gelandang, pengemis dan orang-orang terlantar yang sudah lanjut usia. Saga dengan kebesaran hatinya, membuat sebuah komunitas hubungan dan membangun sebuah yayasan yang dia beri nama (Rumah Singgah Bima) yang di gunakan untuk menampung dan mempekerjakan semua orang yang memang membutuhkan pertolongan.
Namun, ketika Saga memikirkan kehidupan dirumah mertuanya, rasanya kehidupan ini hanya sebuah dongeng saja.
Sementara itu, Ditempat lain. Siham nampak frustasi karena telah di tipu oleh seseorang.
"Hah. Kurang ajar." Siham berteriak di dalam ruangannya sambil menyapu bersih barang-barang diatasi mejanya dengan kedua tangannya.
"Bagaimana aku menjelaskan ini semua kepada papa dan mama?" Ucapnya cemas.
Saham perusahaan lenyap tak tersisa oleh kebodohannya sendiri yang mempercayai seorang pria penipu. Demi untuk memajukan proyek baru yang di iming-iming keuntungan yang besar, Siham percaya begitu saja menginvestasikan Sahamnya dengan jumlah besar kepada pria penipu tersebut. Akibatnya, perusahaan yang dia kelola kekurangan dana dan di ancang kebangkrutan.
Usai dari kantor. Siham pulang dengan wajah yang lesu. Ketika melihat ibu dan ayahnya sedang duduk di taman, Siham langsung menghampiri mereka. Beban ini terlalu berat untuk dia tanggung sendiri, dan dia pun berniat membagi masalah ini kepada orang tuanya agar mendapatkan solusi.
Sesampainya disana.
"Ma. Pa!" Seru Siham ragu. Kedua orang itu menoleh serempak.
"Siham. Sudah pulang?" Tanya ibunya heran. Bahkan ini masih siang, tapi Anaknya sudah berada di rumah dan bukannya di kantor.
"Ma. Siham di tipu!"
Morata dan pak Wandi terkesiap, keduanya nampak terkejut sekaligus khawatir.
"Ditipu bagaimana? Apanya yang tipu?" Tanya Pak Wandi.
Dengan bersusah payah. Siham pun menarik nafas berat, lalu menjelaskan semuanya kepada kedua orang tuanya bahwa dia sudah ditipu dan menyerahkan seluruh saham kepada orang lain dan perusahaan tengah di ambang kebangkrutan.
"Apa? Bangkrut?" Morata berdiri dan nampak syok setelah mendengarkan cerita anaknya tersebut. Perlahan pandangan nya menjadi buyar, kepala nya terasa berat, dan tak lama kemudian, dia pun terjatuh dan pingsan saking syoknya.
.
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Fano Jawakonora
author ini pengagum budak cinta
2024-03-20
0
Esih Sukaesih
si saganya terlalu lebai ,,,thor,,,, kaya ga ada perempuan lagi,,,,dan aku paling ga suka sipat laki2 seperti itu...
2023-06-27
0
budiman_tulungagung
kayaknya koment aku di chapter berapa ya... 2 tau 3... bakal terjadi... sitokoh utama membantu perusahaan istrinya diam2....
2023-05-03
1