Chapter 4

...🍄🍄🍄...

Usai dari pemakaman kedua orang tuanya. Saga kembali ke sebuah rumah yang hampir mirip seperti sebuah gubuk tua milik kedua orang tuanya.

Dia menatap nanar rumah itu dari depan. Entah perasaan seperti apa yang harus dia jabarkan? Hatinya begitu hancur melepaskan kepergian mereka. Setelah ini, rumah ini hanya akan menjadi kenangan yang akan dia ingat seumur hidupnya.

Saga mengangkat sebelah tangannya, menatap Black Card ditangannya.

"Kenapa kalian pergi? Kenapa kalian menyembunyikan identitas dan juga kehidupan dimasalalu dariku. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa ayah?" Gumam Saga.

Ditengah kedua orang tuanya yang sudah meninggal dunia, dia tiba-tiba mendapatkan warisan dan menjadi orang terkaya sejagat raya.

Sejak kecil, Saga tidak tahu apapun tentang kedua orang tuanya. Dia dilahirkan di gubuk tua ini dan besar dilingkungan yang seperti ini. Dia sudah terbiasa hidup susah dan juga bekerja keras untuk mencari makan. Tapi, memikirkan semua hal yang terjadi sekarang, rasanya dia tak percaya bahwa sebenarnya dia adalah pewaris kerajaan Bisnis yang sengaja ditinggalkan oleh ayahnya. Entah apa sebabnya, Saga juga tidak tahu.

Selepas merapikan rumah, Saga kini sudah mengunci pintu. Dia akan kembali ke rumah mertuanya. Saga sudah memberitahu mereka mengenai kematian kedua orang tuanya, namun tidak seorang pun datang, baik istrinya atau pun keluarganya yang lainnya. Mereka seolah tak peduli apapun yang terjadi jika itu menyangkut dirinya.

Memikirkan itu, Saga hanya bisa menarik nafas dalam-dalam. Sakit, tapi tak berdarah. Inilah kemalangan nasibnya yang hanya datang sebagai menantu yang miskin yang tak dihargai.

Dengan perasaan berat, Saga pun melangkah pergi setelah berhasil mengunci pintu, sebuah kertas yang dia temukan masih dia pegang bersamaan dengan Black Card miliknya sejak tadi.

Hatinya hancur memikirkan kehidupannya, dia sangat membutuhkan seseorang untuk meredakan kesedihannya, tapi dia hanya bisa memandang foto kedua orang tuanya dengan tangisan yang tertahan.

Sepanjang perjalanan pulang, Saga hanya bisa termenung. Dia hanya fokus pada jalannya, tanpa menghiraukan tatapan heran semua orang yang melihat baju lusuhnya yang dipenuhi darah. Ya. Itu adalah darah kedua orang tuanya yang belum sempat dia bersihkan sejak tadi. Dia tidak merasakan apa-apa setelah kedua orang tuanya meninggal. Yang dia rasakan hanyalah sebuah kekosongan di dalam hatinya.

Lama setelah dia berjalan kaki menuju rumah istrinya, kini Saga sampai di depan rumah. Semua orang menatapnya dengan tatapan menjijikan. Namun Saga sudah tak peduli. Dia hanya memiliki Angelia, hanya dia istri yang begitu Saga cintai. Mengenai yang lainnya, Saga tidak akan peduli lagi.

"Berhenti!" Teriak Morata dengan sorot mata tajamnya.

Saga seketika menghentikan langkahnya yang ingin masuk ke dalam rumah.

"Enak banget ya kamu? Sudah pergi seharian, tidak masak, tidak bekerja, kamu pikir disini tempat penampungan orang miskin apa?" Bentak Morata lagi. Bahkan, Saga sampai menatapnya dengan wajah tegang, mertuanya bahkan tak peduli tentang kesedihannya, dan bersikap seolah semua terjadi begitu normal seperti biasanya.

"Kamu tuli ya? Saya bicara sama kamu!" Teriaknya sambil berkacak pinggang.

"Maaf Ma. Saya baru saja berduka, kedua orang tua saya baru saja di makamkan, jadi saya tidak pulang dan mengurus pemakamannya dulu!" Jawab Saga.

Morata menyipitkan matanya, "Kamu pikir saya peduli? Mau orang tua kamu mati kek, mau kecebur ke sungai kek, mau sakit kek, saya tidak peduli!" Teriak Morata.

"Yang saya pedulikan hanya keluarga saya, dan kamu hanya orang asing yang menumpang di rumah saya." Lanjutnya dengan nada kasar.

"Apa ini? Baju mu? Hah. Sangat bau dan menjijikan. Apa kamu tidak beli baju dulu sebelum pulang? Oh astaga, aku lupa, kamu kan orang miskin, mana mungkin bisa beli baju" hinanya lagi.

"Ma...." Teriak Pak Wandi dari belakang. Kedua matanya menatap sedih keadaan Saga saat ini. Dia pun menarik nafas panjang, lalu memeluk tubuh Saga.

"Apa kamu baik-baik saja? Papa ikut prihatin atas musibah yang menimpa kedua orang tua mu nak!" Ujar Pak Wandi, memeluk tubuh Saga.

Jiwanya terguncang, tangis yang bersusah payah dia tahan meluncur begitu saja. Saga pun hanya bisa menangis di dalam pelukan ayah mertuanya

"Terimakasih Pa." Jawab Saga lirih.

"Apa sih Pa? Papa terus saja bentak mama gara-gara laki-laki tidak tahu diri ini. Dan apa ini? Jangan Pa! Dia itu kotor." Balas Morata yang balik marah kepada suaminya sambil menjauhkan tubuh Suaminya dari Saga.

"Apa mama gak kasihan. Saga baru saja kehilangan kedua orang tuanya, mama harusnya jangan bersikap seperti ini." Jawab Pak Wandi kesal.

"Saga! Masuklah nak! Bersihkan dulu dirimu!" Ujar Pak Wandi lembut kepada Saga.

Saga mengangguk mengiyakan, lalu pergi masuk meninggalkan kedua mertuanya tersebut. Morata menatap nyalang kearah Saga. Dia sangat geram hingga ingin rasanya dia mencabik-cabik tubuh Saga agar tak kembali kerumah ini.

"Sekali lagi mama bersikap kasar kepada Saga, papa tidak akan memaafkan mama!" Kata pak Wandi memperingati. Lalu dia pun pergi meninggalkan istrinya begitu saja. Sementara, Morata nampak menatap kepergian suaminya sambil mendecah kesal. Suaminya lagi-lagi membela Saga, hal itu membuatnya merasa sangat kesal dan jengkel.

"Jika dia terus membela menantu tidak tahu diri itu, bisa-bisa dia menjadi besar kepala. Enak saja, aku tidak akan berhenti membuat Saga menderita di rumah ini. Sebelum dia pergi meninggalkan anakku, selama itu juga aku akan menghinanya dan juga menyiksa perasaannya!" Geram Morata yang masih berdiri di ambang pintu.

Sementara itu di dalam kamar, Saga tidak melihat kehadiran Angelia di dalamnya. Dia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, namun tidak menemukan istrinya.

"Apa Angelia belum pulang?" Gumamnya penuh tanya.

Pandangannya beralih kepada jam dinding yang sudah menunjukan jam 17.45 Sore. Hatinya mulai bertanya-tanya dimana Angelia.

"Seharusnya dia sudah pulang di jam segini. Apa jangan-jangan dia masih bersama laki-laki itu?" Tanya Saga kepada dirinya sendiri.

Kemudian, Saga pun duduk di kursi dan mengambil gawainya untuk menelpon Angelia.

Sudah beberapa kali dia mencoba menghubungi nomor istrinya itu, namun tidak sekalipun di angkat oleh Angelia.

"Kemana Angelia? Kenapa dia tidak mengangkat telepon ku?" Gumam Saga kesal sekaligus khwatir.

Ditengah diamnya, Saga memikirkan sikap istrinya dan mertuanya yang selalu saja menghinanya setiap hari. Kehadirannya layaknya seorang yang memang tak pernah di harapkan kedatangan. Sejak kematian kedua orang tuanya, Angelia dan keluarganya bahkan tidak datang di acara pemakaman. Itupun tidak membuat ibu mertuanya merasa iba kepadanya, dan malah melayangkan ucapan pedas yang membuat hatinya sakit.

"Angelia. Kamu tahu bahwa aku sangat membutuhkan mu. Apa kamu benar-benar ingin aku pergi hingga kamu bersikap seperti ini?" Lirih Saga sedih.

Memikirkan kehidupannya. Membuat Saga menjadi sedih.

Lalu seperdetik kemudian, dia memikirkan tawaran seorang pria asing yang mengaku akan menjadi sekertaris pribadinya, Yang datang menawarkan dirinya untuk memegang kendali perusahaan dan kembali kepada keluarga besar Wellson.

Nampak, Sebelah tangannya mengeluarkan Black Card pemberian Arya, dan kertas yang dia temukan dirumah ayahnya beberapa waktu lalu. Kedua matanya menatap kedua benda itu sambil berpikir keras. Mengenai kematian kedua orang tuanya yang tak lajim, Saga menjadi ingin tahu siapa yang sudah membunuh ayahnya. Melalui kekayaan dan kekuasaan yang dia punya, dia bisa menemukan pembunuh kedua orang tuanya dan membalas penghinaan mertuanya.

"Apa aku terima saja tawaran Arya?" Gumamnya sendiri dengan penuh pertimbangan.

.

.

.

Bersambung.

Jangan lupa untuk memberikan like dan komen ya ☺️

Dukungan kalian, adalah semangat untuk Author 🥰

Terpopuler

Comments

Fano Jawakonora

Fano Jawakonora

Sdh jelas hrs terima kamu koq bingung senang dihina terus pergi dan tinggalkan mereka

2024-03-20

0

fransiskus hutabarat

fransiskus hutabarat

sampe disini masih muter2 dan bertele2

2023-09-22

0

Akmal

Akmal

kenapa ceritanya terlalu merendah kan

2023-05-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!