Chapter 2

...🌳🌳🌳...

Keesokan paginya.

Semua orang nampak sibuk mengurus dirinya sendiri. Melakukan aktivitas menyenangkan dan membuat hari-hari lebih bewarna.

Siham pergi berolahraga pagi, papa mertua duduk santai di depan teras sambil membaca koran. Sementara, ibu mertua pergi ke Kompleks depan untuk membeli sayur di tukang sayur keliling.

Sementara Saga? Dia harus bergelut seorang diri menyiapkan sarapan pagi di dapur, serta membersihkan kebun dan juga mengepel lantai. Semua pekerjaan rumah, Saga kerjakan seorang diri tanpa bantuan siapapun. Dia diperlakukan layaknya seorang mesin pembantu tanpa gajih yang siap diperlukan kapan saja. Namun siapa yang peduli? Semua kerja kerasnya hanya dipandang sebelah mata. Tanpa pekerjaan, jabatan dan uang, Saga layaknya seorang sampah yang tidak berguna.

Usai pergi kedepan kompleks, Morata kembali dan menggerutu sepanjang perjalanan. Dia marah-marah, dan mengumpat semua orang dengan perkataan kasar.

"Gara-gara menantu tidak berguna itu, aku menjadi bahan pembicaraan ibu-ibu Kompleks. Kenapa hidupku begitu sial mendapatkan menantu sampah seperti dia? Sudah tidak berpendidikan, bodoh, dan bahkan tidak memiliki pekerjaan." Umpatnya marah.

"Ma! Ada apa?" Tanya Wandi terheran ketika melihat istrinya kembali dengan wajah yang cemberut.

Morata menatap suaminya dengan tatapan tajam, "Ini semua karena ayahmu. Jika saja dia tidak seenaknya menjodohkan putri kita, aku tidak akan mendapatkan hinaan dari semua orang. Lihatlah, orang-orang di kompleks kita dipenuhi dengan pengusaha kaya. Tapi kita? Kita sudah sial memiliki menantu seperti Saga." Jawab Morata dengan nada yang masih kesal.

Sementara itu. Saga nampak datang dengan membawa kue kering untuk ayah mertua, dan meletakkannya di atas meja didepan teras.

"Lihatlah dia! dia hanya bisa bekerja di dapur. Menyiapkan makanan, membersihkan kebun dan juga mengepel lantai. Tolong. Berikan dia pengertian bahwa kita tidak butuh menantu sampah seperti dia. Yang hidupnya hanya menumpang di rumah mertua. Katakan kepadanya bahwa kita tidak menginginkan dia dirumah ini. Kalau bukan karena harta, lalu untuk apa dia mau menikahi Angelia?" Lanjut Morata yang berbicara dengan setengah berteriak sambil menunjuk wajah Saga geram.

Saga hanya bisa terdiam sedih. Dia memanglah laki-laki miskin yang tidak memiliki apapun. Hanya karena janjinya kepada kakek untuk melindungi Angelia, Saga mau menyetujui pernikahan ini. Namun, semua orang malah menudingnya yang hanya menginginkan harta kekayaan dari Angelia.

"Saga! Pergilah!" Perintah Pak Wandi dengan suara dingin.

Kening Morata mengkerut. Tatapan tajam mengarah kepada suaminya, "Saga. Berhenti. Jika kamu melangkah pergi, jangan salahkan aku jika aku memukul mu!" Ancam Morata.

"Ma! Apa yang kamu pikirkan? Saga tulus mencintai anak kita. Apa kamu tidak melihat bagaimana dia selama ini mengurus keluarga kita? Dia anak yang baik, jangan terlalu kejam kepadanya." Jawab Pak Wandi yang kini mulai angkat bicara. Dia yang selama ini hanya diam melihat ketidakadilan Saga, kini dia bersuara untuk membela Saga.

"Apa? Cinta? Kamu pikir dengan cinta saja anak kita akan bahagia? Kamu pikir anak kita makan batu saja yang bisa dia ambil dipinggir sungai, lalu diberikan kepada putri kita? Tidak suamiku. Anak kita butuh suami yang mapan. Punya pekerjaan dan juga keluarga yang jelas. Apa kamu ingin cucumu nanti akan bernasib sama seperti dia? Tidak sekolah dengan alasan tidak memiliki uang?" Ucap Morata dengan nada tinggi.

Siham terlihat baru datang dari kegiatannya lari pagi di sekeliling kompleks. Wajahnya nampak mengkerut menatap kedua orang tuanya yang bertengkar. Merasa heran, Dia pun mendekat dengan setengah berlari.

Tidak lama, sebuah mobil bewarna Merah juga datang dan memasuki gerbang. Ya, dia Angelia yang baru kembali dari luar kota untuk menyelesaikan pekerjaan.

Angelia turun dari mobil dan mendapati kedua orang tuanya sudah bertengkar dan saling menyalahkan satu sama lain. Sementara Saga, dia berdiri dengan kepala menunduk.

"Ada apa ini?" Tanya Angelia.

"Iya ada apa Ma? Kenapa kalian bertengkar?" Sambung Siham yang juga ikut bertanya.

Morata menoleh kepada kedua anaknya, "Dia! Ini semua karena dia. Dia membuat mama malu. Karena memiliki menantu seperti dia, semua orang menghina mama. Dia juga yang menyebabkan mama dan papa bertengkar. Dialah penyebabnya. Dia menantu terburuk yang pernah ada di dunia ini." Teriak Morata marah sambil menunjuk wajah Saga dengan geram.

"Saga! Kenapa kamu tidak mati saja. Dengan begitu hidup kami akan lebih tenang jika kamu pergi dari kehidupan kami!" Ujar Siham yang datang menyalahkan Saga.

"Kenapa kalian terlihat sangat terkejut? Bukankah Saga selalu membuat masalah?" Ujar Angelia yang kini berlalu dengan acuh tanpa memperdulikan Saga dan sekitarnya.

"Benar. Sejak kedatangan Saga. Rumah ini selalu saja dipenuhi dengan pertengkaran. Saga lah penyebab semua ini" Sahut Siham membenarkan.

"Sudahlah. Kalian selalu saja menyalahkan Saga. Pergilah Saga! Jangan pedulikan mereka lagi!"

Saga hanya bisa menurut perkataan mertuanya dan pergi dari sana. Lalu Pak Wandi pun juga ikut pergi meninggalkan Morata dan Siham yang masih mematung disana.

Dengan tatapan kesal, Morata mengumpat didalam hatinya.

"Dasar menantu tidak tau di untung. Awas saja, aku akan buat perhitungan sama kamu." Geramnya di dalam hati.

Di dapur.

"Saga. Mana selainya? Kamu lupa bawa selainya ya?" Teriak Morata sambil mengeluarkan barang belanjaan Saga dari dalam kantong plastik.

Saga menghampiri mertuanya dengan setengah berlari, nampak handuk kecil diletakkan di atas bahunya dengan wajah yang masih di penuhi keringat.

"Ada kok Ma. Disini!" Jawab Saga. Lalu hendak mengambil plastik satunya.

Namun gerakan tangan Saga segera di pukul oleh Morata, "Kamu ini ya. Tangan masih kotor, sembarangan mau pegang makanan. Sana cuci dulu. Menjijikan sekali!" Umpat Morata kesal. Saga tak melawannya, hanya hembusan nafasnya yang terdengar keluar dari kerongkongannya.

Setelah mencuci tangan, Saga kembali menghampiri sang mertua, lalu membantunya untuk menyimpan barang belanjaan.

"Saga. Selesai mengepel lantai, kamu bersihkan toilet dikamar saya. Toiletnya sudah kotor!" Ujar Morata memerintah tanpa melirik Saga disampingnya.

"Iya Ma." Jawab Saga singkat.

"Jangan lupa juga cuci piring di dapur. Banyak piring kotor disana." Perintah Morata lagi sambil menunjuk piring-piring kotor sisa dirinya sarapan pagi ini bersama suaminya.

"Baik Ma." Hanya itu ucapan yang bisa Saga jawab. Jikalau pun bisa membantah, maka akan ada perang dunia kedua di dalam rumah. Jadi, tidak ada alasan bagi Saga untuk tidak menuruti perintah mertuanya. Selagi mertuanya merasa nyaman dengan memerintah dan tidak membuatnya marah, hidup Saga jauh lebih tenang dari pada mendengarkan ocehan mertuanya.

Usai menyimpan barang belanjaan, Saga kembali keruang tengah, disana dia akan melanjutkan kegiatannya untuk mengepel lantai.

Disaat dirinya tengah melakukan pekerjaan rumahnya, Angelia terlihat menuruni tangga dengan baju yang rapi. Kening Saga mengkerut heran, sebab istrinya baru saja pulang pagi ini, dan sekarang malah ingin pergi lagi.

"Angelia. Kamu mau kemana?" Tanya Saga yang kini sudah menghampiri Angelia.

Angelia nampak diam dan masih memasang antingnya, dia menatap Saga dengan raut wajah dingin.

"Ada apa? Apa kamu mau ikut jika aku katakan pergi untuk bekerja?" Tanya Angelia balik yang terdengar ketus.

Namun Saga hanya tersenyum, "Aku pikir kamu akan dirumah saja hari ini setelah kemarin kamu pergi keluar kota untuk bekerja?" Jawab Saga lembut.

Angelia menoleh, lalu menarik nafas dalam-dalam dan menghembusnya kasar.

"Kamu pikir aku itu seperti kamu yang hanya menetap dirumah saja? Minggir!" Angelia sangat kesal menatap wajah Saga. Dia pun berlalu pergi begitu saja, tanpa melihat bagaimana Saga menatapnya dengan penuh cinta.

"Aku tau kamu wanita pekerja keras. Maaf jika pertanyaan ku melukaimu." Gumam Saga didalam hatinya sembari menatap kepergian Angelia yang semakin menjauh.

Di dalam kamar.

Setelah menyelesaikan pekerjaan rumah. Mengepel lantai dan membersihkan toilet, Saga menyiapkan bekal makan siang untuk istrinya.

Saga nampak sudah bersiap-siap di kamarnya, menyiapkan berkas lamaran untuk mencari pekerjaan.

"Aku sudah lama menyimpan berkas-berkas ini. Sekarang, akan aku pergunakan untuk melamar pekerjaan. Ini semua demi Angelia." Ujar Saga di depan lemari. Siapa yang menduga, Saga yang mereka anggap bodoh dan tidak berpendidikan ternyata adalah lulusan terbaik di salah satu universitas ternama. Itu semua berkat doa orang tuanya dan beasiswa yang berhasil dia raih.

Usai mengambil menyiapkan segalanya. Saga pergi, dan tidak lupa membawa makan siang untuk istrinya.

Sesampainya disana. Di Kantor Biratama Alsen Grup.

Bugh!

Saga terkejut. Toples plastik berisi makanan itu seketika terjatuh begitu saja. Kedua netranya menatap dengan nanar istrinya yang tengah duduk berpangku di paha seorang laki-laki di dalam sebuah ruangan. Keduanya nampak sangat mesra, membuat Saga hampir syok melihat dengan kedua matanya Angelia sedang bermesraan bersama laki-laki lain di kantor.

"Angelia?" Teriak Saga marah.

"Apa ini Angelia? Kau bermesraan dengan laki-laki lain? Kamu masih istriku Angelia. Kenapa kamu bersikap seperti ini?" Tanya Saga marah.

Angelia terkejut. Dia malah balik menatap tajam setelah melihat Saga diambang pintu.

"Berani sekali kau membentak ku?" Angelia memekik marah.

"Angelia, aku suamimu. Tega-teganya kamu seperi ini!" Saga balik memekik kepada Angelia.

"Kenapa? Kamu ingin marah? Kalau begitu ceraikan saja aku!"

"Angelia!" Teriak Saga lagi. Kali ini dia benar-benar marah.

"Aku, tidak akan pernah, melakukannya Angelia!" Tegasnya dengan suara yang jelas.

Dengan membawa hati yang pedih, Saga melangkah pergi meninggalkan Angelia di kantor begitu saja.

Sementara itu, masih di dalam kantor. Angelia masih mematung ditempatnya dan menatap Saga dengan wajah penuh amarah. Semua orang menatap Angelia dengan raut wajah keheranan, tapi Angelia sudah tidak peduli lagi.

"Sayang! Apa urusan mu bersama Saga sudah selesai. Ayo kita jalan-jalan!" Ajak seorang pemuda bernama Kris.

Angelia menarik tangannya yang di pegang oleh Kris, "Jangan coba-coba menyentuhku. Ingat, aku belum menerima mu sebagai kekasihku. Jika tidak ada keperluan lain, silahkan pergi!" Usir Angelia, kemudian berlalu begitu saja.

Kris hanya tersenyum, dia adalah pemuda tampan dan seorang pengusaha kaya, yang dijodohkan Morata bersama anaknya Angelia tempo hari. Kehidupan Kris terlampau bebas, melihat tubuh Angelia yang sangat seksi, membuat jiwa lelakinya meronta menginginkan Angelia walaupun harus merebutnya dari Saga.

"Aku akan segera memiliki mu Angelia. Bahkan, sedetik saja tidak akan aku biarkan suara manja mu di atas ranjang akan terhenti oleh keperkasaan ku. Kita lihat saja nanti" gumam Kris, menatap Angelia dengan penuh nafsu.

Di tempat lain. Angelia duduk di kursi dan meminum air mineral di tangannya, dia terlihat menarik nafas panjang, mengingat bagaimana kejadian tadi. Sebelum Saga datang, ibunya Morata memberitahu bahwa Saga akan datang, Morata juga menyatankan cara ini agar membuat Saga sakit hati. Namun nyatanya, rencana ini pun tidak berpengaruh samasekali, membuat Angelia merasa menyesak dan kesal sendiri telah bersikap manis di depan Kris.

Selama ini, dia hanya bersikap acuh dan tidak peduli. Tanpa Saga ketahui, sikapnya itu menunjukkan bahwa dia ingin Saga pergi. Namun Saga masih bersikeras untuk tinggal, hingga dia mengambil jalan pintas dengan berpura-pura memiliki seorang kekasih untuk menyakiti hati Saga. Dan akhirnya rencana ini pun juga sia-sia.

"Aku tidak tau. Apakah itu cinta atau hanya obsesi saja. Tapi aku ingin kamu pergi Saga. Jalani kehidupan mu dengan orang yang mencintaimu saja. Jangan aku! Aku tidak mencintaimu!" Lirih Angelia yang merasa frustasi sendiri.

.

.

.

Bersambung.

Jangan lupa untuk memberikan like dan komen ya ☺️

Jika kalian ingin berteman, silahkan follow Instagram aku ig:@rafizqi0202

Terpopuler

Comments

Hendra Saputra

Hendra Saputra

lanjut toooor mantp

2023-07-17

0

saka

saka

hallo thor. aku baru di sini. ceritanya sangat menarik dan aku suka. semangat thor dan semoga berjaya 🥰🥰🥰🥰🥰🥰

2023-05-07

2

Dimas Setiawan

Dimas Setiawan

pecundang sejatikah mc nya

2023-04-17

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!