...🌱🌱🌱...
"Dari mana dia mendapatkan uang sebanyak ini? Membeli piring ini setidaknya menghabiskan uang enam puluh juta untuk menghabiskan sebanyak lima kotak piring. Dan makanan ini. Ini makanan termewah yang pernah ada, setidaknya ini menghabiskan banyak sepuluh juta. Apa dia sudah merampok?" Gumam Morata di dalam hatinya curiga.
Tatapan curiga masih terlihat jelas dimatanya. Dalam waktu sekejap Saga bisa membelikan barang-barang ini dengan mudah. Hal itu membuat Morata curiga.
"Arya. Kau boleh pulang." Perintah Saga kepada Sekertarisnya. Arya pun menunduk memberi hormat, lalu melangkah pergi meninggalkan rumah. Membuat Morata tercengang bukan main melihat bagaimana pria yang dia anggap kurir itu menghormati menantu sampahnya.
Sementara itu, Saga pun melenggang pergi tanpa mengatakan apapun lagi kepada mertuanya yang masih mematung.
"Saga! Dari mana kamu mendapatkan uang? Apa kamu sudah merampok?" Ujar Morata setelah berteriak.
Saga seketika menghentikan langkahnya. Dia berbalik dan menatap ibu mertuanya dengan wajah dingin.
"Jangan-jangan kamu mencuri uangku ya?" Tuding Morata. Namun Saga masi diam saja.
"Sebaiknya aku periksa semua uangku di dalam ATM." Lanjutnya dengan nada cemas. Kemudian dia pun beranjak mengambil tas di atas meja memeriksa semua uangnya dan ATM nya. Tidak lupa dia juga memeriksa semua uangnya di Mbanking di dalam Handphone miliknya.
Saga hanya memperhatikan dengan kening mengkerut.
Setelah berhasil memeriksa uang di dalam tasnya, Morata nampak bergumam sambil berpikir, "Semua uangku ada di sini. Lalu darimana Saga mendapatkan semua uang untuk membeli semua ini?" Gumamnya di dalam hati.
"Kenapa? apa uangnya masih utuh?" tanya Saga dengan setengah mengejek.
Kemudian Morata berbalik dan menatap Saga dengan sorot mata menyelidik, "Saga! Kamu merampok Bank ya? Atau jangan-jangan kamu telah mencuri uang orang lain. Ayo ngaku!" Tuduhnya lagi.
"Bukankah mama hanya peduli dengan uangnya saja? Dari mana aku mendapatkan uangnya, itu bukan urusan mama!" Jawab Saga.
"Jadi benar kamu mencuri?" sentak Morata.
"Oh astaga. Sebentar lagi pasti akan ada polisi kesini. Bagaimana aku menghadapi ucapan semua orang jika mengetahui ada polisi disini? Mereka akan semakin menghinaku karena memiliki menantu kriminal!" Ucapnya cemas.
"Cepat katakan dari mana kamu mencuri uang ini? Jika tidak mencuri, tidak mungkin kamu mendapatkan semua ini dengan mudah" Ujar Morata yang menuduh Saga telah mencuri uang, makanya bisa membeli semua ini.
"Dan apa ini? Kamu membeli makanan di restoran mewah? Kamu pikir dengan membelikan makanan ini saya akan merasa senang?" Lanjut Morata.
Saga terdengar mendecah mendengar tuduhan mertuanya, kemudian dia pun menjawab, "Jika ingin makan, silahkan di makan. Jika khawatir kalau semua ini adalah hasil curian atau perampokan, silahkan buang saja dan jangan di makan!" Jawab Saga sinis, lalu kemudian dia pun melangkah pergi meninggalkan mertuanya.
"Hei kamu mau kemana? Saya belum selesai bicara. Hei, menantu sampah! Kalau kamu masih melanjutkan langkahmu, aku akan mengusir mu!" Teriak Morata mengancam dengan geram namun teriakannya yang menggema samasekali tak di hiraukan oleh Saga.
"Lakukan saja, aku tidak akan terpengaruh lagi!" Jawab Saga tanpa berbalik badan.
Morata mendecah. Untuk pertama kalinya Saga menentangnya dan menjawabnya dengan sinis.
Tak lama, Siham nampak datang dari kantor. Dia langsung menatap ibunya yang terlihat marah-marah sendirian dengan kening mengkerut.
"Ma! Siapa yang mama marahi? Dan siapa yang membeli banyak barang seperti ini?" Tanya Siham setelah sampai di dekat ibunya.
Morata menoleh dengan wajah yang masih kesal, "Ini semua gara-gara menantu sampah itu. Dia bahkan tidak mendengarkan aku. Kamu pikirkan saja, bagaimana dia membeli semua barang ini dengan mudah? Piring seharga enam puluh juta dan makanan mewah yang harganya sekitar sepuluh juta. Jika tidak mencuri dari mana dia mendapatkan uang sebanyak ini?" Jawab Morata.
"Bagaimana jika polisi datang kesini dan kita akan di cap sebagai keluarga yang memiliki menantu seorang kriminal. Semua orang akan menghina mama" lanjutnya dengan nada cemas.
Siham menatap ibunya sekilas, lalu beralih kepada semua barang, ketika dia melihat makanan dengan kotak brand restoran mewah yang pernah dia makan, matanya langsung berbinar.
Kemudian dia mendekat dan memegang kedua pundak ibunya dengan lembut.
"Ma. Biarkan saja. Semua itu bukanlah urusan kita. Darimana pun dia mendapatkan uang, itu adalah urusan Saga saja. Ada makanan enak disini, apa makanannya hanya dibiarkan menganggur saja? Perutku sudah lapar, ayo kita makan saja!" Ajak Siham merayu ibunya.
Pukulan kecil mendarat di bahu Siham, "Kalau urusan makanan saja kamu paling ahlinya." Jawab Morata ketus.
"Ayolah ma. Kita makan saja makanan ini dari pada harus mubajir." Ujar Siham memaksa.
"Sudahlah bawa kotak-kotak makanan ini ke dapur. Kita memang harus mencicipi makanan mewah seperti ini. Mama pernah makan di restoran ini beberapa kali, itupun hanya menemui kolega bisnis saja. Jika tidak, mama tidak akan bisa makan disana. Sebab, ayahmu selalu saja melarang ibu dengan alasan menghamburkan uang. Ayo, kita makan saja makanan enak ini!" Jawab Morata yang akhirnya menyetujui.
Kedua orang itu pun pergi ke dapur. Mereka berdua menyiapkan semua makanan di atas meja.
"Siham. Coba kamu panggilkan Papa mu! Makanan sudah siap, kita harus makan malam bersama!" Perintah Morata kepada anaknya dengan masih fokus menata makanan di atas meja.
"Baik ma" jawab Siham. Dia pun melangkah pergi menuju kamar orang tuanya.
Usai memanggil papanya, kini Siham nampak berjalan menuju meja makan bersama papanya.
"Duduk Pa!" Ujar Siham, lalu menarik kursi untuk papanya.
Pak Wandi duduk dan melihat hidangan di atas meja, "Siapa yang memasak makanan ini? Ini sangat banyak. Papa seperti pernah melihatnya, tapi dimana ya ada makanan seperti ini?" Ujar Pak Wandi bertanya sambil mengingat-ingat apa dia sudah pernah makan makanan seperti ini atau tidak.
"Ini makanan dari restoran Bajar Fadila. Restoran termewah dan termahal di kota ini. Papa harus mencobanya, makanan ini sangat enak" jawab Siham antusias memperkenalkan makanan yang tersaji di atas meja.
"Siapa yang membelinya?" Tanya Pak Wandi.
Morata dan Siham saling melemparkan pandangan dengan wajah cemas, "Ini Siham yang beli Pa. Sudahlah jangan banyak bertanya lagi. Hanya Tinggal makan saja kamu sudah repot!" Hardik Morata dengan nada sinis.
Pak Wandi bergeming, dia diam dan makan dengan tenang, menghadapi ucapan istrinya, setahun pun tidak akan cukup untuk menghentikan Omelannya.
Semua orang nampak menikmati makanan dengan lahap. Terkecuali Pak Wandi yang hanya makan sekedarnya saja.
Pak Wandi menatap istri dan anaknya secara bergantian, lalu kemudian menggelengkan kepalanya heran.
"Mereka makan seperti tidak pernah makan makanan mewah saja." Lirih Pak Wandi di dalam hatinya heran.
"Siham!" Seru Pak Wandi tiba-tiba.
Siham menghentikan kegiatannya menyuap makanan, dia menoleh dan bertanya, "Kenapa Pa?" Tanya Siham.
"Dimana adikmu? Sudah malam begini dia belum pulang juga" Tanya Pak Wandi yang nampak khawatir.
"Tidak tau pa. Mungkin masih di kantor pa!" jawab Siham, lalu melanjutkan makannya.
"Kenapa anak itu selalu saja pulang terlambat? Kalian bekerja di satu kantor, lalu kenapa kamu sampai tidak tahu dimana adikmu?" Tanya Pak Wandi lagi.
"Pa. Kita memang bekerja di satu kantor. Tapi bukan bearti kita bekerja di satu ruangan. Aku bekerja sebagai CEO perusahaan, sementara Angelia, manager nya. Jadi jangan tanya aku dimana dia!" Jawab Siham ketus.
"Apa tidak ada masalah di kantor? Kenapa hanya adikmu saja yang masih bekerja di jam segini? Sementara kamu? Kamu pimpinan disana, tapi sudah pulang lebih awal!" Tuding pak Wandi curiga.
Siham nampak cemas dan wajahnya sangat gugup, "A-apa yang Papa bicarakan? Perusahaan baik-baik saja. Jangan mengada-ada, Angelia sudah dewasa dan bisa mengurus dirinya sendiri. Ngapain aku nungguin dia pulang!" Jawab Siham gugup.
"Tapi kamu kakaknya. Kamu harus menjaga Adikmu dengan baik. Dia itu perempuan Siham, kamu harus sadar itu. Bagaimana ada yang berniat jahat kepadanya? Kamu mau adikmu kenapa-kenapa?"
"Papa selalu saja seperti itu? Papa terlalu memanjakan Angelia tapi menyuruhku untuk bekerja keras. Apa bedanya perempuan dan laki-laki? Dia bisa menjaga dirinya, atau tidak suruh saja suaminya yang menjaganya disana." Siham menggebrak meja karena marah, dia pun melangkah pergi usai melontarkan kata-kata kasar kepada Papanya tersebut.
"Kamu lihat? Kenapa kamu selalu menyalahkan Siham? Dia adalah anak laki-laki di rumah ini. Semua tanggung jawab perusahaan dia yang menghandle. Seharusnya kamu hargai kerja kerasnya!" Sambung Morata menyalahkan suaminya.
Pak Wandi hanya diam, dia beranjak dan pergi tanpa mengatakan apapun. Sementara Morata, dia nampak tak peduli kepada wajah suaminya yang terlihat sedih dan khawatir.
\
\
Hari sudah hampir larut. Angelia baru pulang setelah hari hampir larut.
Saga berdiri ketika Angelia membuka pintu kamar, "Darimana kamu?" Tanya Saga segera.
"Darimana aku, itu bukan urusan mu!" Jawab Angelia acuh.
"Angelia, aku bertanya kepadamu. Kamu dari mana jam segini baru pulang?" Tanya Saga yang terus mengikuti langkah Angelia pergi.
"Aku habis kencan bersama pacar baruku. Puas?" Jawab Angelia yang sudah berteriak.
"Angelia!" Saga terdiam dengan wajah yang merah. Dia merasa cemburu ketika Angelia mengatakan itu.
"Kenapa kamu masih tidak mendengarkan aku Angelia. Kamu masih istriku, tidak baik jika kamu bersama laki-laki lain!" Ujar Saga lagi, mencoba menjelaskannya kepada Angelia.
"Kenapa?" Angelia menatap Saga dengan sorot mata yang tajam.
"Jika aku katakan aku sudah berciuman dengannya, apa kamu akan marah?"
"Angelia!" Teriak Saga. Wajahnya memerah menahan cemburu yang sejak tadi dia tahan. Kupingnya juga terasa sakit ketika mendengar kata-kata menjijikan itu keluar dari mulut istrinya.
Angelia terkesiap, kedua netranya menatap Saga dengan wajah cemas.
.
.
.
Bersambung.
Jangan lupa untuk memberikan like dan komen ya ☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
budiman_tulungagung
cerita seperti ini udah ada boss... malah udah tamat... ini malah plahiat wkwkwkw...
2023-05-03
1
Jamal Baharom
lanjut..makin seru
2023-04-14
4
Anak ayam
lanjut thor
2023-03-27
0