Yōkoso!

“Agen baru?” Kedua alis Han bertautan. Ini sungguh aneh. Apakah di akhirat ada yang namanya agen? Jika dipikir-pikir, tentu saja tidak, bukan? Memangnya ini film misteri atau fantasi?

Belum sempat pertanyaan Han dijawab oleh para manusia bertopeng itu, tiba-tiba saja dua orang dewasa datang dengan wajah angkuh seraya menyeringai penuh kebusukan.

Suara langkah kaki mereka mampu menundukkan enam manusia bertopeng gagak itu. Bahkan, kedatangan dua orang lelaki dewasa tersebut membuat hati Han kembali merinding dengan hebat.

Bulu kuduknya berdiri seketika. Debaran jantungnya tak normal. Tentu saja ada keinginan untuk lari, tetapi dia sama sekali tak bisa bergerak sedikit pun, seperti ada magnet kuat yang terus menahannya di tempat mengerikan ini.

Dua lelaki yang tak dikenal Han tampak begitu asing, tentunya. Yang pertama, berpakaian seperti seorang jenderal dengan rokok di mulutnya. Sementara tatapannya begitu tajam bak serigala yang tak akan pernah melepaskan kelincinya sedikit pun. Tingginya sekitar 180 sentimeter, sedangkan tinggi Han selisih lima sentimeter darinya.

Sementara pria yang satunya tampak seperti dokter, ditandai dengan jas rumah sakit berwarna putih. Rambutnya pun sudah mulai memutih. Alisnya tebal dan warna maniknya begitu cerah seperti biru langit. Meski begitu, matanya senantiasa ditemani oleh kacamata. Perawakannya memang besar dengan perut yang menggembung ke depan, tampak seperti orang hamil, tetapi lebih pendek daripada pria sangar yang berjalan di sebelahnya.

Satu hal yang sama dari keduanya adalah tato gagak yang terukir di leher sebelah kiri. Hanya itu saja.

Setelah sampai, kedua lelaki asing itu berdiri seraya menyeringai, seperti telah mendapatkan mangsa di dalam kurungan jebakannya. Sedangkan Han bergidik ngeri. Dirinya tak mampu melakukan apa pun meski hatinya ingin minggat dari sini.

Hawa di sekitar begitu sesak sampai-sampai Han tak mampu bernapas dengan benar, terlebih jantungnya mulai berdetak tak karuan. Sementara tubuhnya mulai melemas dan perutnya keroncongan, minta diisi.

Han baru teringat, tatkala dirinya berangkat ke Astria, dia belum makan sama sekali selama dua hari. Tentu hal ini membuatnya semakin tak bertenaga. Namun, Han masih penasaran dengan apa yang hendak kedua pria itu lakukan padanya.

“Apakah ini adalah malaikat penyiksa kubur?!” pikir Han kacau. Dia masih percaya bahwa dirinya berada di alam lain, bukan di dunianya. Han pun meneguk salivanya kuat-kuat seraya meneguhkan dirinya yang berusaha tak kalah di tengah situasi yang menegangkan ini.

Bocah itu tak mau kalah begitu saja. Dia biasa dihadang oleh para bandit, jadi bukankah dia seharusnya sudah terbiasa dengan situasi semacam ini?

Namun, seberapa kuat Han menafikan perasaan takutnya, hal itu malah menjadi sia-sia. Hawa mencekam ini seakan mencekik lehernya dan menghentikan peredaran darahnya. Mulut Han seakan membisu, tak mampu membela diri.

Padahal, hal ini pun sama dengan keadaan tatkala dia berhadapan langsung dengan para bandit. Han masih bisa melawan rasa takut itu. Namun, kali ini tidak. Perasaan jantannya mendadak menghilang entah ke mana dan Han kehabisan aksara.

“Yōkoso, selamat datang di The Raven,” sambut pria sangar dengan pakaian ala jenderal-jenderal pemerintahan.

Mendengar hal itu, rasa takut Han menguar seketika. Namun lagi, dia kembali menelan salivanya karena tenggorokan Han terasa kering akibat terkejut. Sementara seperti biasa, Han menaruh banyak pertanyaan.

“T-tunggu, The Raven?!” tanyanya di dalam hati. Dirinya masih belum mengetahui nama asing yang baru pertama kali didengarnya. “A-apa maksud A-Anda?”

Pria sangar itu sudah menduga akan respons Han yang lambat. Tanpa berbasa-basi lagi, pria itu pun memperkenalkan diri. “Panggil saja aku dengan Komandan Raymond, akulah pendiri The Raven,” katanya sembari mengulurkan tangan, bersiap untuk berjabat tangan dengan Han sebagai perkenalan.

Namun, kepala Han melengos, menolak karena masih belum mempercayainya. Sungguh, hatinya masih menolak untuk menerima segala hal di tempat mengerikan ini.

Kemudian daripada situasi menjadi canggung, tak berapa lama pria dengan jas khas dokter itu pun menyahut, ingin memperkenalkan diri juga.

“Aku adalah Dokter Simon, penanggung jawab kesehatan anggota The Raven.” Pria bernama Simon itu tersenyum ramah. Namun, di balik senyumnya seperti meninggalkan rahasia yang begitu besar. Han, merasakannya walau sedikit. Dia pun enggan juga berjabat tangan dengan dokter aneh itu.

“Cih, menyebalkan,” bisik Simon di dalam hatinya karena mendapat respons yang tidak baik dari Han, tetapi wajahnya tetap selalu menampakkan senyum yang teramat ramah. Simon pandai menyembunyikan perasaannya. Ah, mungkin bisa disebut dengan... munafik? Entahlah.

Sementara Han baru percaya bahwa dirinya masih belum berada di akhirat setelah mendengar perkenalan dari dua pria aneh bernama Raymond dan Simon. “Lalu, apa maksud kalian dengan The Raven? Apa kalian juga yang mengukir tato gagak di pergelangan tanganku?! Dan, di mana Hana? Cepat jelaskan!”

Han memborbardir Raymond dan Simon dengan banyak pertanyaan. Dikira Han, mereka berdua akan terkejut, tetapi keduanya hanya diam. Raymond dengan muka sangar dan tatapan tajamnya, sementara Simon dengan senyum ramahnya seakan keduanya sudah mengetahui bagaimana alur Han dalam menyikapi hal ini.

“Kenapa kalian diam?! Jawab perta—”

Belum sempat Han memaksa mereka, tiba-tiba saja lelaki yang meremas pundak Han sebelumnya pun protes. “Kau ini sungguh berisik!”

Empat kata yang mampu membuat Han diam seketika. Han juga tak tahu, mengapa kata-kata dingin itu membuat mulutnya langsung bungkam. Entah mantra apa yang digunakan anak lelaki dengan tato gagak di punggung tangan kanannya itu.

“Jangan berlagak seakan kamu tahu semuanya!” katanya lagi, membuat bulu kuduk Han meremang kembali.

Namun, keangkuhan anak lelaki tersebut dihentikan oleh Raymond. “Tenanglah, Lucas!” Suara Raymond yang berat pun menggelegar, membuat anak lelaki bernama Lucas itu seketika menjawab “ya” seraya menunduk begitu dalam seakan tak berani melawan lagi. “Biar aku saja yang menjelaskan kepadanya,” lanjut Raymond. Suaranya kembali merendah.

Suasana mulai hening. Tak ada yang berani menatap Raymond maupun Simon dengan kedua mata mereka, kecuali Han. Tatapannya bahkan tak ingin lepas dari dua orang mengerikan itu, seakan dia sudah menandai mereka.

Sebelum Raymond menjelaskan lebih detail, dia menghembuskan napas dengan kasar dan membuang sisa puntung rokoknya, melemparkannya ke samping kaki kanannya. Kemudian, dia menginjaknya dengan kuat.

“Han, kau sudah resmi masuk ke organisasi The Raven yang siap dalam segala kondisi apa pun. Jadi, buang jauh-jauh hati dan perasaanmu karena di The Raven, kita tak memerlukan itu!” jelas Raymond dengan suara tegasnya.

Kedua alis Han mengerut seraya mencerna kalimat Raymond. Dia masih belum memahami apa yang Raymond katakan. Dia tahu, sekarang penduduk Humanpolis juga sudah berpikiran demikian. Namun, apa maksud Raymond yang sebenarnya?

“The Raven adalah organisasi pembunuh dan tidak membutuhkan belas kasihan. Kau harus tega! Maka dari itu, buanglah semua rasa belas kasihmu kepada yang lain! Karena bagaimana pun, kita hanyalah tanah dan akan kembali ke tanah. Kamu perlu tahu, tugas The Raven, mengantarkan mereka ke tempat yang seharusnya.”

Deg.

Mata Han terbelalak. Tubuhnya seperti tersambar petir di siang bolong. Kenyataan yang benar-benar mengerikan. Han tidak tahu lagi harus bagaimana. Organisasi pembunuh? Ah, yang benar saja!

****

Episodes
1 Kelinci Percobaan
2 Kejamnya Negeri Bedebah
3 Menuju Kelayakan
4 Utusan Gagak
5 Sakura dan Gagak
6 Yōkoso!
7 Janji dan Nasib
8 Orang Baik
9 Jangan Cengeng!
10 Menjadi Lemah atau Kuat
11 Orang Baru
12 Anak Didik Gibran
13 Anak Emas
14 Ketakutan Besar
15 Rasa Penasaran Han
16 Enigma
17 Hati yang Keras
18 Malaikat Hitam
19 Manusia Terpilih
20 Nightmare
21 Hal yang Berharga
22 Menyerah Saja
23 Salah Paham
24 Manusia
25 Buntu
26 Jadilah Berguna!
27 Pion Kecil
28 Aku Ingin Bebas
29 Rencana yang Tertunda
30 Mengambil Peran
31 Trauma
32 Darah Hitam
33 Perang Mulut
34 Bangkitnya si Haus Darah
35 Rasa Puas
36 Gadis Violin
37 Distrik Peternakan
38 Dukungan
39 Rapat!
40 Sungguh Merepotkan!
41 Akhir Kebebasan
42 Demi Kebebasan
43 Karena Cinta
44 Dansa Hujan
45 Terluka
46 Urat Nadi
47 Berita Pagi Hari
48 Gadis Perak
49 Misi Kencan
50 Tersiksa
51 Kacau
52 Kenangan Hujan
53 Pertikaian Dua Gadis
54 Karena Sebuah Tugas
55 Tersangka
56 Seratus Hari Penyiksaan
57 Keresahan Joey
58 Tak Suci Lagi
59 Karena Terluka
60 Keluarga Sebenarnya
61 Tanggung Jawab
62 Panik
63 Dek Eris
64 Permintaan Kecil Hana
65 Gadis Misterius
66 Ketegangan yang Meningkat
67 Penyakit Lucas
68 Saling Menjaga
69 Fakta yang Mencengangkan
70 Pengkhianatan Ace
71 Rahasia yang Terungkap
72 Sebenar-benarnya Fakta
73 Tentang Humanix
74 Tujuh Senjata Utama
75 Segala Luka
76 Hilangnya Lucas
77 Pengorbanan
78 Percaya
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Kelinci Percobaan
2
Kejamnya Negeri Bedebah
3
Menuju Kelayakan
4
Utusan Gagak
5
Sakura dan Gagak
6
Yōkoso!
7
Janji dan Nasib
8
Orang Baik
9
Jangan Cengeng!
10
Menjadi Lemah atau Kuat
11
Orang Baru
12
Anak Didik Gibran
13
Anak Emas
14
Ketakutan Besar
15
Rasa Penasaran Han
16
Enigma
17
Hati yang Keras
18
Malaikat Hitam
19
Manusia Terpilih
20
Nightmare
21
Hal yang Berharga
22
Menyerah Saja
23
Salah Paham
24
Manusia
25
Buntu
26
Jadilah Berguna!
27
Pion Kecil
28
Aku Ingin Bebas
29
Rencana yang Tertunda
30
Mengambil Peran
31
Trauma
32
Darah Hitam
33
Perang Mulut
34
Bangkitnya si Haus Darah
35
Rasa Puas
36
Gadis Violin
37
Distrik Peternakan
38
Dukungan
39
Rapat!
40
Sungguh Merepotkan!
41
Akhir Kebebasan
42
Demi Kebebasan
43
Karena Cinta
44
Dansa Hujan
45
Terluka
46
Urat Nadi
47
Berita Pagi Hari
48
Gadis Perak
49
Misi Kencan
50
Tersiksa
51
Kacau
52
Kenangan Hujan
53
Pertikaian Dua Gadis
54
Karena Sebuah Tugas
55
Tersangka
56
Seratus Hari Penyiksaan
57
Keresahan Joey
58
Tak Suci Lagi
59
Karena Terluka
60
Keluarga Sebenarnya
61
Tanggung Jawab
62
Panik
63
Dek Eris
64
Permintaan Kecil Hana
65
Gadis Misterius
66
Ketegangan yang Meningkat
67
Penyakit Lucas
68
Saling Menjaga
69
Fakta yang Mencengangkan
70
Pengkhianatan Ace
71
Rahasia yang Terungkap
72
Sebenar-benarnya Fakta
73
Tentang Humanix
74
Tujuh Senjata Utama
75
Segala Luka
76
Hilangnya Lucas
77
Pengorbanan
78
Percaya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!