Perkara pembalut

" Lalu loe mau ganti uang gue pake apa, hah? " sentak Calvin tak terima dengan perkataan Keina.

" Kan aku bilang, aku bisa mencicilnya. Tapi kamu sendiri yang gak mau." ucapnya lirih. Melihat Calvin yang membentaknya membuat ia ketakutan terlebih hanya pria itu yang tinggal di sisi nya, ia takut Calvin pergi meninggalkannya sendirian di rumah sakit.

Calvin dapat melihat raut wajah takut dan khawatir yang tampak di wajah pucat Keina. Dia menghela nafas untuk menetralisir emosinya. " Udah loe tidur lagi. Gue temenin di sini. "

" Kakak gak akan pulang kan? bakal tetap di sini? " tanya Keina was-was. Ia takut Calvin meninggalkannya saat ia tertidur.

" Gak, gue akan tetap di sini. Nungguin loe. Gak akan ninggalin loe. Oh iya loe gak hubungin ibu loe? " tanya Calvin penasaran karena sejak tadi tak nampak ibu Keina di sini.

" Ibu lagi pergi sama teman-teman nya ke Bali kak. Jadi gak ada orang di rumah. " jelas Keina . Ia memang kelelahan akibat sang ibu terus meminta uang lebih padanya. Dengan otaknya yang pintar dia menjadi guru private di beberapa rumah, dia meminta shift pagi selama seminggu sehingga ia bisa pulang di sore hari dan setelah itu mengajar les hingga malam. Dan dibayar mingguan untuk les private yang dia ajarkan sehingga uang itu bisa ia gunakan untuk tambahan ibunya pergi ke Bali.

" Ooohhh.. yaudah istirahat. " ucap Calvin lembut seraya mengelus kepala Keina hingga gadis itu tertidur. Ada sedikit perasaan iba menyelinap di hatinya melihat gadis itu terus mencari uang tanpa memikirkan dirinya sendiri . Tapi ia berusaha tepis perasaan itu, tak mau terlalu ikut campur dan masuk kedalam hidup gadis itu. Calvin berusaha membentengi hatinya agar tak luluh dengan gadis yang sedang tertidur di hadapannya.

Keesokan paginya Calvin terbangun dari tidurnya di sofa yang berada didalam kamar rawat Keina. Saat membuka mata sontak dia panik karena Keina tak ada di atas ranjangnya. Dia turun dari sofa dengan kesadaran yang belum sepenuhnya terkumpul, mencari gadis yang ia jaga semalaman.

" Kei.. " teriak Calvin panik.

" Aku di sini kak, di kamar mandi. " teriak Keina balik. Ia yakin pasti Calvin panik karena dirinya tak ada di ranjang.

Mendengar sahutan Keina, pria itu berjalan menuju kamar mandi dan berdiri didepan pintu. " Kamu ngapain? kenapa gak bangunin aku mau ke toilet? nanti kalau kamu jatuh gimana Keina! " baru saja terbangun tapi pria itu sudah dibuat panik bercampur kesal oleh gadis pembangkang ini.

ceklek

" Bisa gak nanti aja marah-marahnya. Aku mau minta tolong. " Keina hanya menyembul kan kepalanya di pintu. Ada rasa tak nyaman dan malu yang sedang ia rasakan saat ini.

" Kamu kenapa? mau minta tolong apa? kenapa gak keluar? " tanya Calvin penasaran.

" Aku datang bulan kak, bisa tolong beli pembalut gak? ini cukup banyak sampai kena ke pakaian dalam aku. " jelas Keina yang merasa lega karena tamu bulanan yang ditunggu nya akhirnya datang juga. Dan itu menandakan bahwa tak ada janin di dalam perutnya seperti yang ia khawatirkan akhir-akhir ini.

Mata Calvin membulat mendengar permintaan Keina, bagaimana mungkin dirinya membeli pembalut untuk seorang wanita yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya. Tapi di sisi lain ada perasaan lega saat Keina datang bulan itu artinya Keina tak sedang hamil saat ini.

" Kenapa harus aku? gak bisa titip Ara aja sambil dia jalan kesini? "

" Kelamaan kak, aku kedinginan harus nunggu di kamar mandi, gak mungkin aku gak pakai pembalut yang ada nanti darahnya ke mana-mana." jelas Keina mengiba. wajahnya terlihat sendu dan itu membuat hati Calvin tak nyaman.

" Yaudah gue beli dulu di minimarket bawah. Loe diem di sini jangan bergerak kemana pun. " Calvin langsung bergegas pergi karena tak tega dengan Keina kalau wanita itu menunggu lama di kamar mandi.

" Yang ada sayapnya ya. " teriak Keina lagi.

...----------------...

" Duh banyak banget lagi pilihannya. Gue harus beli yang mana ini? yang ada sayapnya juga yang mana ya. Lagian aneh banget nyari yang bersayap, gak takut terbang apa ? Mau nanya malu. Siallan emang! kalau bukan karena dia lagi sakit ogah gue disuruh beli beginian." gerutu Calvin dalam hatinya.

" Ada yang bisa di bantu mas? " tanya seorang karyawan minimarket yang sejak tadi memperhatikan Calvin berdiri di depan rak terlihat sedang kebingungan.

" Itu saya cari pembalut yang bersayap yang mana ya? " tanya Calvin setengah berbisik karena ia cukup malu menanyakan hal tersebut. Bagaimana mungkin sang cassanova membeli pembalut, kalau sampai ada temannya yang melihat bisa jadi bahan ledekan dan tertawaan dirinya. Jatuh sudah harga dirinya sebagai sang cassanova.

" Deretan ini semua bersayap kok mas, ada yang untuk night juga dan ukuran panjangnya juga ber beda-beda . Mas mau merk apa? dan yang kaya gimana? " tanya pegawai itu lagi.

Astaga perkara pembalut membuat kepalanya semakin ingin meledak, kenapa rumit sekali hanya untuk sebuah pembalut. " Duh saya gak tau, yaudah gini aja. Saya beli semua merk yang bersayap dan semua ukuran saya beli. " ucap nya yakin dan itu membuat pegawai minimarket terbelalak.

" Ba-baikk saya akan bantu ambilkan. " ucap pegawai itu meski dia keheranan dengan Calvin yang membeli pembalut sebanyak itu.

Setelah membayar di kasir Calvin kembali menuju ruang rawat Keina. Dia membawa satu kantong besar berbagai macam pembalut.

" Ini pembalut nya. " Calvin menyerahkan satu kantong besar itu pada Keina yang masih berada di kamar mandi.

Mata Keina membulat sempurna menerima plastik itu. " Kenapa sebanyak ini, kakak mau jualan? Aku datang bulan juga cuma seminggu gak perlu pembalut sebanyak ini."

" Gue bingung, lagian ribet banget pembalut doang, ada yg biasa, ada yang night, ada yang sayap, mana ukuran panjangnya juga beda-beda. Dari pada salah lebih baik beli semua kan. " ucapnya santai tanpa beban.

" Yaudah terserah kakak aja. Makasih ya udah mau aku repotin. " ujar Keina pasrah. Dia menerima saja apa yang Calvin beli, toh yang penting pria itu sudah mau membelikannya pembalut meskipun harus sebanyak ini.

" Hem.... "

orang kaya emang beda ya, duit bukan habis buat makan, tapi malah habis di beliin pembalut. Eh emang duit dia bisa abis? Keina terkekeh. Mendengar celotehan konyolnya sendiri dikamar mandi

" Kalau gini kan nyaman. " kata Keina saat keluar dari kamar mandi.

" Keadaan loe gimana? masih pusing atau lemes? " cecar Calvin.

" Udah lebih baik kok kak. " ujar Keina sambil tersenyum. Wajahnya sudah tak sepucat kemarin.

" Nanti gue tinggal ke kampus dulu ya ? Gue udah seminggu absen, nanti Ara yang temenin dulu gak pa-pa kan." tutur Calvin sambil duduk di tepi ranjang Keina.

" Iya kak, maaf udah merepotkanmu. " lirih Keina.

" dan makasih udah mau nemenin aku di sini. "

" Gue libur dong, padahal baru sekali ngerasain. " ucapnya ambigu.

" Maksudnya? " Tanya Keina yang terlihat bingung.

" Gak bisa tidur sama loe karena terhalang itu. " ucapnya sambil menunjuk pembalut yang tergeletak di atas sofa.

" Apa sih messum! " Wajah Keina merona malu bak kepiting rebus, sungguh Calvin tak tau tempat membicarakan hal itu.

" Nanti kalau udah selesai ya. " kata Calvin menaik turunkan alisnya. " Gue gak mau pakai pengaman, jadi kalau loe gak mau hamil. Loe minum pil penunda kehamilan aja ya. " pinta Calvin agar mereka berdua tak merasa was-was tiap kali melakukan nya.

" Udah ih gak usah di bahas nanti kalau ada yang denger gimana? " kesal Keina. Sementara Calvin hanya terkekeh melihat wajah cemberut gadis itu yang sangat menggemaskan menurutnya.

.

.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!