" Kak, Calvin? " gumam Livy saat ia menoleh dan melihat Calvin tiba-tiba berjalan menghampirinya dan Keina.
Sedangkan Keina pun tidak kalah terkejut melihat ke arah orang yang akan membantu dirinya. Dia tidak menyangka orang yang bersikap bagai pahlawan itu adalah salah satu mahasiswa di kampus yang sama dengan Livy, kampus yang dipenuhi anak-anak dari kalangan atas dan juga ia adalah salah satu pelanggan cafenya yang tiap hari nongkrong bersama teman-temannya.
" Gak bisa dong kak, yang buat kesalahan kan dia. Jadi harus dia lah yang tanggung jawab. Masa kakak yang mau bayarin. " ucap Livy tak terima pria yang ia sukai sejak awal masuk kampus ingin membantu Keina si gadis yang ia benci karena merebut Gevan darinya dulu.
sekilas masa lalu
Dulu saat duduk di bangku kelas X Livy menyukai kakak kelasnya yang berada di kelas XII bernama Gevan Argantara. Berbagai macam cara ia lakukan untuk menarik perhatian Gevan tapi sayang Gevan sama sekali tak peduli padanya. Pria itu selalu bersikap dingin pada Livy yang sikapnya amat sangat agresif.
Sampai suatu ketika Gevan secara terang-terangan mendekati siswi yang menurutnya sangat cantik tanpa perlu banyak polesan makeup seperti Livy. Dia adalah Keina, gadis yang berhasil membuat Gevan jatuh hati.
Keina yang tidak tahu apa-apa pun membiarkan saja saat Gevan membantunya, mendekati bahkan memberi perhatian lebih padanya. Bohong rasanya ia tak menyukai pria tampan yang di gilai banyak gadis tersebut, tapi apalah daya Keina merasa tak pantas untuk Gevan dan menganggap kebaikan Gevan hanyalah sebagai bentuk rasa kasihan.
Sampai saat Keina berulang tahun yang ke 17, Gevan menyatakan cintanya meski awal nya ragu tapi akhirnya Keina menerima Gevan menjadi kekasihnya dan mereka kini menjalani hubungan jarak jauh karena Gevan harus kuliah di luar kota.
Kembali di masa kini dimana Livy sedang protes, tak terima idola kampus yang sangat ia sukai itu bersimpati pada gadis yang ia tak suka. Lagi-lagi Livy semakin membenci Keina, karena gadis itu selalu merebut perhatian para pria incarannya.
Awalnya Calvin bersikap acuh saat tau kedua gadis dihadapannya ini sedang bertengkar namun saat melihat Keina yang menangis karena semakin terpojok membuat hati Calvin tergerak untuk mendekat ke arah mereka. Entah sebenarnya apa yang ia inginkan, namun yang jelas ia tak suka ketenangannya di cafe terganggu karena perdebatan keduanya. Terlebih saat Livy mulai bertingkah dengan memojokkan posisi Keina di hadapan banyak orang, Calvin menjadi sangat ingin ikut campur dalam masalah mereka.
" Berapa nomer rekening loe? biar gue transfer sekarang!" ucap Calvin yang tak ingin menanggapi protes yang keluar dari mulut Livy, Calvin lebih memilih langsung bertanya nomer rekening Livy agar urusan mereka cepat selesai dan gadis itu cepat pergi dari hadapannya.
" Tapi kak..... "
Belum juga Livy melanjutkan ucapannya tiba-tiba Calvin mendekatkan wajahnya ke telinga Livy sambil berbisik. " Sekarang atau foto bugil loe gue sebar ke anak-anak kampus. " setelah berkata begitu Calvin memundurkan lagi tubuhnya agar tak terlalu dekat dengan Livy yang membuatnya muak.
Wajah Livy langsung memucat mendengar ancaman Calvin. Ya, gadis itu pernah mengirim foto dirinya yang sedang tak mengenakan sehelai benang pun pada Calvin untuk menggoda seniornya tersebut tapi bukannya bernafssu Calvin justru muak melihat nya, ia hanya sengaja menyimpan foto itu kalau nanti memang di butuhkan seperti sekarang. Untuk mengancam Livy saja.
Dengan tangan gemetar Livy menuliskan nomer rekeningnya pada secarik kertas " Ini nomer rekening aku. " Livy menyodorkan kertas itu pada Calvin tanpa banyak protes seperti sebelumnya. Lagi-lagi ia kalah dengan Keina. Niat hati membuat gadis itu menderita tapi kini dirinya sendiri yang dipermalukan. Harga dirinya terasa diinjak-injak oleh Calvin dan Keina.
" Done ! 20 juta cukup kan untuk membeli tipe ponsel kaya punya loe itu. " Calvin sebenarnya malas berhubungan dengan Livy tapi melihat gadis malang di hadapannya itu mengalami masalah membuat ia ingin menolongnya. Meski tentu dia tidak akan pernah tidak meminta imbalan pada Keina.
" Kakak kenapa mau bantu dia? " tanya Livy yang kini mulai melunak tak menggebu seperti tadi.
Tentu Itu semua karena ia takut oleh ancaman Calvin dan terlebih dia menyukai pria itu meski Calvin selalu bersikap dingin padanya jadi ia semakin tak ingin dianggap buruk di hadapan Calvin. Andai saja ia tau bahwa pria tampan itu ada di sini mungkin Livy akan menggunakan kata-kata yang lebih lembut lagi pada Keina agar citra nya tak menjadi buruk di depan Calvin.
" Karena mulai saat ini, dia adalah milik gue." sahut Calvin menjawab pertanyaan Livy dengan santai tanpa peduli bagaimana raut wajah Keina saat ini yang menatap nya bingung karena ucapan yang Calvin katakan pada Livy.
Tanpa peduli bagaimana perasaan Livy saat ini yang sedang menahan malu dan cemburu secara bersamaan. Entah apa maksud Calvin sebenarnya yang jelas itu membuat Livy semakin membenci Keina karena harga dirinya kembali jatuh saat ini dengan Calvin yang secara terang-terangan peduli pada Keina.
" Udah mau ngapain lagi? pergi sana! " usir Calvin tanpa perasaan. Dan Livy hanya bisa menghentakkan kakinya kesal karena Calvin mengusirnya di hadapan Keina.
" Kei-na Ar-lova. " ucap Calvin membaca name tag yang menempel di seragam kerja Keina.
" I-iya kak. " ucap Keina terbata. Dia mungkin sudah sering melayani Calvin dan teman-temannya saat mereka datang ke cafe tapi secara pribadi dia belum pernah berbicara dengan mereka dan itu membuat Keina canggung luar biasa. " Oh i-iya makasih banyak udah mau nolong aku, nanti uang kamu bakal aku...... "
" Ikut gue. " titah Calvin tanpa peduli kalimat apa yang akan diucapkan oleh Keina selanjutnya. Ia berkata cukup lembut berbeda dengan dirinya saat berbicara dengan Livy barusan.
Takut tapi Keina sedikit lega karena akhirnya ia tak perlu lagi berurusan dengan Livy, gadis yang sangat kejam itu.
Dengan ragu, namun Keina akhirnya menuruti permintaan Calvin untuk mengikutinya karena bagaimana pun pria itu bagaikan malaikat penolongnya yang telah menyelamatkan dirinya dari cengkraman Livy.
Calvin membawa Keina ke tempat duduk yang kosong untuk berbicara dengan gadis itu.
" Loe kenapa nunduk terus? Emang gue gak tampan, sampai loe gak mau lihat wajah gue? " sindir Calvin yang menatap tajam Keina yang masih terus menunduk.
Keina akhirnya mendongakkan kepalanya untuk menatap Calvin yang ternyata sedari tadi terus memandangi nya dengan tatapan yang sulit di artikan.
" Gue kurang tampan buat loe? " goda Calvin sambil tersenyum. Entah kenapa ia bisa tersenyum pada gadis di hadapannya ini, padahal mereka setiap hari bertemu karena Calvin setiap hari pasti akan nongkrong di cafe tempatnya bekerja. Tapi baru kali ini ia tersenyum pada gadis itu. Dia seperti baru menyadari bahwa gadis dihadapannya ini sangat cantik dengan riasan sederhana sekalipun, kenapa juga dia baru menyadarinya sekarang, pikir Calvin.
" Ah, emmm itu kak, anu. Gak kok. " Keina bingung mencari jawaban yang tepat. Ditanya seperti itu saja membuatnya gugup, kalau mengiyakan bahwa Calvin memanglah tampan itu akan membuatnya malu dan semakin gugup lagi. Tapi kalau mengatakan Calvin tidak tampan juga itu sama saja ia membohongi dirinya sendiri dan juga pasti akan menyinggung perasaan Calvin yang sudah menolongnya.
Calvin hanya bisa tersenyum memperhatikan wajah Keina yang terlihat sangat menggemaskan saat sedang gugup dan menahan malu.
.
.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
venusmoon23
KARYA SIAPA YANG KAU CURI INI?
2024-03-08
0
simta dila
gemeshh
2023-10-08
0