Jayde and Wira Stories

Jayde and Wira Stories

Opening

Jurong Island Singapura Sebelum Acara Pernikahan Garvita dan Gabriel

Jayde dan Sadawira berlari kencang berusaha melepaskan diri dari kejaran banyak orang yang hendak membunuh mereka berdua.

"Hosh...hosh..." Nafas keduanya terdengar terengah-engah.

"Wir... dimana?" tanya Jayde ke arah sepupunya.

"500 meter lagi... " jawab Sadawira atau biasa dipanggil Wira.

"Brengsek! Si... Lee pengkhianat! Awas! Aku cincang dia nanti!" umpat Jayde.

"Jangan banyak bicara... simpan nafasmu..." ucap Sadawira. Mereka tiba di bridge dan tiba di bagian dock tempat kapal-kapal biasa terparkir.

"Kita ke... " Jayde melirik ke Sadawira.

"JUMP!" teriak Sadawira yang membuat Jayde pun terjun ke laut.

BYUUURRR!

Keduanya pun langsung menyelam berusaha menghindari tembakan peluru yang dilepaskan olej pemburu mereka.

***

Tokyo Jepang Satu Setengah Tahun Lalu...

Luke Bianchi bersama dengan Hidetoshi Shinoda dan Tama mendatangi kamar jenazah di rumah sakit kepolisian Tokyo. Chief Kepolisian Pusat Tokyo adalah teman Luca Bianchi dan dia tahu sesosok mayat itu adalah salah satu anak buah Luke Bianchi.

Chief Kenji Nakamoto menemui Luke yang memasang wajah dingin tapi semua orang tahu kalau matanya tampak sedih.

"Bianchi-san" sapa Chief Nakamoto.

"Chief. Apa benar korban adalah Shota Iwasaki?" tanya Luke.

"Benar, Bianchi-san. Korban adalah Shota Iwasaki. Oh Bianchi-san, ada hal yang harus saya sampaikan."

"Apa itu chief?" Perasaan Luke semakin tidak enak mendengar nada bicara Chief Nakamoto.

"Beberapa organ penting milik korban Shota Iwasaki... hilang..."

Luke, Hidetoshi dan Tama terkejut.

"Bagaimana bisa?" tanya Hidetoshi bingung. "Bisa diceritakan kronologis nya?"

Tama sendiri menangis dalam diam karena pertama harus kehilangan sahabatnya tapi mendengar beberapa organ pentingnya hilang, membuat dirinya semakin sedih.

"Bisa kita bicara disana, di ruang dokter ahli forensik." Chief Nakamoto mempersilahkan ketiga anggota Yakuza Takara itu masuk ke sebuah ruangan.

Luke mengeraskan rahangnya mendengar bahwa organ tubuh salah satu pengawal andalannya hilang. Kurang ajar! Siapa yang berani mengambilnya?

***

Ruang Kerja Dokter Ahli Forensik

Luke duduk berhadapan dengan Chief Nakamoto sedangkan Hidetoshi dan Tama berdiri di belakang pemimpin Yakuza itu.

"Jadi kronologis nya saat itu saudara Shota berada di bar daerah Asakusa dan terlibat perkelahian disana. Menurut bartender disana, saudara Shota sangat mabuk hingga akhirnya oleh pihak keamanan dilempar keluar karena membuat keributan."

Luke mengangguk karena tahu Shota tinggal di area sana dan sangat suka minum sake.

"Menurut hasil pemeriksaan CCTV di area bar, saudara Shota begitu diusir, jalan sempoyongan lalu ada dua orang yang mendekati Shota dan setelahnya tidak terlihat lagi. Pihak keamanan bar mengira bahwa keduanya adalah anggota Yakuza Takara yang membantu Shota."

"Lalu?" Luke menatap serius ke Chief Nakamoto.

"Dua hari kemudian, ada laporan ditemukan sesosok mayat dekat pembuangan sampah. Yang membuat kami surprise, kondisi membeku seperti dimasukkan ke dalam freezer. Dan tadi saat dokter berhasil mengautopsi... " Chief Nakamoto harus menghela nafas panjang sebelum melanjutkan. "Jantung, dua ginjal, liver, kedua kornea mata ... hilang..."

"Astaghfirullah..." ucap Luke sedangkan Hidetoshi dan Tama terkesiap.

"Dear Lord..." ucap Hidetoshi.

"Saya rasa semua organ itu diambil oleh organisasi gelap khusus penjualan organ tubuh manusia. Biasanya mereka mengambil dari para gelandangan atau orang yang kabur dari rumah..."

"Ngajak mati mereka!" desis Luke geram. "Apakah anda tahu markas mereka? Yang di Tokyo atau kota manapun di Jepang? Karena sejujurnya saya tidak mau berurusan dengan bisnis haram seperti itu!"

"Sudah menghilang setelah kami grebek usai mendapatkan laporan dari masyarakat."

Luke mengusap wajahnya kasar lalu menggebrak meja kerja milik dokter forensik itu.

"AAAAAAHHHH !" teriaknya emosi. "F***! F***! F*****!!!"

***

Rumah Sakit High Land Singapura

Sadawira Giandra Yustiono menguap saat harus berjaga di rumah sakit untuk menyelesaikan program koasnya. Dirinya merasa mengantuk luar biasa karena biasanya jika koas di bagian ginekologi, lebih santai daripada bedah karena tidak setiap hari ada wanita melahirkan tidak seperti di bedah karena biasanya pasien bedah adalah pasien yang sudah ada jadwal untuk dioperasi.

Sadawira berjalan menuju ruang resident untuk membuat kopi dan ini adalah kopinya yang kedua di tengah malam ini. Bersama dengan beberapa rekan koasnya, mereka terbiasa bergantian untuk tidur dan kini gilirannya berjaga.

Cicit Abimanyu Giandra dan Ghani Giandra itu rasanya ingin merokok tapi dirinya harus ke rooftop. Sadawira harus menahan keinginannya untuk menyesap rasa tembakau itu. Meskipun sang Ayah Pandega sudah melarangnya merokok tapi Sadawira tidak bisa tanpa rokok paling tidak satu hari satu batang.

Apalagi kondisi mengantuk begini, memang lebih enak jika merokok. Sadawira berjalan keluar ruang resident sambil membawa cangkir kopinya. Jam dinding di rumah sakit menunjukkan pukul dua malam.

Masih ada waktu satu jam untuk membangunkan Andre buat gantian berjaga. Sadawira pun berjalan ke lorong dekat pintu keluar untuk duduk disana. Di daerah sini, dia bisa melihat resepsionis bagian IGD jika ada pasien darurat.

Sadawira menyesap kopinya sambil memperhatikan lalu lalang orang yang tidak terlalu banyak karena memang sudah sepi. Biasanya hanya dua tiga orang keluarga pasien yang keluar untuk mencari makan di tempat makan buka 24 jam dekat rumah sakit.

Pria yang mewarisi garis wajah ayahnya tapi sifatnya gabungan antara Abimanyu dan Ghani Giandra itu menggerakkan lehernya ke kiri dan ke kanan untuk mengurangi rasa pegal dan kantuk.

Ketika menoleh ke bagian resepsionis, Sadawira melihat tiga orang dengan wajah mencurigakan. Mahasiswa kedokteran itu tidak bisa menebak ketiga orang itu antara orang China, Jepang atau Korea kalau tidak mendengar percakapan mereka.

Entah kenapa, perasaannya mereka datang bukan untuk menjaga seorang pasien. Dengan memasang wajah dingin dan acuh Sadawira berjalan sambil meminum kopinya menuju resepsionis. Telinganya dibukanya lebar-lebar untuk mendengarkan percakapan mereka.

Sadawira Giandra Yustiono

"能见到黄医生 - Néng jiàn dào huáng yīshēng ( Bisa bertemu dengan dokter Huang )?" tanya salah satu orang itu.

Sadawira yang berjalan sambil mengambil majalah, melewati ketiga orang itu dan betapa terkejutnya dia melihat kotak yang dibawa tiga orang itu.

人体器官 - Réntǐ qìguān ( Human Organ )

Sadawira memang belajar bahasa China meskipun tidak terlalu fasih tapi selama tinggal di Singapura, dia menjadi banyak tahu.

Mau apa malam-malam mengantarkan organ tubuh manusia? Mana tanpa prosedur pula? - batin Sadawira.

Dokter muda itu pun berjalan menuju lorong yang berlawanan dengan ruang dokter Huang yang dia tahu masih berjaga di ruangannya. Sadawira bersembunyi untuk mendengarkan lebih lanjut.

"黄医生的房间在电梯上,在三楼。那里有铭牌. - Huáng yīshēng de fángjiān zài diàntī shàng, zài sān lóu. Nà li yǒu míngpái. ( Ruang dokter Huang naik lift lalu kelantai tiga. Ada papan namanya disana )" jawab resepsionis itu.

"Xie Xie ." Ketiga orang itu pun menuju lift sedangkan Sadawira memilih menuju area tangga darurat menuju lantai tiga.

Mau apa ketiga orang itu ke ayahnya Sandra?

***

Yuhuuuu lebih cepat dari jadwal gegara minta out dari otak.

Cerita Jayde dan Wira berbau kriminal dan agak dark yaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Terpopuler

Comments

The Way

The Way

udah baca sekarang komen

2024-01-19

1

#ayu.kurniaa_

#ayu.kurniaa_

.

2023-04-12

0

akbar mulana

akbar mulana

xgkgsk

2023-04-03

0

lihat semua
Episodes
1 Opening
2 Sadawira dan Jayde
3 Jayde dan Sadawira Putar Otak
4 Antara Singapura dan Manchester
5 Dua Orang Yang Menerjang Bahaya
6 Konfrontasi
7 Terserah Kau Bilang Apa
8 Nyawa Dibalas Nyawa
9 Amarah dan Dinginnya Seorang Luke Bianchi
10 Empang oh Empang
11 Biang Kerok
12 Ancaman Sadawira
13 Kedatangan Agen Lee
14 Jayde dan Agen Tang
15 Just Be Careful
16 Arka Kena Sawan Manten?
17 Cooling Down
18 Pancingan Mengena
19 Ketahuan!
20 Menghilang
21 Kami Tidak Takut
22 Pulang Kalian!
23 Tiba Di Apartemen
24 Perjalanan ke Tokyo
25 Bersiap Kalau Pindah Tidur
26 Omar Pusing
27 Baby oh Baby
28 Itu Yang Kamu Pikirkan?
29 Hasil Makan Uang Haram
30 King Yemma
31 Para Ayah Datang
32 Bakalan Maju Sidang
33 Nelson Datang Menjenguk
34 Whatever!
35 Di Persidangan
36 Baru Terbuka Sedikit
37 Luke v Jaksa
38 Lucas Syahputra
39 Michael Tampubolon
40 Kagak Kapok
41 Kita Kabur?
42 Gantian!
43 Aku Ngantuk!
44 Bagaimana Tuan Hakim?
45 Pulang!
46 Persiapan Keluar Penjara
47 Sadawira dan Chisato
48 Jayde dan Inggrid
49 Duo Vampir dan Kedua Gadisnya
50 Di Mansion Giandra Jakarta
51 After Math
52 Antara Aberdeen dan Jakarta
53 Simon Weston
54 Pergi ke Maryland
55 Sadawira Kesal
56 Sadawira dan Biana
57 Apartemen Sadawira
58 Astaghfirullah
59 Hantu Kucing?
60 Korban Forest
61 Rahasia Tembok
62 Diawasi ... Lagi
63 Kamu Kuliah Saja !
64 Duo Vampir
65 Kalah Pengalaman
66 Terlalu Lama
67 Simon Turun Gunung
68 Ke London
69 Menghadap Henry
70 Klompen
71 Menunggu
72 Bekerjasama
73 Resiko Memilih Bidang Forensik
74 Menjadi Saksi
75 Chisato Ke Maryland
76 Rencana Duo Vampir
77 New Year's Wedding
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Opening
2
Sadawira dan Jayde
3
Jayde dan Sadawira Putar Otak
4
Antara Singapura dan Manchester
5
Dua Orang Yang Menerjang Bahaya
6
Konfrontasi
7
Terserah Kau Bilang Apa
8
Nyawa Dibalas Nyawa
9
Amarah dan Dinginnya Seorang Luke Bianchi
10
Empang oh Empang
11
Biang Kerok
12
Ancaman Sadawira
13
Kedatangan Agen Lee
14
Jayde dan Agen Tang
15
Just Be Careful
16
Arka Kena Sawan Manten?
17
Cooling Down
18
Pancingan Mengena
19
Ketahuan!
20
Menghilang
21
Kami Tidak Takut
22
Pulang Kalian!
23
Tiba Di Apartemen
24
Perjalanan ke Tokyo
25
Bersiap Kalau Pindah Tidur
26
Omar Pusing
27
Baby oh Baby
28
Itu Yang Kamu Pikirkan?
29
Hasil Makan Uang Haram
30
King Yemma
31
Para Ayah Datang
32
Bakalan Maju Sidang
33
Nelson Datang Menjenguk
34
Whatever!
35
Di Persidangan
36
Baru Terbuka Sedikit
37
Luke v Jaksa
38
Lucas Syahputra
39
Michael Tampubolon
40
Kagak Kapok
41
Kita Kabur?
42
Gantian!
43
Aku Ngantuk!
44
Bagaimana Tuan Hakim?
45
Pulang!
46
Persiapan Keluar Penjara
47
Sadawira dan Chisato
48
Jayde dan Inggrid
49
Duo Vampir dan Kedua Gadisnya
50
Di Mansion Giandra Jakarta
51
After Math
52
Antara Aberdeen dan Jakarta
53
Simon Weston
54
Pergi ke Maryland
55
Sadawira Kesal
56
Sadawira dan Biana
57
Apartemen Sadawira
58
Astaghfirullah
59
Hantu Kucing?
60
Korban Forest
61
Rahasia Tembok
62
Diawasi ... Lagi
63
Kamu Kuliah Saja !
64
Duo Vampir
65
Kalah Pengalaman
66
Terlalu Lama
67
Simon Turun Gunung
68
Ke London
69
Menghadap Henry
70
Klompen
71
Menunggu
72
Bekerjasama
73
Resiko Memilih Bidang Forensik
74
Menjadi Saksi
75
Chisato Ke Maryland
76
Rencana Duo Vampir
77
New Year's Wedding

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!