Empang oh Empang

Disclaimer... disini banyak adegan sadis...

Markas Yakuza Takara Hutan Okutama pinggiran kota Tokyo...

"Tidak ada yang mengaku?" tanya Luke sekali lagi. "Oke. Dokter Yuri, sudah mendapatkan hasil autopsi Shota?" Luke menoleh ke sahabatnya sejak SMA yang memang berlisensi sebagai dokter umum.

"Shota sebelumnya dibius dan darahnya diambil dua kali dalam kantong 350cc. Setelahnya leher Shota disayat kemudian mulai penyayatan badan dengan model Y. Jantung, hati, ginjal, paru-paru, pankreas semua diambil. Yang terakhir adalah dua kornea matanya" jawab Dokter Yuri dengan nada dingin. "Usai mengambil semuanya, tubuh Shota dijahit kembali untuk menutupi bahwa organ penting tubuh nya sudah hilang." Dokter Yuri menatap ke ketiga orang yang duduk disana.

"Kamu mau langsung menyayat leher mereka atau bermain-main dulu?" tanya Luke sembari melirik sadis.

"Aku ingin bermain-main dulu bang..." jawab Sadawira membuat semuanya menoleh ke arah pria berwajah dingin itu.

"Apa kamu ingin membuat mereka sakit dulu baru dibuang ke Empang?" tanya Luke ke adiknya.

"Absolutely." Sadawira memakai sarung tangan lateksnya.

"Silahkan... waktu dan tempat dipersilahkan" senyum Luke sambil menyandarkan punggungnya ke kursi, bersidekap dan menyilangkan kakinya.

Sadawira pun berjalan sambil memainkan scalpelnya. "Kita bertemu lagi, Wongyi" seringai putra Pandega Yustiono itu "Oh, bisakah kalian mengikat mulut ketiganya? Kupingku agak malas mendengar jeritan mereka karena saat Bang Shota dibunuh dalam kondisi tidak sadar.

Tiga orang melepaskan tiga dasi mereka dan mulai mengikat di mulut ketiga orang itu yang berusaha menolak untuk diikat mulutnya. Namun apalah daya mereka yang terikat kencang diatas kursi.

"So, tidak ada yang mengaku siapa yang menggorok leher bang Shota ya?" Sadawira menatap ke ketiga orang itu. "Oke, aku mulai dari Wongyi... "

Calon dokter itu mulai menyayat gambar tattoo di lengan Wongyi hingga kulitnya terkelupas membuat pria itu menjerit kesakitan dan kedua rekannya tampak panik melihat bagaimana penyiksaan dilakukan oleh Sadawira termasuk sadis.

"Bang, sebelah kolam piranha?" tanya Sadawira sambil mengedikkan dagunya ke arah dua kolam besar yang berada di area kiri kanan halaman rumah.

"Yup."

Sadawira lalu melemparkan kulit Wongyi ke dalam kolam dan semua orang bisa melihat bagaimana ikan-ikan bergigi tajam itu langsung berebut kulit lengan Wongyi. Ketiga anggota Triad Wong semakin memucat karena saat mereka mendengar rumor bahwa Luke Bianchi memelihara piranha hitam, ternyata memang benar.

"Luke, adikmu lebih sadis dari kamu" bisik Hidetoshi ke Luke.

"Baru tahu? Wira itu aslinya sadis kalau sudah ngamuk." Luke tersenyum ke arah Hidetoshi, tangan kanannya sejak SMA dan salah satu orang yang paling dipercaya Luke selain dokter Yuri, dokter Rika, Shota, Tama dan Shiki Matsumoto, mentor dan teman debatnya.

"Bang, aku gorok bagaimana?" seringai Sadawira.

"Jangan dulu, Wira. Kita masih belum tahu siapa eksekutor Shota. Aku harus tahu karena tidak hanya aku yang marah saat tahu Shota dibunuh karena apa, tapi semua anggota aku. Jadi, sebelum kita cincang mereka bertiga buat makan malam piranha ku, aku harus tahu siapa culpritnya." Luke menatap tajam ke arah ketiga orang yang sudah ketakutan.

"Aku yang maju" ucap Dokter Yuri sambil memakai sarung tangan lateksnya dan mengambil scalpelnya.

Hidetoshi hanya bisa memegang pelipisnya karena dia tahu, istrinya juga sama sadisnya dengan Luke dan dirinya.

"Yang ini namanya siapa sayang?" tanya Yuri ke suaminya.

"Gao. Satunya Shu Chen."

"Pai Shu Chen? Nooo, darling, terlalu bagus untuk menjadi ular putih" seringai Yuri sambil berjalan menuju panggung itu. Semua orang disana tertawa mendengar ucapan hot mommy itu karena teringat legenda ular putih yang namanya Pai Shu Chen.

Shu Chen menatap horor ke arah dokter cantik yang sudah mengikat rambutnya tinggi-tinggi. Matanya sudah terlihat panik dan ketakutan melihat Yuri mulai mendekati dirinya.

"Aku buatkan tattoo ular, bagaimana?" Tanpa ampun Yuri membuat sayatan berbentuk ular dengan scalpelnya lalu membuang kulit daging Shu Chen ke kolam sebelah.

"Bagus kan hasil karya aku?" seringai Yuri membuat Sadawira melihat bagaimana sayatan itu benar-benar berbentuk ular.

"Anda sangat berbakat Dokter Yuri" puji Sadawira.

"Aku sebelumnya adalah artist tattoo sebelum masuk kedokteran." Yuri tersenyum.

"Masih belum ada yang mau mengaku?" tanya Luke. "Siapa yang menggorok Shota?"

Ketiga orang itu hanya terdiam tapi Luke tahu, Wongyi lah pelakunya.

"Dokter Yuri, Wira, menyingkir dari sana. Biar aku yang menggorok leher salah satu dari mereka."

Semua orang menoleh ke arah YangYang yang sudah menyiapkan army knife mirip milik Rambo. Para anggota Yakuza Takara tahu bagaimana dekatnya YangYang dengan Shota. Bisa dibilang pria blasteran China Jepang itu adalah anak didik Shota jadi siapapun paham dan maklum bagaimana dendamnya YangYang, melebihi Tama sekalipun yang merupakan sahabat Shota.

"Apa kamu yakin YangYang?" tanya Luke ke arah anak buahnya yang sebaya dengan Wira dan Jayde itu.

"Positif. Sama saja dengan menggorok babi kan? Mereka tidak ada hati menggorok Shota senpai, jadi kenapa aku harus ada hati?" ucap YangYang dingin sambil membawa pisau militernya.

"Pakai raincoat, YangYang" ucap Tama.

"Tidak usah." YangYang pun maju dan berdiri dibelakang Gao. "Kalian berdua silahkan kembali ke tempat Luke senpai."

Sadawira dan Dokter Yuri pun kembali ke tempat sebelumnya. Radeva dan Jayde menahan nafas melihat bagaimana pisau militer itu sudah berada di leher Gao yang dari sorot matanya tampak kematian sudah berada di depan mata.

"Bang..." bisik Radeva yang sebenarnya tidak tahan dengan penyiksaan semacam ini karena baginya mending tembak sekali di kepala, beres, langsung tewas tanpa merasakan kesakitan seperti ini.

"Bang... YangYang tidak serius kan?" bisik Jayde.

Luke memajukan tubuhnya melihat apakah anak buahnya itu berani melakukannya.

Chisato memilih memalingkan wajahnya, tidak mau melihat adegan sadis itu.

"Salam buat bang Shota yang sudah di surga dan kamu, aku kirim ke neraka!" bisik YangYang yang sedetik kemudian menggorok leher Gao tanpa ampun dengan pisau militernya. Pria itu langsung tewas di hadapan kedua rekannya yang tidak menyangka ancaman Luke Bianchi benar-benar dilakukan.

Darah mengalir hebat dari leher Gao yang langsung terpotong aorta nya dan tentu saja, bau darah membuat semua peliharaan Luke tampak gelisah. Bunyi kecipak di kolam besar Luke terdengar membuat suasana menjadi horor.

"Lempar mayatnya ke Empang!" perintah Luke yang membuat anak buahnya yang lain melepaskan ikatan di Gao dan tanpa perasaan, mereka melemparkan mayat pria itu ke dalam Empang dan suara paling mengerikan terdengar disana. Suara ikan piranha memakan daging segar tubuh manusia.

Radeva hanya bisa menahan nafas karena dirinya tidak menyangka, kakaknya jauh lebih sadis dibandingkan dengan Opa mafianya.

"Sekarang... Siapa yang akan menyusul Gao?" seringai Luke.

***

Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Terpopuler

Comments

Septi Lahat

Septi Lahat

oh mbak hana,, seriously ,, aq baca nih shubuh krn nggk bsa tidur,,, merinding disko loh..terbayang2 empang Piranha hitam bergejolk mencium bau darah org jht!!! ☂️☂️😎😎😎

2024-05-22

1

🥰

🥰

Sampai nahan napas aku baca part ini,asli merinding 😣

2024-01-04

1

nuraisah

nuraisah

merinding baca part ini, the best utk kk hana

2023-03-26

2

lihat semua
Episodes
1 Opening
2 Sadawira dan Jayde
3 Jayde dan Sadawira Putar Otak
4 Antara Singapura dan Manchester
5 Dua Orang Yang Menerjang Bahaya
6 Konfrontasi
7 Terserah Kau Bilang Apa
8 Nyawa Dibalas Nyawa
9 Amarah dan Dinginnya Seorang Luke Bianchi
10 Empang oh Empang
11 Biang Kerok
12 Ancaman Sadawira
13 Kedatangan Agen Lee
14 Jayde dan Agen Tang
15 Just Be Careful
16 Arka Kena Sawan Manten?
17 Cooling Down
18 Pancingan Mengena
19 Ketahuan!
20 Menghilang
21 Kami Tidak Takut
22 Pulang Kalian!
23 Tiba Di Apartemen
24 Perjalanan ke Tokyo
25 Bersiap Kalau Pindah Tidur
26 Omar Pusing
27 Baby oh Baby
28 Itu Yang Kamu Pikirkan?
29 Hasil Makan Uang Haram
30 King Yemma
31 Para Ayah Datang
32 Bakalan Maju Sidang
33 Nelson Datang Menjenguk
34 Whatever!
35 Di Persidangan
36 Baru Terbuka Sedikit
37 Luke v Jaksa
38 Lucas Syahputra
39 Michael Tampubolon
40 Kagak Kapok
41 Kita Kabur?
42 Gantian!
43 Aku Ngantuk!
44 Bagaimana Tuan Hakim?
45 Pulang!
46 Persiapan Keluar Penjara
47 Sadawira dan Chisato
48 Jayde dan Inggrid
49 Duo Vampir dan Kedua Gadisnya
50 Di Mansion Giandra Jakarta
51 After Math
52 Antara Aberdeen dan Jakarta
53 Simon Weston
54 Pergi ke Maryland
55 Sadawira Kesal
56 Sadawira dan Biana
57 Apartemen Sadawira
58 Astaghfirullah
59 Hantu Kucing?
60 Korban Forest
61 Rahasia Tembok
62 Diawasi ... Lagi
63 Kamu Kuliah Saja !
64 Duo Vampir
65 Kalah Pengalaman
66 Terlalu Lama
67 Simon Turun Gunung
68 Ke London
69 Menghadap Henry
70 Klompen
71 Menunggu
72 Bekerjasama
73 Resiko Memilih Bidang Forensik
74 Menjadi Saksi
75 Chisato Ke Maryland
76 Rencana Duo Vampir
77 New Year's Wedding
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Opening
2
Sadawira dan Jayde
3
Jayde dan Sadawira Putar Otak
4
Antara Singapura dan Manchester
5
Dua Orang Yang Menerjang Bahaya
6
Konfrontasi
7
Terserah Kau Bilang Apa
8
Nyawa Dibalas Nyawa
9
Amarah dan Dinginnya Seorang Luke Bianchi
10
Empang oh Empang
11
Biang Kerok
12
Ancaman Sadawira
13
Kedatangan Agen Lee
14
Jayde dan Agen Tang
15
Just Be Careful
16
Arka Kena Sawan Manten?
17
Cooling Down
18
Pancingan Mengena
19
Ketahuan!
20
Menghilang
21
Kami Tidak Takut
22
Pulang Kalian!
23
Tiba Di Apartemen
24
Perjalanan ke Tokyo
25
Bersiap Kalau Pindah Tidur
26
Omar Pusing
27
Baby oh Baby
28
Itu Yang Kamu Pikirkan?
29
Hasil Makan Uang Haram
30
King Yemma
31
Para Ayah Datang
32
Bakalan Maju Sidang
33
Nelson Datang Menjenguk
34
Whatever!
35
Di Persidangan
36
Baru Terbuka Sedikit
37
Luke v Jaksa
38
Lucas Syahputra
39
Michael Tampubolon
40
Kagak Kapok
41
Kita Kabur?
42
Gantian!
43
Aku Ngantuk!
44
Bagaimana Tuan Hakim?
45
Pulang!
46
Persiapan Keluar Penjara
47
Sadawira dan Chisato
48
Jayde dan Inggrid
49
Duo Vampir dan Kedua Gadisnya
50
Di Mansion Giandra Jakarta
51
After Math
52
Antara Aberdeen dan Jakarta
53
Simon Weston
54
Pergi ke Maryland
55
Sadawira Kesal
56
Sadawira dan Biana
57
Apartemen Sadawira
58
Astaghfirullah
59
Hantu Kucing?
60
Korban Forest
61
Rahasia Tembok
62
Diawasi ... Lagi
63
Kamu Kuliah Saja !
64
Duo Vampir
65
Kalah Pengalaman
66
Terlalu Lama
67
Simon Turun Gunung
68
Ke London
69
Menghadap Henry
70
Klompen
71
Menunggu
72
Bekerjasama
73
Resiko Memilih Bidang Forensik
74
Menjadi Saksi
75
Chisato Ke Maryland
76
Rencana Duo Vampir
77
New Year's Wedding

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!