Ada apa dengan bang Firman?

Bang Firman masih terdiam, dan tidak berapa suara sepeda motor terdengar di luar.

Ternyata yang datang adalah bang Damar dan juga bang Anggi.

"silahkan duduk."

Pinta ibu mertua bang Firman, dan mereka berdua duduk yang berhadapan dengan Ku.

"siapapun kalian tolong jelaskan, siapa sebenarnya Firman ini, dan kenapa mengaku sebagai sebatang kara di dunia.

Lalu kalian bertiga siapa? apa hubungannya dengan Firman?"

Mereka bertiga saling bertatapan, mungkin ingin bingung cara menjawab pertanyaan dari ayah mertua nya bang Firman.

"sepertinya kamu Bernat yang lebih dewasa, tolong ceritakan siapa kalian sebenarnya."

Tarik napas dalam-dalam dan hembuskan, lalu berusaha tenang.

"kami anak mama kami ada lima bersaudara dan kelimanya adalah laki-laki, yang memakai baju itu bang Damar anak pertama, yang kemeja hitam namanya bang Anggi anak kedua, lalu bang Firman, kemudian bang Jepri dan saya Bernat anak yang paling kecil.

Ibu kandung kami sudah meninggal, sementara bapak kami tidak tahu dimana sekarang.

Ketiga abang-abang Ku ini hidup secara terpisah, sementara aku dan bang Jepri hidup berdua di rumah.

Bang Jepri membutuhkan perhatian khusus, saya sebagai wali nya meminta dengan baik-baik.

Terserah jika kalian bertiga tidak mengganggap ku sebagai adik kalian, dan itu urusan kalian.

Saya mau kembalikan bang Jepri sekarang juga, kalau tidak saya melaporkan kalian ke polisi."

"apa-apaan kau Bernat, Jepri itu adikku juga. saya dokter dan lebih paham akan keadaan Jepri.

biar saya yang merawat Jepri, kamu itu manusia yang tidak berpendidikan dan mana paham tentang medis."

Sanggahan dari bang Damar membuat sesak seketika.

"selama ini abang kemana? bahkan kakek, mama dan nenek meninggal kalian tidak pernah hadir di untuk terakhir kalinya.

Apakah abang yakin mau merawat bang Jepri?"

"kenapa ngak, saya dokter dan tentunya lebih paham tentang keadaan Jepri.

Intinya saya membutuhkan biaya untuk merawat Jepri.

Jual rumah itu dan berikan kepada kami bertiga, nantinya kami bertiga akan bergantian merawat Jepri."

"omongan kosong, bang Firman sekarang jujur. apa abang bersedia merawat adikmu yang berkebutuhan khusus itu?

Ingat bang tunggakan mu di bank, terlebih-lebih lagi biaya ganti rugi hewan peliharaan yang mati abang buat.

Jujur ya bang, aku tidak bersedia merawat adikmu yang berkebutuhan khusus itu.

jika dia merepotkan lagi, tidak segan-segan aku akan mengusir nya.

jika kalian mendapatkan uang hasil penjualan rumah itu, lalu di bagi tiga. paling-paling hanya dapat seratus juta rupiah.

Apa itu cukup untuk biaya adikmu?

sudahlah bang, jangan menambahkan beban ku lagi, bisa-bisa nanti saya keguguran melihat tingkah adik mu itu."

Ucap istrinya bang Firman yang menyanggah omongan bang Damar.

Tidak bisa aku bayangkan, akan nasib bang Jepri nantinya.

"tidak ada hubungannya rumah dan bang Jepri, sampai kapan pun rumah itu tidak akan aku jual. karena itu adalah rumah kenangan.

Bang Firman, bawa kemari bang Jepri. kalau tidak aku membawa permasalahan ini ke kantor polisi."

"Saya disini sebagai anak yang paling besar dan berhak menentukan, untuk sementara Jepri di rumah Firman dulu, sampai Bernat memberikan sertifikat rumah itu kepadaKu."

"kau siapa? bisa-bisanya kau memerintahkan agar adik mu berkebutuhan khusus tinggal di rumah ku, perintah mu tidak berlaku bagiku.

ingat ya bang Firman, jika nanti Jepri itu masih ada di rumah, maka kalian berdua yang akan aku usir dari rumah.

Itu rumah milikku yang aku beli dengan jerih payahku, sekarang kamu tentukan, Jepri kamu usir dari rumah atau kalian berdua yang saya usir.

Saya ngak takut jadi janda, sudah terbiasa bekerja keras, toh juga penghasilan mu seberapa.

Terlalu memilih-milih hewan untuk di tangani, najis lah, haram lah.

Tutup ajalah itu klinik hewan itu, hanya menambah beban aja itu."

Ucapan istri bang Firman, membuat susana menjadi tegang. lalu meraih handphonenya kemudian menyuruh seseorang untuk mengantar bang Jepri kemari.

"Bernat....

nama kakak Shela, kakak minta karena tidak mengundang mu di pesta pernikahan kami, kamu tahu sendirilah kalau abang mu ini mengaku sebatang kara di dunia ini.

Kakak ngak sanggup merawat abang mu, karena kakak juga kerja.

Jepri itu sudah terbiasa bekerja di peternakan mu dan itu terbawa-bawa di alam sadarnya.

Dari mana coba kakak mengambil ayam, kerbau dan sapi untuk Jepri?

pusing ngak?

Lain lagi Jepri yang hendak membuat inovasinya, membuat inilah, membuat itulah.

Abang mu itu jenius Bernat, jadi butuh ekplorasi yang lebih luas dan sangat cocok kerja di peternakan mu.

Kakak merasa bahwa Jepri itu hanya digunakan untuk menguras mu Bernat, mereka-mereka ini tidak tulus untuk merawat Jepri.

Potong kuping kakak, jika memang mereka serius dan tulus merawat Jepri."

"Jangan bicara ngawur gitu Shela, kamu itu harus hormat sama suami."

"eh Damar, ngak usah ngajarin orang sebelum kau bisa menjadi teladan buat adik-adik mu.

Klinik digadaikan hanya untuk menebus mu dari penjara karena menipu orang.

Saya dengar Firman bicara dengan mu melalui telepon."

Istri Firman berhenti bicara karena ada seorang perempuan yang masih muda datang ke rumah ini dengan membawa dokumen.

"kakak lagi ada tam...."

Perempuan itu berhenti bicara karena melihat bang Firman.

"Abang ngapain kemari?"

Ucap perempuan itu, dan terlihat bang Firman sangat panik.

"Fira kenal sama suami kakak?"

Dokumen yang dipegangnya jatuh ke lantai, sorot mata yang curiga dari perempuan yang bernama Fira itu terpancar jelas saat menoleh Istri bang Firman.

"Suami mu kak? oh...... jadi ini alasan kakak tidak mengundang ku saat pesta pernikahan kakak?

Fira ngak nyangka ya, perempuan berpendidikan tinggi seperti kamu menjadi pelakor."

"apa maksud Fira? kakak mengundang mu ya, tapi bang Firman bilang kamu keluar kota bersama kedua orang tua mu.

Jelaskan sekarang....."

"kami ngak pernah keluar kota kak, untuk apa kami keluar kota? karena semua keluarga ada di kota ini.

Bang Firman ini suami kakak sepupuku, sudah punya dua anak perempuan.

Apa bang Firman? mau ngelak?"

Fira menghujani bang Firman dengan pertanyaan yang membuatnya tidak berkutik, semua mata tertuju kepadanya.

Air mata kak Shela sudah mengalir di pipinya, dan mendekati ibunya yang duduk didekat ayahnya.

Sang ibu langsung memeluk putrinya yang sudah hamil itu.

Ayah kak Shela memegang batang lehernya seraya memejamkan kedua matanya, hal itu dilakukannya berkali-kali.

"Firman....

jelaskan semuanya, kenapa kamu tidak pernah jujur.

Sudah keterlaluan Firman, mulai dari sisilah keluarga mu sampai sekarang dan nyatanya kamu sudah punya istri yang lainnya."

Nada suara ayah kak Shela terdengar bergetar, belaiu selalu memegang batang lehernya.

Episodes
1 Terlihat Seperti apa itu Saudara.
2 Haru
3 Nenek Meninggal Dunia.
4 Klaim.
5 Tatapan yang Kecewa.
6 Kacang Lupa akan Kulitnya.
7 Harta Peninggalan.
8 Perhitungan.
9 Wasiat Kakek.
10 Peralihan.
11 Merekrut Pegawai Baru.
12 Pertemuan Yang Tidak Terduga.
13 Malu
14 Tentang Bang Anggi.
15 Pertemuan Yang Tidak di Harapkan.
16 Kedatangan Tamu Lagi.
17 Kunjungan Dari Ketiga Abang.
18 Bang Jepri dibawa oleh bang Firman.
19 Ada apa dengan bang Firman?
20 Musyawarah.
21 Istri Bang Firman
22 Kiriman Pengacara.
23 Somasi
24 Diskusi.
25 Meraba Keikhlasan.
26 Sidang.
27 Sidang Lanjutan.
28 Penjelasan Yang Tidak Masuk Akal.
29 Kekwatiran Terhadap Bang Jepri.
30 Kisah Yang Lain.
31 Bang Jepri jadi Manusia Silver.
32 Permasalahan Manusia Silver.
33 Gatal-gatal.
34 Bang Jepri Siuman.
35 Pengacara Baru Damar.
36 Bang Jepri Memaksa Untuk Pulang.
37 Saling Menguatkan.
38 Sidang Putusan.
39 Jepri Pingsan Di Persidangan.
40 Bang Jepri Meninggal Dunia.
41 Hasil Otopsi.
42 Kedua Istri Damar.
43 Mahasiswi Cantik.
44 Di Usir Istri Pertama.
45 Panggilan Polisi.
46 Baru Terasa.
47 Bocil Beringas.
48 Menyerahkan Keponakan ke Panti Asuhan.
49 Istri Kedua Anggi
50 Perempuan Dari Anggi Lagi.
51 Berani Melawan.
52 Kisah Dari Ketiga Saudara.
53 Kisah Dari Bang Anggi.
54 Firman Akhirnya di Bekuk Polisi.
55 Solusi Yang Baik.
56 Kebahagiaan Yang Sederhana.
57 Obrolan Dengan Bang Yusuf.
58 Bertemu Parasit Lagi.
59 Sedikit Pencerahan.
60 Berhadapan Para Warga.
61 Sidang Warga
62 Terpuruk.
63 Damar Dan Perbuatannya.
64 Mengasingkan Diri.
65 Takut Jatuh Cinta.
66 Cerita Yang Melelahkan.
67 Petuah Dari Senior.
68 Kecelakaan.
69 Adek-adek Sudah Siuman.
70 Rencana.
71 Melamar Risa.
72 Teduh.
73 Memprovokasi.
74 Ada Hal Lain.
75 Reva Sekarat.
76 Korban.
77 Ikhlas Obat Yang Mujarab.
78 Pengertian.
79 Rencana Pernikahan.
80 Pengakuan Damar.
81 Mencoba Untuk Ikhlas.
82 Lamaran.
83 Bahagia.
84 Malam Pengantin.
85 Tali Persaudaraan Yang Putus.
86 Kisah Arpin dan Boy.
87 Tinggal Sementara di Lampung.
88 Istri Yang Lain Dari Ayah Kami.
89 Pengalaman Yang Ngeri Dari Keluarga.
90 Kabar Bahagia.
91 Penghargaan
92 Kisah Yang Unik.
93 Keluarga Tidak Harus Sedarah.
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Terlihat Seperti apa itu Saudara.
2
Haru
3
Nenek Meninggal Dunia.
4
Klaim.
5
Tatapan yang Kecewa.
6
Kacang Lupa akan Kulitnya.
7
Harta Peninggalan.
8
Perhitungan.
9
Wasiat Kakek.
10
Peralihan.
11
Merekrut Pegawai Baru.
12
Pertemuan Yang Tidak Terduga.
13
Malu
14
Tentang Bang Anggi.
15
Pertemuan Yang Tidak di Harapkan.
16
Kedatangan Tamu Lagi.
17
Kunjungan Dari Ketiga Abang.
18
Bang Jepri dibawa oleh bang Firman.
19
Ada apa dengan bang Firman?
20
Musyawarah.
21
Istri Bang Firman
22
Kiriman Pengacara.
23
Somasi
24
Diskusi.
25
Meraba Keikhlasan.
26
Sidang.
27
Sidang Lanjutan.
28
Penjelasan Yang Tidak Masuk Akal.
29
Kekwatiran Terhadap Bang Jepri.
30
Kisah Yang Lain.
31
Bang Jepri jadi Manusia Silver.
32
Permasalahan Manusia Silver.
33
Gatal-gatal.
34
Bang Jepri Siuman.
35
Pengacara Baru Damar.
36
Bang Jepri Memaksa Untuk Pulang.
37
Saling Menguatkan.
38
Sidang Putusan.
39
Jepri Pingsan Di Persidangan.
40
Bang Jepri Meninggal Dunia.
41
Hasil Otopsi.
42
Kedua Istri Damar.
43
Mahasiswi Cantik.
44
Di Usir Istri Pertama.
45
Panggilan Polisi.
46
Baru Terasa.
47
Bocil Beringas.
48
Menyerahkan Keponakan ke Panti Asuhan.
49
Istri Kedua Anggi
50
Perempuan Dari Anggi Lagi.
51
Berani Melawan.
52
Kisah Dari Ketiga Saudara.
53
Kisah Dari Bang Anggi.
54
Firman Akhirnya di Bekuk Polisi.
55
Solusi Yang Baik.
56
Kebahagiaan Yang Sederhana.
57
Obrolan Dengan Bang Yusuf.
58
Bertemu Parasit Lagi.
59
Sedikit Pencerahan.
60
Berhadapan Para Warga.
61
Sidang Warga
62
Terpuruk.
63
Damar Dan Perbuatannya.
64
Mengasingkan Diri.
65
Takut Jatuh Cinta.
66
Cerita Yang Melelahkan.
67
Petuah Dari Senior.
68
Kecelakaan.
69
Adek-adek Sudah Siuman.
70
Rencana.
71
Melamar Risa.
72
Teduh.
73
Memprovokasi.
74
Ada Hal Lain.
75
Reva Sekarat.
76
Korban.
77
Ikhlas Obat Yang Mujarab.
78
Pengertian.
79
Rencana Pernikahan.
80
Pengakuan Damar.
81
Mencoba Untuk Ikhlas.
82
Lamaran.
83
Bahagia.
84
Malam Pengantin.
85
Tali Persaudaraan Yang Putus.
86
Kisah Arpin dan Boy.
87
Tinggal Sementara di Lampung.
88
Istri Yang Lain Dari Ayah Kami.
89
Pengalaman Yang Ngeri Dari Keluarga.
90
Kabar Bahagia.
91
Penghargaan
92
Kisah Yang Unik.
93
Keluarga Tidak Harus Sedarah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!