Kedatangan Tamu Lagi.

Masih berpikir keras untuk menolak permintaan pria yang mengaku sebagai ayah ku ini.

"tolonglah nak, bantu adik-adik Mu ini. Kampus swasta yang di inginkan oleh Reza butuh penjamin nak.

hanya kamu yang bisa menjadi penjamin nya, tolonglah ya."

"maaf ya, saya tidak bisa. sudah capek dan ingin mengumpulkan uang diri sendiri.

saya juga butuh uang untuk hidup, sudah cukup kepahitan yang saya terima.

Mintak tolong sama bang Damar, bang Anggi atau bang Firman.

Mereka kan sudah jadi dokter hebat, tentunya bisa jadi penjamin."

"ayah sudah minta tolong sama mereka....."

Pria berhenti bicara ketika bang Jepri dan juga Togu datang menghampiri kami.

"kenapa?"

"ini loh bang, kata bang Jepri. kita perlu mengupgrade mesin pembuat makanan ternak sapi itu bang.

Jadi bang Jepri mau menunjukkan demo mesinnya, dan itu jauh lebih efisien bang."

"gitu....

bang Jepri, terus apa lagi yang kita butuhkan?"

"niat aja dulu yuk....."

Ucap bang Jepri, hanya aku dan penghuni rumah yang paham akan ucapan bang Jepri.

Terlihat pria yang mengaku sebagai ayah kami itu bingung, karena Jepri yang sebenarnya adalah yang di hadapan ku ini.

"bang Jep....

Abang kenal dengan pria itu?"

Bang Jepri melihat ke arah pria itu, kemudian melihat ke arah ku seraya mengangguk. lalu bang Jepri meraih tangan ku dan seperti orang ketakutan.

"Ucil dia..... ucil....."

Ucap bang Jepri yang ketakutan melihat tamu yang datang itu dan meminta ku untuk mengusir nya.

"tolong bawa bang Jepri, nanti abang nyusul ya."

Bang Jepri sudah dibawa Togu ke dalam rumah, dan aku menatap pria yang ditakuti oleh bang Jepri ini.

"tadi itu bang Jepri, kenapa bang Jepri takut kepada Mu?"

Pria itu terdiam dan menundukkan kepalanya, lalu kembali menatap Ku.

"tolong bantu adik Mu, ngak usah kau pikirkan adik Mu yang cacat itu.

Ngak berguna abang mu itu, yang penting sekarang adalah Reza dan Melati."

"kau dan anak-anak mu yang tidak berguna, pergi dari sini sebelum saya teriaki maling.

pergi.... p....e.....r......g...i....."

Dengan emosi yang meluap-luap dan berteriak, akhirnya mereka bertiga pergi juga, dengan segera aku berlari ke dalam untuk melihat keadaan bang Jepri.

Bang Jepri ditemani oleh Togu di kamar kami, dan setelah aku masuk Togu baru keluar kamar.

"kenapa bang? ada apa dengan pria itu?"

Bang Jepri menangis dan terlihat ketakutan yang besar dari sorot matanya.

Akhirnya aku berhasil menenangkan bang Jepri dan akhirnya cerita juga.

Bang Jepri menjadi pelindung Ku selama ini, menjaga ku dari amukan pria itu waktu kecil.

Pria itu suka memukuli kami berdua, tapi bang Jepri menghalanginya sehingga bang Jepri lah yang menjadi sasarannya.

Bang Jepri menunjukkan bekas luka di paha kanannya dan juga punggungnya, itu sering aku lihat.

Tapi ketika aku bertanya akan bekas luka, bang Jepri selalu ketakutan dan akhirnya aku tidak pernah lagi bertanya tentang bekas luka.

Bekas luka itu adalah perbuatan pria itu, dan itu terjadi karena bang Jepri melindungi ku dari kasar nya pria itu.

Sangat teriris hati ini mendengar cerita dari bang Jepri ini, trauma masa lalunya yang masih membekas sampai sekarang ini.

"yuk kita niat mesinnya..."

Bang Jepri mengajak ku untuk melihat mesin ciptaan nya, akhirnya lega juga setelah bang Jepri sudah tenang seperti sediakala.

Sesampainya dibelakang rumah dan bang Jepri menunjukkan mesin buatan nya.

Sangat luar biasa, dan itu bisa meminimalisir biaya untuk pengolahan pakan ternak.

muach......

"Abang memang yang terbaik."

Aku langsung mencium pipi bang Jepri, karena kagum akan inovasi teknologi nya yang baru itu.**

Seperti biasa bang Jepri selalu di rumah ini, lalu aku berangkat ke kantor karena ada dokumen yang harus aku tandatangani.

Sesampainya di kantor, resepsionis langsung mendatangi ku.

"ada tamu bang, aneh tamu nya. itu dah aku mintak nungguin abang di ruang sebelah."

Ucap pegawai resepsionis itu, anak SMK jurusan administrasi perkantoran yang baru lulus sekolah.

Tamu yang aneh lagi, tapi pagi juga Riyan mengatakan tamu yang aneh yang berujung bang Jepri menjadi ketakutan.

Siapakah gerangan tamu ku kali ini?

Dua laki-laki dan dua perempuan, sepertinya mereka pasangan suami-istri.

"selamat siang saudara Ku, saya Dimas dan ini istriku Ega.

Lalu yang ini Jaka, dan itu istrinya Melinda.

kami adalah saudara mu, kita hanya beda ibu saja.

ibu yang melahirkan kami berdua adalah istri pertama dari ayah kita, dan istri kedua itu ibu kamu sendiri.

Sekarang ayah menikah lagi dan sudah punya dua anak."

Aku hanya duduk mendengarkan ocehannya, tadi ayahnya yang datang sekarang anak-anaknya.

"terus mau ngapain datang kemari?"

"jangan cetus gitulah adikku, kami datang ke sini dengan niat baik.

Tapi kita langsung ke inti pokok nya aja ya, itu karena sikap mu yang cetus.

Begini Bernat....

Ayah cerita kalau pernikahan ayah dengan ibu mu, ada rumah besar serta lapak nya yang luas.

Jadi kami minta bagian akan harta itu, biar bagaimanapun ayah tetap memiliki bagian nya.

Aku dengar-dengar kamu sendiri yang menempati rumah itu, jika kamu keberatan itu di jual.

Yah.....

berikan aja uang kepada kami sebagai gantinya, kalau ngak kami akan menggugat hak kami."

Dengan begitu percaya dirinya, pria yang Dimas itu bicara.

Sangat bersemangat dan wajahnya sumiringah.

"jangan rakus jadi orang, uang lima ratus untuk masing-masing kami berdua, kecil lah itu bagimu."

Pembicaraan masih di lanjutkan oleh pria yang bernama Jaka itu.

"iya adik ipar, orang pelit kuburannya sempit loh, berbagilah dengan saudara sendiri, harta itu tidak akan dibawa mati."

Sambung istrinya si Jaka, kemudian mereka saling menatap dan tersenyum.

"gugat aja ya, maaf saya sibuk. ku tunggu gugatan nya."

Aku langsung bangkit dari kursi, karena sudah mulai muak dengan manusia-manusia munafik ini.

"hei.....

jangan terlalu sombong, dunia ini berputar saudara."

Kedua kaki ini tetap melangkah tanpa memperdulikan ucapannya, karena menghadapi mereka hanya akan menghabiskan waktu yang berharga.

Segera meminta security untuk segera mengusir mereka dari ruangan itu, dan semoga saja tidak bertemu lagi dengan mereka.

Sesampainya di dalam ruangan ini, dan Tiara langsung menghampiriku.

"kenapa bang? ada masalah apa?"

"hanya bertemu dengan orang-orang songon aja hari ini, membuat badmood aja."

"sabar bang, dunia memang seperti ini. ketika kita ada uang, semua mengaku saudara. tapi ketika kita miskin, hantu pun menjauh bang."

Guyonan dari Tiara bisa membuat hati tenang untuk seketika dan bisa melupakan sejenak permasalahan yang ada.

Episodes
1 Terlihat Seperti apa itu Saudara.
2 Haru
3 Nenek Meninggal Dunia.
4 Klaim.
5 Tatapan yang Kecewa.
6 Kacang Lupa akan Kulitnya.
7 Harta Peninggalan.
8 Perhitungan.
9 Wasiat Kakek.
10 Peralihan.
11 Merekrut Pegawai Baru.
12 Pertemuan Yang Tidak Terduga.
13 Malu
14 Tentang Bang Anggi.
15 Pertemuan Yang Tidak di Harapkan.
16 Kedatangan Tamu Lagi.
17 Kunjungan Dari Ketiga Abang.
18 Bang Jepri dibawa oleh bang Firman.
19 Ada apa dengan bang Firman?
20 Musyawarah.
21 Istri Bang Firman
22 Kiriman Pengacara.
23 Somasi
24 Diskusi.
25 Meraba Keikhlasan.
26 Sidang.
27 Sidang Lanjutan.
28 Penjelasan Yang Tidak Masuk Akal.
29 Kekwatiran Terhadap Bang Jepri.
30 Kisah Yang Lain.
31 Bang Jepri jadi Manusia Silver.
32 Permasalahan Manusia Silver.
33 Gatal-gatal.
34 Bang Jepri Siuman.
35 Pengacara Baru Damar.
36 Bang Jepri Memaksa Untuk Pulang.
37 Saling Menguatkan.
38 Sidang Putusan.
39 Jepri Pingsan Di Persidangan.
40 Bang Jepri Meninggal Dunia.
41 Hasil Otopsi.
42 Kedua Istri Damar.
43 Mahasiswi Cantik.
44 Di Usir Istri Pertama.
45 Panggilan Polisi.
46 Baru Terasa.
47 Bocil Beringas.
48 Menyerahkan Keponakan ke Panti Asuhan.
49 Istri Kedua Anggi
50 Perempuan Dari Anggi Lagi.
51 Berani Melawan.
52 Kisah Dari Ketiga Saudara.
53 Kisah Dari Bang Anggi.
54 Firman Akhirnya di Bekuk Polisi.
55 Solusi Yang Baik.
56 Kebahagiaan Yang Sederhana.
57 Obrolan Dengan Bang Yusuf.
58 Bertemu Parasit Lagi.
59 Sedikit Pencerahan.
60 Berhadapan Para Warga.
61 Sidang Warga
62 Terpuruk.
63 Damar Dan Perbuatannya.
64 Mengasingkan Diri.
65 Takut Jatuh Cinta.
66 Cerita Yang Melelahkan.
67 Petuah Dari Senior.
68 Kecelakaan.
69 Adek-adek Sudah Siuman.
70 Rencana.
71 Melamar Risa.
72 Teduh.
73 Memprovokasi.
74 Ada Hal Lain.
75 Reva Sekarat.
76 Korban.
77 Ikhlas Obat Yang Mujarab.
78 Pengertian.
79 Rencana Pernikahan.
80 Pengakuan Damar.
81 Mencoba Untuk Ikhlas.
82 Lamaran.
83 Bahagia.
84 Malam Pengantin.
85 Tali Persaudaraan Yang Putus.
86 Kisah Arpin dan Boy.
87 Tinggal Sementara di Lampung.
88 Istri Yang Lain Dari Ayah Kami.
89 Pengalaman Yang Ngeri Dari Keluarga.
90 Kabar Bahagia.
91 Penghargaan
92 Kisah Yang Unik.
93 Keluarga Tidak Harus Sedarah.
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Terlihat Seperti apa itu Saudara.
2
Haru
3
Nenek Meninggal Dunia.
4
Klaim.
5
Tatapan yang Kecewa.
6
Kacang Lupa akan Kulitnya.
7
Harta Peninggalan.
8
Perhitungan.
9
Wasiat Kakek.
10
Peralihan.
11
Merekrut Pegawai Baru.
12
Pertemuan Yang Tidak Terduga.
13
Malu
14
Tentang Bang Anggi.
15
Pertemuan Yang Tidak di Harapkan.
16
Kedatangan Tamu Lagi.
17
Kunjungan Dari Ketiga Abang.
18
Bang Jepri dibawa oleh bang Firman.
19
Ada apa dengan bang Firman?
20
Musyawarah.
21
Istri Bang Firman
22
Kiriman Pengacara.
23
Somasi
24
Diskusi.
25
Meraba Keikhlasan.
26
Sidang.
27
Sidang Lanjutan.
28
Penjelasan Yang Tidak Masuk Akal.
29
Kekwatiran Terhadap Bang Jepri.
30
Kisah Yang Lain.
31
Bang Jepri jadi Manusia Silver.
32
Permasalahan Manusia Silver.
33
Gatal-gatal.
34
Bang Jepri Siuman.
35
Pengacara Baru Damar.
36
Bang Jepri Memaksa Untuk Pulang.
37
Saling Menguatkan.
38
Sidang Putusan.
39
Jepri Pingsan Di Persidangan.
40
Bang Jepri Meninggal Dunia.
41
Hasil Otopsi.
42
Kedua Istri Damar.
43
Mahasiswi Cantik.
44
Di Usir Istri Pertama.
45
Panggilan Polisi.
46
Baru Terasa.
47
Bocil Beringas.
48
Menyerahkan Keponakan ke Panti Asuhan.
49
Istri Kedua Anggi
50
Perempuan Dari Anggi Lagi.
51
Berani Melawan.
52
Kisah Dari Ketiga Saudara.
53
Kisah Dari Bang Anggi.
54
Firman Akhirnya di Bekuk Polisi.
55
Solusi Yang Baik.
56
Kebahagiaan Yang Sederhana.
57
Obrolan Dengan Bang Yusuf.
58
Bertemu Parasit Lagi.
59
Sedikit Pencerahan.
60
Berhadapan Para Warga.
61
Sidang Warga
62
Terpuruk.
63
Damar Dan Perbuatannya.
64
Mengasingkan Diri.
65
Takut Jatuh Cinta.
66
Cerita Yang Melelahkan.
67
Petuah Dari Senior.
68
Kecelakaan.
69
Adek-adek Sudah Siuman.
70
Rencana.
71
Melamar Risa.
72
Teduh.
73
Memprovokasi.
74
Ada Hal Lain.
75
Reva Sekarat.
76
Korban.
77
Ikhlas Obat Yang Mujarab.
78
Pengertian.
79
Rencana Pernikahan.
80
Pengakuan Damar.
81
Mencoba Untuk Ikhlas.
82
Lamaran.
83
Bahagia.
84
Malam Pengantin.
85
Tali Persaudaraan Yang Putus.
86
Kisah Arpin dan Boy.
87
Tinggal Sementara di Lampung.
88
Istri Yang Lain Dari Ayah Kami.
89
Pengalaman Yang Ngeri Dari Keluarga.
90
Kabar Bahagia.
91
Penghargaan
92
Kisah Yang Unik.
93
Keluarga Tidak Harus Sedarah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!