Waktu sudah menjelang malam kala Briyan pulang dari rumah Asha, merasa Briyan bersikap baik padanya, Asha mencoba menahan Briyan lebih lama, Asha beralasan ingin ditemani suaminya sendiri dikala dia sakit, Asha sungguh takut dengan kesendirian, mungkin itu sebabnya Asha selalu menempel pada Briyan juga kedua orang tuanya tanpa malu.
Sedikit ancaman diberikan Briyan agar Asha kembali menurut seperti semula, sungguh hati Briyan begitu rumit saat ini, satu sisi hatinya merasa bersalah, satu sisi lagi dia sangat jengah jika terus bersama Asha. Gadis itu sering mengganggunya, bahkan tak jarang Asha juga sering melabrak teman-teman Briyan hanya karena Briyan sangat dekat dengan mereka dan tidak dekat dengan Asha, sungguh Asha adalah gadis pencemburu, jika miliknya disentuh orang lain yang dianggapnya ancaman akan mengambilnya dari sisinya.
Briyan melewati kamar kedua orangtuanya kala dia menuju kamarnya sendiri yang berada di lantai dua.
‘Hay guys ... hari ini kami sekeluarga akan jalan-jalan ke puncak, kami pergi kesana tidak hanya sekeluarga, tapi juga sahabatku Vanessa dan keluarganya akan ikut menyusul, sekarang mereka masih dijalan sih Guys ... eh, anakku sudah pada tidur nih’ terdengar suara samar dari dalam kamar Mamih, perlahan Briyan mendekat, dan mengintip pada pintu yang terbuka sedikit.
‘Mih, ngapain sih berisik banget’ terdengar suara pria dengan nada kesal.
‘Mamih lagi mengabadikan moment kita Pih, kan jarang kita bisa liburan bareng sekeluarga, Mamih diajak ke puncak ini udah seantusias ini lho Pih, apalagi nanti ada Vanessa, huh ... sempurnanya liburan bareng keluarga dan sahabat’ suara Mamih berceloteh.
Terlihat Mamih masih terpaku menatap layar dihadapannya, sesekali tangannya mengusap pipinya yang kini sudah basah.
Sekelebat bayangan kembali berkelebat dalam pikiran Briyan, bayangan buram mengenai peristiwa menyakitkan itu saling berkelebat, tapi anehnya Briyan tidak mengingat setiap peristiwa itu.
Sedikit rasa bersalah kembali muncul, bayangan gadis manja yang kini menjadi istrinya saling berkelebat.
“Mih ...” Briyan membuka pintu dan menghampiri sang Ibu.
Mamih menoleh lalu tersenyum dengan air mata yang masih mengalir.
“Bry ... kamu sudah pulang? Gimana Asha?” tanya Mamih dengan suara sengaunya, khas orang menangis.
“Asha sudah lebih baik Mih, tadi dia cuman demam sama flu aja karena kehujanan” Briyan menjelaskan.
“Asha sedikit keras kepala, namun juga manja, begitu kan Bry?” Mamih menatap Briyan lekat.
“Iya Mih” Briyan mengangguk.
“Dia mirip Vanessa, Ibunya. Mamih harap kamu mau merubah sikapmu padanya” Mamih menatap dengan wajah memohon, Briyan terdiam, tentu saja dia tahu apa yang akan dikatakan sang Ibu selanjutnya.
Mamih membenahi posisi duduknya, menatap Briyan yang kini sudah duduk di sisi ranjang disampingnya, sesekali matanya melihat layar yang masih menyala, menampilkan beberapa gambar kebersamaan antara dirinya dan Vanessa.
“Ada hal yang tidak kamu ketahui dari kematian kedua orangtua Asha, kamu Mamih nikahkan bukan karena semata-mata hutang budi tentang harta, namun lebih dari itu” Mamih kembali terisak.
“Maksud Mamih?” Briyan mengerutkan keningnya dalam.
“Kamu tidak akan mengerti, belum saatnya kamu tahu, tapi Mamih minta satu hal sama kamu, perlakukan Asha dengan baik, jika tidak bisa demi Asha, maka lakukan semuanya demi Mamih, kamu tidak perlu melakukan banyak hal, cukup perhatikan Asha, beri dia perhatian, perlakukan dia dengan lembut” Mamih berkata dengan masih terisak, Briyan diam menunduk, Briyan sangat menyayangi Ibunya, jadi bagaimana mungkin dia bisa mengabaikan permintaan Ibu-nya tersebut?.
“Asha rapuh, sangat rapuh. Tidak seperti yang kamu lihat, gadis itu begitu kuat dan tidak tahu malu, namun sesungguhnya dia hanya haus kasih sayang, jika kamu bisa lebih memperhatikannya, mungkin Asha akan bersikap lebih baik lagi. Terlalu banyak hal yang tidak kamu tahu tentang Asha” Mamih menyeka air matanya, lalu mengusap pipi Briyan lembut.
“Mamih percaya, kamu bisa diandalkan, Mamih mohon jaga Asha baik-baik” Mamih menatap mengiba, membuat Briyan tidak tega, dengan lemah pria itu mengangguk lesu, meski dia tahu konsekuensi jika dia mengikuti keinginan Mamih, maka dia terancam akan kehilangan mimpinya. Namun, tidak ada yang lebih penting dari menuruti permintaan sang Mamih saat ini.
“I iya Mih” Briyan kembali mengangguk.
“Kamu memang anak kebanggan Mamih Bry ...” Mamih mengusap kepala Briyan sayang.
“Suatu hari nanti, cinta akan hadir diantara kalian, Mamih harap rumah tangga kamu dan Asha untuk selamanya” harapan sang Ibu sudah dilantunkan, Briyan semakin lemas mendengar harapan Mamih, namun pria itu menyimpan gundahnya dalam hati, berusaha tersenyum senang membuat sang Mamih kembali tersenyum riang.
***
“Selamat pagiiiiii ...” suara lengkingan khas dari luar rumah membuat seluruh anggota keluarga itu melirik gadis yang baru saja datang, dengan poni di dahinya, menambah kesan lucu dan imut pada gadis yang kini sudah menggunakan seragam putih abu-abu dengan tas gendong berwarna pink kesukaannya.
“Selamat pagi Mamih, Papih” Asha mencium pipi mertuanya dengan manja, lalu melirik Bintang dan menyapanya, meski hanya di respon dengan anggukan malas saja.
“Pagi Ayaaannngg ...” Asha langsung duduk disisi Briyan, dan meraih lengannya, bergelayut manja di sana.
“Ekhem, Sha ... Gue lagi makan, susah kalau tangannya Lo kekepin gini” Briyan berusaha menolak dengan cara yang paling halus.
“Oh iya, aku lupa maaf ya Ayang ...” Asha nyengir, lalu melepaskan cekalannya, membuat Mamih dan Papih hanya geleng-geleng kepala, sementara Bintang memutar bola matanya jengah.
“Sha, ayo makan dulu sayang” Mamih menyodorkan piring, lalu mengisinya dengan sarapan mereka pagi ini.
Asha sarapan dengan lahap, sesekali gadis itu berceloteh diantara sunyinya meja makan, kadang candaannya berhasil membuat Mamih dan Papih tergelak, membuat suasana yang tadinya dingin kini menjadi menghangat.
“Kalau ada Non Asha, rumah jadi rame” celetuk salah satu asisten rumah tangga dengan senyuman di bibirnya.
Mamih dan Papih hanya tersenyum sembari mengangguk membenarkan.
“Mamih mau gak rumahnya rame terus?” Asha mengedipkan sebelah matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Candy
Aku jadi jengkel sama sikap Asha 😅
2023-08-24
0
Elsye_
tor...kapan asha nya jadi strong women...
sifat manjanya bikin yg baca jengkel juga...apalagi bryan...🤭😹
2023-03-15
1