Izin dan Janji

Seperti keinginan Asha, tenda mungil yang hanya muat untuk dua orang namun harus tidur dengan berdempetan itu sudah berdiri, kayu bakar untuk api unggun sudah di tata, sedari sore gadis itu sudah mondar-mandir mempersiapkan segalanya dengan antusias.

“Perfecto!” Asha tertawa bahagia, saat menyeduh teh panas untuk mereka berdua, sementara Briyan, pria itu sedari tadi hanya sibuk dengan ponselnya, nelpon sana-sini tanpa Asha tahu siapa yang tengah dihubungi prianya.

“Ayang! Sini!” Asha melambaikan tangan pada Briyan yang tengah menatapnya dengan ponsel yang masih menempel di telinganya.

Briyan mendekat, mematikan ponselnya lalu duduk di samping Asha, dengan cekatan gadis itu menyelimutkan kain panjang pada punggung mereka berdua,

“Dingin ya?” Asha memecah keheningan, sementara api unggun telah menyala, Asha menggosok tangannya, lalu memeluk cangkir berisi teh hangat sebagai penawar dinginnya malam yang kian pekat.

“Sha?” Briyan menoleh pada Asha yang tengah menggigil.

“Hmh?” Asha membalas tatapan Briyan.

“Ada yang mau Gue omongin sama Lo” tatapan Briyan penuh dengan kecemasan.

“Ayang mau ngomongin apa? Tumben serius?” Asha tersenyum manis, Briyan sedikit tersihir dengan senyuman itu, namun hatinya menegaskan jika hubungannya dan Asha harus diakhiri, dan untuk sekarang Briyan akan mengatakan perpisahan karena pendidikannya.

“Sha, Gue udah lulus sekolah” Briyan memulai kata dengan kaku.

“Iya, aku tahu, makanya kita berdua pergi ke sini, kan buat rayain kelulusan Ayang” Asha terkekeh, tangannya kembali memeluk cangkir berisi air teh yang kini sudah mulai menghangat.

“Gue mau lanjutin kuliah Gue” Briyan melanjutkan.

“Hmh, tentu! Ayang harus kuliah, biar pinter, biar bisa didik anak-anak kita nanti, biar jadi anak yang sukses juga” Asha tertawa, sementara Briyan hanya bisa menggelengkan kepalanya, berbicara dengan Asha malah membuatnya semakin lelah.

“Gue mau lanjutin kuliah di luar negri”

Prak!

Cangkir berisi teh hangat di tangan Asha jatuh, gadis itu terlalu shock.

“Ke kenapa harus luar negri? Disini juga banyak universitas yang bagus, gak kalah dari luar negeri, Ayang bisa lanjutin kuliah dimana aja, gak harus luar negri” Asha menatap Briyan dengan tatapan kecewa.

“Sha, Lo tahu ini mimpi Gue, Lo gak bisa larang” Briyan menegaskan.

“Tapi aku gak mau pisah sama Ayang! Aku gak mau Ayang jauh-jauh dari aku, aku gak mau Ayang selingkuh sama perempuan lain disana!” Asha merajuk, bibirnya mengerucut sementara air matanya sudah meleleh, berpisah dengan Briyan seminggu saja gadis itu harus mengkonsumsi banyak obat penenang, bagaimana jika bertahun-tahun?.

“Sha! Lo gak bisa gini dong, harusnya Lo support Gue, ini mimpi Gue! Dan Gue berhak mewujudkannya!” Briyan sudah diselimuti emosi kala melihat sikap Asha yang melarangnya pergi, hatinya sedikit tersentil dengan kata ‘Selingkuh’ dari Asha.

Jauh di sana Raisya sudah menunggunya, berangkat duluan untuk mempersiapkan segalanya. Tapi Briyan menepisnya, dia tidak selingkuh, dia tidak pernah mengkhianati Asha, karena bagi Briyan Asha bukan siapa-siapa, dia tidak pernah mencintainya.

“Tapi aku istri kamu Ayang! Harusnya kamu bilang dari jauh-jauh hari rencana kamu, bukan dadakan seperti ini!” Asha menangis sesenggukan. Tak apa jika perlakuan Briyan padanya sungguh tidak manusiawi, bisa melihat wajah Briyan saja sudah suatu kebahagiaan bagi Asha.

“Lo tahu mimpi Gue dari dulu” Briyan menepis.

“Tapi gak harus di luar negri” Asha juga membantah, mereka berdua sama kerasnya.

“Kuliah disana juga mimpi Gue, dan Lo gak bisa nahan Gue kayak gini” Briyan semakin kesal dibuatnya.

“Kamu jahat! Kamu mau ninggalin aku! Jadi ini alasan kamu ajak aku kesini? Liburan berdua, padahal kamu begitu enggan berdekatan denganku? Harusnya aku sudah curiga sedari awal!” Asha berteriak histeris, hatinya sakit kala tahu belahan jiwanya akan menghilang untuk waktu yang lama.

“Bukan gitu Sha” Briyan melemah, bagaimana pun Asha bisa dijadikan senjata untuk merayu kedua orangtuanya, Briyan harus bisa sabar meyakinkan Asha, merubah ekspresi wajahnya, Briyan tiba-tiba mendekap Asha, membuat Asha mematung karena kaget, ini perlakuan Briyan yang tidak biasa.

“Sha, apa yang Lo takutin kalau Gue pergi?” Briyan mengusap punggung Asha yang masih sesenggukan.

“Aku takut Ayang gak balik lagi sama aku, aku takut Ayang selingkuh” Briyan memejamkan matanya.

“Lo percaya sama Gue kan Sha? Gue pasti bakal balik lagi kesini” Briyan mencoba merayu.

“Nanti Ayang lupa sama aku, kita bakalan jarang ketemu” Asha masih sesenggukan.

“Gak akan Sha, nanti kita bisa video call setiap waktu kalo Lo mau, Gue mohon Sha, biarin Gue pergi, Lo mau lihat Gue seneng kan Sha?” Briyan masih mengelus rambut halus Asha, gadis itu mengangguk lemah.

“Kalau gitu, biarin Gue kejar mimpi Gue, bantu Gue buat yakinin Mamih dan Papih” ujar Briyan kemudian. Suara pria itu melunak.

“Kamu berapa lama disana?” tanya Asha disela isaknya.

“Bisa jadi empat tahun, tiga tahun, atau lebih, Gue gak tahu” Briyan masih bingung, bukan bingung seberapa lama dia harus menyelesaikan pendidikannya, tapi bingung mampukah dia kembali kepada Asha setelah ada Raisya disana?.

“Lama banget” Asha kembali sesenggukan.

“Gak lama Sha, sebentar kok kalau dijalani” Briyan kembali mencoba sabar.

“Kapan berangkatnya?”

“Mungkin beberapa hari ke depan”

“Aku gak mau Ayang cepet-cepet pergi” Asha memeluk Briyan dengan erat, gadis itu begitu sedih.

“Ini demi mimpi Gue Sha, mimpi kita, Lo mau kan Gue jadi orang sukses? Setelah Gue sukses nanti, Gue janji Gue bakalan bikinin Lo rumah terbagus yang pernah Lo lihat dengan hasil rancangan Gue sendiri” Pria itu mulai mengobral janji demi keinginannya agar tercapai.

“Rumah kita? Kamu janji?” Asha mendongak, menatap Briyan untuk meyakinkan ucapannya lewat manik matanya.

“Gue janji Sha” Briyan mengangguk, kembali menenggelamkan kepala Asha di dadanya.

“Aku ijinin Ayang pergi, aku gak mau mimpi Ayang pupus hanya karena keegoisan aku” Asha kembali tergugu, gadis itu berusaha melepaskan pujaan hatinya, meski sejujurnya dia tidak mampu, dan tidak akan mampu.

“Makasih Sha” Briyan tersenyum senang, akhirnya usahanya tidak sia-sia.

“Tapi, malam ini kita tidur bareng ya? Kamu peluk aku semalaman” pinta Asha kemudian, membuat Briyan terbelalak.

Oh! Ayolah, tidur berdua di ranjang saja membuat Briyan mengutuki cara tidur Asha, bagaimana jika mereka tidur di dalam tenda sempit ini? Briyan bergidik ngeri.

“Plis! Ini anggap saja sebagai perpisahan kita” Asha menatap dengan memohon.

“Oke Sha” Briyan akhirnya mengangguk.

“Tapi Ayang nyanyiin aku dulu ya?”

‘Astaga! Cewek ini banyak banget maunya sih? Sial!” batin Briyan mengumpat kesal.

“Mau kan?” Asha kembali mengguncang tangan Briyan.

“Oke sha” Briyan kembali mengangguk, menatap wajah Asha yang kembali berbinar.

Briyan memutuskan untuk mengikuti semua keinginan Asha, demi terwujudnya sebuah cita-cita.

Terpopuler

Comments

Candy

Candy

Kesel banget bayangin Raisya hidup berdua dengan Briyan di Luar negeri nanti

2023-08-25

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Ayang!
3 Baku Hantam
4 di Skors
5 Harusnya Briyan Juga Cinta Aku!
6 Lo Udah Bikin Hidup Gue Susah
7 Keinginan Asha
8 Aku Cuma ...
9 Sreetttt!
10 Briyan Sakiiitttt ...
11 Kolak
12 Asha yang Rapuh
13 Di Turunin di Jalan
14 Ciuman
15 Ajakan Liburan
16 Tersentil
17 Warna Mata Yang Sama
18 Izin dan Janji
19 Izin dari Asha
20 Kepergian Briyan
21 Ulang Tahun Asha
22 Bunuh Diri
23 Sama-sama Terluka
24 Bisakah seorang Asha pergi dari seorang Briyan?
25 Kamu Mengkhianatiku Briyan ...
26 Tanpa di Sadari
27 Surat Nikah
28 Dear my husband ...
29 Sha, Kamu di Mana?
30 Ingatan Buruk
31 Flashback 1
32 Flashback 2
33 Flashback 3
34 Cinta Tidak Bisa di Paksakan Bukan?
35 Membuka Kunci Ingatan
36 Melepaskan
37 Briyan Pembunuhnya
38 Sha, kamu dimana???
39 Kebencian
40 Pencarian
41 Aku Sakit Sha!
42 Seandainya, Akankah???
43 Surat Cerai
44 Kurasa Aku Sudah Jatuh Cinta
45 Kedatangan
46 Salah Faham
47 Sha! Aku harus apa?
48 Aku Mencintai Kamu Asha
49 Do'a dan Pelukan
50 Tidak Ingin Menyerah
51 Lima Tahun Telah Berlalu
52 Pertemuan Dengan Mamih
53 Modus
54 Pertemuan
55 Mengganjal
56 Pembukaan Butik
57 Abim vs Briyan
58 Lebih Suka Duda
59 Aku Pikir Itu Kamu
60 Bocah Gemblung
61 Hai ... Ayang ...
62 Tidak Sadarkah?
63 Ratu-ku
64 Lo Itu Hebat!
65 Di Jodohin
66 Aku Seorang Janda
67 TIDDDAAAAAKKKKK!!!
68 Sengketa Hati
69 Bos Ganteng
70 Lamaran?
71 Tidak Akan Ku Biarkan!!!
72 Koma
73 Keras Sekali Hatimu Sha
74 Khawatir
75 Sama Menyakitkannya
76 Cara Hidup
77 Terkadang, Kita Lupa
78 Wujud Dari Bentuk Cinta
79 Jangan Paksa, Jika Itu Membuatmu Sakit
80 Mantan Istri Briyan
81 Sudah Cukup Kuat
82 Ke Puncak
83 Gaun Pengantin
84 Tidak Harus Selalu
85 Telah Memutuskan
86 End
87 Side Story Gendis
88 Side Story Gendis
89 Side Story Gendis
90 Side Story Gendis
91 By by by
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Prolog
2
Ayang!
3
Baku Hantam
4
di Skors
5
Harusnya Briyan Juga Cinta Aku!
6
Lo Udah Bikin Hidup Gue Susah
7
Keinginan Asha
8
Aku Cuma ...
9
Sreetttt!
10
Briyan Sakiiitttt ...
11
Kolak
12
Asha yang Rapuh
13
Di Turunin di Jalan
14
Ciuman
15
Ajakan Liburan
16
Tersentil
17
Warna Mata Yang Sama
18
Izin dan Janji
19
Izin dari Asha
20
Kepergian Briyan
21
Ulang Tahun Asha
22
Bunuh Diri
23
Sama-sama Terluka
24
Bisakah seorang Asha pergi dari seorang Briyan?
25
Kamu Mengkhianatiku Briyan ...
26
Tanpa di Sadari
27
Surat Nikah
28
Dear my husband ...
29
Sha, Kamu di Mana?
30
Ingatan Buruk
31
Flashback 1
32
Flashback 2
33
Flashback 3
34
Cinta Tidak Bisa di Paksakan Bukan?
35
Membuka Kunci Ingatan
36
Melepaskan
37
Briyan Pembunuhnya
38
Sha, kamu dimana???
39
Kebencian
40
Pencarian
41
Aku Sakit Sha!
42
Seandainya, Akankah???
43
Surat Cerai
44
Kurasa Aku Sudah Jatuh Cinta
45
Kedatangan
46
Salah Faham
47
Sha! Aku harus apa?
48
Aku Mencintai Kamu Asha
49
Do'a dan Pelukan
50
Tidak Ingin Menyerah
51
Lima Tahun Telah Berlalu
52
Pertemuan Dengan Mamih
53
Modus
54
Pertemuan
55
Mengganjal
56
Pembukaan Butik
57
Abim vs Briyan
58
Lebih Suka Duda
59
Aku Pikir Itu Kamu
60
Bocah Gemblung
61
Hai ... Ayang ...
62
Tidak Sadarkah?
63
Ratu-ku
64
Lo Itu Hebat!
65
Di Jodohin
66
Aku Seorang Janda
67
TIDDDAAAAAKKKKK!!!
68
Sengketa Hati
69
Bos Ganteng
70
Lamaran?
71
Tidak Akan Ku Biarkan!!!
72
Koma
73
Keras Sekali Hatimu Sha
74
Khawatir
75
Sama Menyakitkannya
76
Cara Hidup
77
Terkadang, Kita Lupa
78
Wujud Dari Bentuk Cinta
79
Jangan Paksa, Jika Itu Membuatmu Sakit
80
Mantan Istri Briyan
81
Sudah Cukup Kuat
82
Ke Puncak
83
Gaun Pengantin
84
Tidak Harus Selalu
85
Telah Memutuskan
86
End
87
Side Story Gendis
88
Side Story Gendis
89
Side Story Gendis
90
Side Story Gendis
91
By by by

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!