Kejutan

“Boleh aku bertemu dengan kamu lagi besok?” tanya Abi.

Seketika Ambar melepas pelukannya dan tersenyum malu, tapi Abi merasa senang karena Ambar kembali tersenyum.

“Kenapa? apa tidak bisa? Jadi aku gak boleh main ke rumah kamu, aku kan ingin tahu seperti apa rumah dan keluarga mu.”

“Boleh, besok arah jalan desa ku tunggu di sana jam tujuh, aku pulang dulu.” 

Ambar pun berdiri dan beranjak pergi tubuhnya menghilang di balik pintu, Abi pun tersenyum bahagia karena besok ia akan bertemu kembali dengan Ambar.

Hari ini menjadi hari bahagia sekaligus hari yang membuat jantung Abii deg-degan ia terlihat tambah gelisah saat matahari mulai menghilang suara deru motor dan mobil berdatangan, pertanda para karyawan sudah mulai pulang dari aktifitasnya di tambang, suara deru mobil pak Wawan pun terdengar berhenti di depan rumah, terlihat bu Sarah langsung masuk dan menuju kamarnya tanpa menyapa ku dan Sisil pun terlihat masuk dengan malasnya.

“Sil.” Panggil Abi dan menarik tangannya untuk duduk.

“Apa?” jawabnya dengan nada tidak bersemangat.

“Bagaimana?”

“Bagaimana apa nya?”

“Masalahku. kamu dengar sesuatu gak yang menyangkut kesalahan ku?”

Sisil menggelengkan kepalanya, “Kenapa sih kamu lemes banget sih?” tanya Bagas.

“Aku capek Bi. Hari  ini sangat menguras tenaga, kayaknya pak Darno dendam deh sama kita masa kita hari ini di suruh bersih kan ranting-ranting di lahan.”

“Beneran?”

“Iya bener, sudah aku mau mandi biar lemesnya hilang.” ucapnya meninggalkan Abi begitu saja.

Abi pun masuk ke dalam kamar terlihat Krisna dan Doni sedang tiduran di tempatnya masing-masing.

“Kriss,” panggil Abi.

“Gak usah ganggu capek mau tidur!” jawabnya.

Abi pun terduduk di tempat tidurnya, 

‘apa karena kesalahanku mereka jadi begini, tapi apa kesalahan ku?’ batin Abi. 

Jam tujuh lewat lima belas menit pak Darno pun datang ke dalam mes, mereka pun di buatnya tegang.

“Abi sini kamu!” panggilnya dengan nada yang tinggi.

Abi pun mendekat dan beliau pun sudah menatap Abi dengan sorot mata yang tajam serta wajah yang seakan akan menerkam Abi kapan saja.

“Kamu sudah tau apa kesalahan mu?”

“Belum Pak,” jawab Abi.

“Belum? kaliankan sudah di peringatkan untuk tidak memasuki daerah terlarang di bagian timur, lalu kenapa Abi bisa sampai kesana?”

“Saya? saya tidak pernah kesana,”  jawab Abi.

“Tapi ada yang melihat mu berada disana, dan besok juga kamu kemasi barang dan silahkan pulang!” ucapnya.

“Tapi pak, Abi tidak pernah kemana-mana apa lagi kesana,” bela bu Sarah.

“Benar itu Pak Abi selalu bersama kami, bahkan kami tidak pernah berpencar ketika berada di tambang,” tambah Sisil lagi.

“Pasti ada yang memfitnah saya ini pak, saya beneran tidak pernah kesana kalau saya pulang sekarang bagaimana dengan nilai saya?” ucap Abi.

“Itu bukan urusan saya, itu akibat karena kesalahanmu sendiri kenapa melanggar peraturan, dan pak Wawan tidak mungkin berkata bohong sama saya,” ucapnya 

“Jadi yang ngomong pak wawan? jadi beliau yang memfitnah ku apa masalahnya hingga beliau ingin sekali aku pergi dari sini, bukan kah beliau sangat baik sama kami, kenapa begitu tega,” ucap Abi.

“Kalau begitu saya ingin bertemu pak Wawan, kenapa beliau setega ini memfitnah saya bahkan beliau tau saya tidak pernah kemana-mana,” Kata Abi dengan nada tinggi karna sudah tak sanggup menahannya lagi.

Balik Abi menatap pak Darno yang juga menatap ku beliau tersenyum sinis.

“Percaya diri sekali kamu setelah membuat kesalahan yang fatal!” teriaknya.

“Tapi saya benar, saya tidak melakukan yang bapak tuduhkan,” kata Abi ikut sedikit berteriak.

“Baiklah pak Wawan masuk!” teriaknya dengan keras pintu itu pun terbuka.

“Surepraise!” teriak seisi ruangan pak Wawan masuk dengan membawa kue ulang tahun, Abi hanya bisa  melonggo dan semakin tak berdaya, ternyata Abi kena prank mereka, dan Abi benar-benar lupa kalau hari ini adalah hari ulang tahunnya, biasanya Bunda yang mengingatkannya lalu kenapa bundanya tidak menelfonnya tidak mungkin ibundanya lupa.

“Maaf ya Bi, bapak bentak-bentak kamu, semua ini ide nya mereka bapak hanya ngikut aja,” ucapnya menyalami Abi.

“Terimakasih Pak ini kado ulang tahun yang sangat special,” ucap Abi.

Beliau pun tertawa dan mengucapkan maaf sekali lagi.

“Selamat ya Bi. dan jangan lupa kerja yang semangat biar kelak jadi orang yang sukses.” Ucap bu Sarah menyalami ku begitu pun yang lain, giliran Sisil langsung memeluk ku dan yang lain langsung bilang, Huuu..

“ Maaf ya Bi, met ultah semoga tahun ini kita tidak jomblo lagi,” ucapnya berbisik di telinga Abi dan tersenyum jahil.

“Dasar kamu ini,” ucap Abi mencubit pipinya.

Mereka pun memakan kue yang di bawa pak Wawan bersama-sama.

“Ekting bapak bagus, kenapa bapak tidak jadi actor saja,” ucap Abi di sela riuhnya mereka memakan kue itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!