Sosok menyerupai mang Ujang

“Loh, mana mang Ujang nya Bi?” tanya Krisna.

“Mungkin sudah duluan kalian lambat jalan nya. 

“Lah gimana jalannya kan susah,” jawab Krisna.

Mereka pun berjalan menyusuri jalan setapak yang mereka lalui tadi sesampai nya di jalan utama terlihat mang ujang masih berada di atas mobil grandong dan menyalakan mesinnya mobil itu pun berbunyi nyaring lagi.

“Ayo mang ujang kita berangkat,” kata Abi sembari membantu Sisil naik.

“ Loh … kalian sudah sampai baru mau mang ujang susul. Bagus lah mang ujang tidak capek jalan ke sana jadinya.” 

Jawabannya itu membuat mereka saling memandang

'Kalau bukan mang ujang yang memanggil tadi, trus siapa?’ batin Abi bingung.

“Kalian kenapa?”

“Gak apa-apa mang ujang pas aja kalau gitu kita sehati,” kata Abi menyahuti duluan takut mereka cerita macam-macam.

Sisil pun langsung memegang lengan Abi dengan tegang, Abi pun merangkul pundaknya mencoba menenangkan nya.

Sesampainya di lahan mereka pun bertemu dengan pak Hasan dengan truk besarnya yang mau memasuki lubang raksasa itu.

“Pak!” Teriak Abi.

“Sudah sehat kamu Bi?”

“Sudah pak,” sahut Abi mengacungkan jempol.

Pak  Hasan tersenyum dan mengacungkan jempol nya balik dan truk itu pun berlalu.

“Katanya duit batu bara itu panas,” celetuk Doni tiba-tiba saja.

“Panas gimana? ya iya lah Don, batu bara kalo di panggang ya panas.”

“Bukan itu, maksudnya gaji kerja di pertambangan itu, gajinya besar tapi gak berkah habisnya cepat gak kelihatan hasilnya,” sahut Doni.

“Oh begitu, baru tahu aku istilah yang begituan, emang bener begitu?” tanya Abi penasaran.

“Jangan dengerin dia Bi, buktinya bos-bos batu bara semuanya tajir melintir, rumah di mana-mana ada bahkan sampe di luar negeri juga ada, punya pesawat pribadi lagi. Yang ada mereka itu bisa di bilang kejam karna kadang memaksa yang punya tanah, yang ada batu bara nya untuk di jual, dan sebagian dari polisi juga sudah di hidupi nya agar mereka aman.”

“Wah serem juga ya,” ucap Doni.

“Iya mereka memperkaya diri sendiri tak perduli orang lain bahkan bumi yang di injak nya mau jadi lautan semua.”

“Tidak semua Kris, masih banyak yang tidak begitu, jangan ngomongi masalah kayak gini di area tambang yang kalian ikuti, nanti kalo mereka dengar dan terjadi yang tak di ingin kan gimana, cukup kalian selesaikan magang kalian dan jangan bahas ini lagi ya,” kata bu Sarah mengingatkan.

Mereka pun mengangguk, tapi Abi berfikir yang di katakan bu Sarah benar, begitu pun yang dikatakan Krisna kalau memang itu betul, alangkah baiknya bila kita bekerja di dasari dengan rasa kasih dan sayang dan tidak ada yang di rugikan.

Kalau pun Abi jadi bos penambang akan ia ikuti prosedurnya dengan menguruk kembali lubang-lubang besar itu agar bisa di gunakan lagi, kalau pun tidak bisa di tanamin setidaknya bisa dibuat perumahan buat orang lain.

‘rasanya setelah magang di sini aku tidak akan melanjutkan kerja seperti ini karna tidak sesuai dengan prinsip yang aku jalani, cukup semua ini jadi pengalaman dan pembelajaran bagiku,' batin Abi.

Hari ini begitu cepat berlalu senja pun sudah akan datang terlihat semburat langit yang berwarna ke jinggaan, grandong yang membawa kami pun berhenti sejenak.

“Mogok lagi mang ujang?” tanya Abi.

“Gak hanya ada kucing hutan lewat,” jawabnya membuat mereka bernafas lega.

karena kalau sampai mogok lagi, sudah sore begini bakal lain ceritanya, tak lama mereka pun sampai dan tidak langsung masuk mereka mengobrol di teras depan rumah sambil menunggu giliran mandi karena jika menunggu para perempuan yang mandi duluan pasti akan lama.

“ Bi.” 

“ Hmm.”

“ Kamu ingat tadi gak?”

“ Ingat apa?” tanya Abi.

“ Yang di air terjun tadi,”  ucap Krisna memandang Abi  dengan wajah serius.

“Trus kenapa?”

“Kok kenapa gimana sih kamu ini.. yang manggil kita, yang kita kira itu adalah mang ujang.”

“Hantu,” ucap Doni langsung.

“Kalian ini arah nya kesana terus?” ucap Krisna.

“Lah terus kalo bukan hantu apa nama nya? Jelas-jelas bukan mang ujang kan tadi.”

“Ya aku gak tahu, siapa masa  iya itu hantu? Bahkan kita berempat langsung bisa melihatnya di siang bolong lagi,” ucap Abi mencoba tak mempercayai yang ia lihat tadi adalah makhluk gaib.

“Tuh kan kamu sendiri juga ragu,” ucap Doni.

“Ya sudah gak usah di bahas. Bahas yang lain aja, kamu setelah lulus mau nglanjutin lagi atau kerja Don?” tanya Abi agar mereka tidak bahas tentang hantu lagi.

“Aku mah cari gelar aja Bi, kuliah setelah ini aku mau buka restoran kalo kamu?” tanyanya sembari tertawa karna jauh berbeda dengan apa yang sedang di jalaninya sekarang.

“Kalau aku hanya ingin memenuhi ke inginan bundaku, bikin seneng beliau,” sahut Abi.

“Maksudnya bikin seneng bunda kamu gimana, emang apa yang sangat bundamu ingin kan?”

“Bunda ingin aku menikah.”

“Seriuus?” tanya mereka serempak dan setelah itu mereka malah menertawakan Abi.

“Memang sudah ada calon nya?” tanya Krisna lagi.

Abi pun menggeleng dan membuat mereka semakin terpingkal-pingkal di buat nya.

“Tertawalah sepuasnya seneng kalo lihat temennya menderita,” ucap Abi berpura-pura marah.

“Habis kamu lucu Bi. belum ada calonnya sudah mau nikah aja, atau mungkin Bunda kamu udah punya calon untuk mu?” 

“Belum, yah kan masih lama Don, siapa tau besok atau lusa ketemu jodoh kan kita gak tahu rahasia Tuhan.”

“Aku juga heran sama kamu Bi. Tampang cakep, badan atletis kenapa juga masih jomblo padahal kalau kamu mau pasti sudah banyak kamu punya pacar atau jangan-jangan kamu ….”

“Jangan asal bicara kamu, jangan mikir yang konyol karena masalahnya aku tidak buaya seperti kamu,” 

Mendengar ucapan yang di lontarkan Abi membuat Doni semakin tertawa.

“Kamu benar Bi dia itu tampang pas-pas an tapi sok ganteng dan sok laku, dia mah buaya empang.”

“Emang di tempat kuliah gak ada cewek cantik apa Bi? selain Sisil.”

“Aku bilangin Sisil nanti. Bukannya gak ada hanya gak ada yang pas aja, kecuali …,” Abi menghentikan kalimat nya dan langsung teringat senyum manis Ambar.

“Kecuali siapa?” tanya Doni dan Krisna serempak.

Mereka  berdua penasaran Abi hanya bisa menggeleng tak mungkin cerita dengan mereka.

“Ayolah Bi jangan bikin penasaran kami,”  ucap Krisna lagi.

“Sisil sudah selesai mandi tuh, aku mau mandi dulu,” kata Abi berlari kekamar dan menyambar handuk dan menuju kamar mandi tanpa perdulikan mereka berteriak-teriak dengan heboh. 

Abi sengaja makan terakhir dan tidak langsung kekamar karna takut teman-temannya itu akan menanyakan pertanyaan yang sama seperti tadi sore, jadi menunggu mereka tertidur baru nanti dia kekamar.

“Loh belum tidur Bi?” tanya bu Sarah yang keluar kamar masih melihat Abi duduk di ruang makan.

“Belum Bu, belum ngantuk, Ibu sendiri belum tidur?”

“Sudah, tapi terbangun karna hp Ibu bunyi lupa di atur mode diam,” ucapnya sembari menuangkan air kedalam gelas, Abi pun hanya tersenyum.

“Kok kamu senyum kenapa?”

“Ya iya lah pasti juga calon ibu yang nelfon malam-malam begini,” sahut Abi.

“Kamu tau aja,” ucapnya sembari tersenyum.

“Pasti tau lah wajah Ibu semeringah kayak bulan purnama.”

“Ah … Kamu bisa aja, Ibu balik kekamar dulu kamu jangan malam-malam tidurnya besok kerja.”

“Baik Bu. Bentar lagi nanggung nih maen gamenya.” 

Bu Sarah hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar nya dan masuk menutup pintu kamarnya terlihat jam yang ada di dinding menunjukkan tepat pukul dua belas malam, Abi pun menghentikan bermain game dan beranjak menuju kamar, namun langkah kakinya terhenti karna kudengar pintu di ketuk.

‘Siapa malam-malam begini bertamu, atau mungkin pak Wawan butuh sesuatu,' batin Abi melangkah menuju pintu itu.

Namun saat pintu itu hendak ia buka suara ketukan itu berhenti.

“Siapa?” tanya Abi.

Tapi tak ada jawaban bulu kuduknya mulai berdiri aku pun tak jadi membuka pintu itu dan langsung berlari kekamar terlihat dua temannya itu sudah tertidur pulas, ia rebahkan tubuhnya namun tetap tak mau terpejam matanya, ingat kejadian tadi akhirnya ia memutar lagu kesukaannya dari hp dan pakai earphone barulah Abi bisa tertidur.

Terpopuler

Comments

👑K.A

👑K.A

keren 🥰🥰🥰

2023-03-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!