Ambar

Keesokan pagi nya mereka pun bersiap kembali untuk bekerja ke lahan pertambangan kecuali Abian, karena bu Sarah sudah mengizinkannya untuk tidak masuk hari ini, dan pak Darno pun mengizinkan karna alasan yang masuk akal yaitu sakit serta pak Darno juga mendengar dari bu Sarah jika Abi sempat pingsan.

Mereka pun berangkat bekerja tinggallah Abi seorang diri di dalam rumah tersebut, tempat itu pun seketika menjadi begitu sepi.

Angin bertiup semilir menyejukkan dan bersamaan dengan itu terdengar suara ketukan di pintu.

‘Siapa yang datang sepagi ini, bukankah mereka semua sudah berangkat,' gumam Abi.

Ia pun memaksakan dirinya untuk berdiri dan berjalan menuju pintu depan, ia membuka pintu itu dan Abi pun langsung terperanggah melihat siapa yang berdiri di depannya lalu tersenyum. 

Ia tak sanggup berkata-kata lagi, Abi hanya berdiri mematung memandang wanita cantik yang pernah ia lihat itu.

“Aku Ambar, bu Siti tidak bisa masuk hari ini jadi aku yang menggantikan nya,” ucap nya sembari masuk ke dalam tanpa menghiraukan Abi yang tak berdaya melihat kehadiran nya.

Abi pun menutup pintu itu perlahan dan  terlihat dia langsung menuju dapur, Abi  pun kembali kekamar. Dalam benaknya ia ingin sekali menyusul wanita cantik bernama Ambar itu,

Namun apalah daya, tubuh yang masih terasa lemas itu ingin terus berbaring, Abi seakan tidak percaya dengan apa yang terjadi. Wanita yang selalu masuk ke dalam pikirannya itu kini berada di rumah itu sekarang satu atap dengannya.

‘Namanya Ambar, nama yang cantik seperti orangnya,' batin Abi sambil berbaring.

“Boleh masuk?” kata Ambar dengan membawa cangkir di tangan kanannya sambil berdiri di depan pintu kamar Abi.

Abi pun menoleh dan semakin tak percaya jika wanita berambut panjang itu ada di hadapannya.

‘Tuhan kau ciptakan dia begitu sempurna, ribuan wanita yang pernah aku kenal tidak pernah membuat suara ini serasa hilang, bibir ini serasa kelu dan tak sanggup berbicara,' batin Abi.

akhirnya Abi hanya bisa mengangguk, Ambar pun langsung duduk di tepian ranjang di samping Abi, dan memandang Abi dengan seulas senyum yang menghiasi bibir indah nya, Abi pun tak sanggup mengalihkan pandangannya wanita tersebut.

“Minumlah ini ramuan yang aku buat sendiri biar kamu cepat sehat,” ucap nya menyodorkan gelas itu di hadapan Abi.

Seketika itu tangan Abi merasa tak mampu menyentuh gelas yang Ambar pegang. Melihat hal tersebut Ambar tersenyum dan membantu Abi mengangkat kepalanya dan mendekat kan cangkir itu ke bibir Abi.

Perlahan Abi mulai meminum ramuan itu sedikit demi sedikit, walau rasa nya tidak enak tetap saja Abi  meminumnya hingga  tersisa sedikit, Ambar pun merebah kan kembali kepala Abi di bantal.

“Jangan takut, kamu tidak akan kenapa - kenapa aku akan menjagamu  tenanglah,” ucap nya sembari ttersenyum

kata-katanya  itu seakan mereka sudah lama bersama dan entah kenapa memang Abi merasa dekat sekali dengannya. 

“Abian,” ucap Abi memperkenalkan diri.

Tanpa membalas ucapan Abi, Ambar hanya tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. 

“Istirahat lah biar kamu cepat sembuh,” ucap Ambar.

Ucapan Ambar membuat Abi takut jika Ambar akan cepat pergi meninggalkannya Abi benar-benar terhipnotis olehnya hingga tak mau kehilangan Ambar walau sejenak.

Padahal ini kali pertama kalinya mereka berdua saling bertemu dan Ambar bahkan tahu apa yang Abi rasakan serta pikirkan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!