Alas Waringin

Alas Waringin

Abi dan Sisil

Sunyinya ruangan itu terpecah oleh suara sepatu yang berlari- lari sambil berteriak memanggil seseorang.

“Abi ... Abian!” Teriak gadis tersebut.

Seketika laki-laki yang di panggil pun menoleh ke arah suara tersebut, nafas gadis itu tersengal- sengal begitu sampai di hadapan laki – laki yang di panggil nya Abi tersebut.

“Ada apa Sil?“ ucap Abi sambil mengeryitkan alis.

“Nih, kita diterima magang di WK Wijaya Korp tambang terbesar di kota ini,” ucap Sisil kegirangan

Abi mengambil dan membaca selembar kertas itu dengan seksama dan ikut tersenyum senang.

“Aku gak nyangka kita diterima di sana Bi. Wow ... Dari sekian banyak yang mendaftar kita berdua yang di terima. Aku sangat senang sekali Bi. Besok kita di suruh ke kantornya kita bareng ya jemput aku besok!” pintanya.

Abi memandangi Sisil yang begitu senang ya, dia memang terkadang sangat over reaction bila senang dan sedih dan mulutnya itu selalu nyerocos tanpa henti.

“Iya besok aku jemput kalo bukan aku yang jemput memang siapa lagi,” sahut Abi meledek gadis manis itu sedangkan aku hanya mengeluarkan cengiran kuda.

Tak lama dosen pengajar pun masuk ke dalam ruangan, helaan nafas murid-murid terdengar seperti biasanya menandakan isi kepala mereka sedang sedikit eror.

Keesokan paginya, Abi menghentikan mobilnya tepat di depan rumah Sisil, gadis itu ternyata sudah menunggunya di teras depan rumah, begitu tahu yang berhenti adalah mobil Abi dia langsung berlari menghampiri dan tanpa basa basi membuka pintu mobil BMW berwarna  hitam itu.

“Lama sekali sih Bi? gerutunya

“Ini kan baru jam delapan Sil gak sabaran banget sih kita gak akan terlambat, kita kan di suruh kesana jam sepuluh. Santai aja kenapa sih,” ucap Abi sembari kembali menginjak pedal gas.

“Bagaimana aku bisa santai ini adalah perusahan besar aku kan jadi grogi dan takut.” 

“Iya iya aku tahu, tapi kalau kamu panik seperti ini semuanya malah jadi runyam nanti, ayo tarik nafas, rileks ... ok,” kata Abi menenangkan Sisil.

Gadis itu pun menarik nafas panjang dan mengeluarkannya perlahan berulang kali mengikuti kata-kata Abi, sedangkan mobil itu melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan pagi yang begitu padat, tak lama mereka pun sampai di depan gedung WK terpampang besar di atas gedung berlantai lima itu nama perusahaan mereka Wijaya Korp gedung itu terlihat sangat megah dan mewah mobil Abi pun berhenti di parkiran depan gedung tersebut.

Sisil dan Abi pun keluar dari mobil itu. Saat keluar mobil tiba-tiba Sisil berdiri seakan mematung.

“Wah ... mewah sekali gedungnya Bi,” ucap Sisil

“Halah ... kamu itu kayak gak pernah lihat gedung mewah aja Sil. Kayak gini aja kamu terheran – heran, sudah ayo kita masuk,” ucap Abi menarik lengan Sisil yang dengan sekonyong-konyong mengikuti langkah Abian.

“Pagi adek-adek ada perlu apa?” tanya security itu ramah begitu kami sampai di depan pintu masuk.

“Kami ada janji hari ini dengan bapak Leo Handoko kami dari fakultas STI pak.” Jawab Abi

“Oh iya-iya silahkan masuk ruangan pak Leo ada di lantai dua gedung ini lalu langsung belok kiri saja begitu keluar dari lift.” Jawab security itu dengan sangat jelas

“Kalo begitu teima kasih Pak.” jawab Abi.

Abi melangkah masuk ke gedung itu dan langsung mencari lift yang ada di lantai dasar kantor itu, kantor itu sangat luar biasa bahkan dibagian lift pun ada yang menjaganya.

“Mau kelantai berapa Mas?” tanya nya dengan ramah

“Lantai dua Pak.” Jawab Abi. 

Lelaki paruh baya itu langsung menekan tombol atas dan lift pun terbuka, Abi dan Sisil  masuk ke dalam lift itu tak lama lift itu pun berhenti di lantai dua, mereka pun keluar dari lift itu dan mereka  langsung berjalan ke sisi kiri di depan salah satu ruangan terlihat dua orang pemuda sesusia mereka duduk di kursi panjang yang sudah di sediakan.

“Bi. Mungkin itu ruangan pak Leo ucap Sisil setelah mendekat ternyata benar di depan itu tertera nama Leo Handoko.

“Mau ketemu pak Leo juga ?  tanya laki-laki berperawakan sedang berkulit tidak terlalu putih namun cukup tampan itu kepada mereka.

“Oh iya, kalian juga? tanya Abi balik.

“Iya, saya Krisna,” ucapnya sembari mengulurkan tangannya.

Abi pun menjabat uluran tangan Krisna,“Abi. dan ini Sisil,” kata Abi. 

Sisil pun gantian menjabat tangan Krisna.

“Ini teman aku juga nama nya Doni dia suka main game,” kata Krisna sembari tertawa.

“Jangan lah kau percayo sama dia tu, dia itu tukang tipu-tipu,” kata Doni dengan logat padangnya.

Ia berdiri dan bergantian menjabat tangan Abi dan Sisil.

Tak lama pintu di depan merek terbuka dan seorang laki-laki berpakaian sangat rapi keluar dari ruangan itu, dan memandang mereka berempat

“Kalian yang mau magang itu?” tanya proa itu. 

Mereka pun kompak menganggukkan kepala.

“Baiklah ayo masuk pak Leo sudah menunggu kalian.” ucap nya ramah.

Mereka pun masuk mengikuti laki-laki tersebut ternyata ruangan kerja pak Leo sangat besar dan luas, terlihat seorang laki-laki paruh baya dengan kemeja berwarna putih serta memakai jas berwarna biru tua duduk di sofa panjang yang ada di ruangan tersebut.

“Selamat Pagi pak,” ucap Abi

“Pagi ... ayo duduk-duduk,” jawab lelaki tersebut yang tak lain pak Leo.

Ia menyuruh mereka duduk, mereka berempat pun duduk berjajar

“Jadi kalian yang mau ikut magang di perusahaan ini?” tanyanya kembali

“Iya Pak,” jawab mereka serempak.

“Baik, tapi kalian harus mengikuti aturan perusahaan seperti karyawan yang lain nya, dan kalian tidak magang di kantor ini. Tapi kalian akan terjun langsung ke lokasi pertambangan yang baru dibuka di desa Rejo Sari kecamatan Pace dari sini sekitar tiga jam dan dari desa tersebut kelokasi penambangan sekitar satu jam di sana masih alas atau hutan jadi kalian harus hati- hati. Ikuti arahan yang ada  disana jangan sampai tersesat, Jangan khawatir disana disediakan mes. Ada yang mau kalian tanyakan? tanya pak Leo.

“Ada pak, di sana ada jaringan internet gak?” tanya Krisna.

“Oh ada kalo di mes tapi  kalo kalian berada di daerah tambang mungkin agak susah.”

“Kapan kita berangkat ke sana pak?” tanya Sisil.

“Hari minggu. jadi senin kalian langsung bisa beraktifitas di sana, masih dua hari lagi jadi kalian bisa mempersiapkan diri, jadi tidak terburu – buru. Kalian jangan khawatir nanti pak Edwin akan memberikan uang jajan untuk kalian, Pak Edwin tolong di urus kan ya ini, sebelum mereka pulang jadi nanti hari minggu mereka tinggal langgsung berangkat, jadi kalian jangan sampai telat ya hari minggu pagi kalo telat kalian akan tertinggal dan ga ada yang ngantar lagi ke sana dan itu arti nya magang kalian tidak jadi,” kata pak Leo sambil tertawa.

“Baik pak.” 

“Baiklah kalian boleh pulang, bapak masih ada rapat penting tolong semua data di kumpulkam kepada pak Edwin.

“Terimakasih pak kami pamit,” kata Abi mewakili mereka bertiga.

Pak Leo hanya mengangguk-angguk mereka pun meninggalkan ruangan itu dan menyerahkan data-data yang sudah mereka persiap kan kepada pak Edwin.

pak Edwin pun menerimanya dan memberikan mereka sebuah amplop berwarna putih kepada mereka semua.

“Sampai ketemu hari minggu ya  teman- teman,” Ucap Krisna melambaikan tangan sambil berjalan menuju kendaraannya..

Terpopuler

Comments

abdan syakura

abdan syakura

Astaghfirullah Thor...
baru baca bab 1, koq dah deg deg an Aqu yahhh......

2023-05-30

0

Park Kyung Na

Park Kyung Na

mampir

2023-04-01

0

Heri Wibowo

Heri Wibowo

ikut gabung Thor

2023-03-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!