Kejadian Janggal

Terlihat seorang bapak-bapak yang berdiri di samping truknya yang sedang antri menunggu giliran untuk turun kebawah mengambil batu bara, Abi dan Sesil pun mendekati orang itu.

“Selamat pagi Pak,” Sapa Abi.

“Iya selamat pagi, kalian anak magang itu ya?” tanya pria itu.

“Kok tahu pak.”

“Ya tentu tahu, helm kalian berwarna orange itu kan khusus tamu biasanya, tapi saya lihat kalian ikut apel pagi dan biasanya kalau ada anak magang ya begitu,” sahutnya ramah.

“Wah kami baru tahu kalo helm itu ada identitas nya di lapangan, pantas helm mereka berbeda-beda warna nya, trus dengan bapak siapa ini ya?” tanya Abi.

“Panggil saja pak Hasan, kalian mau ikut saya ambil batu bara?” 

“Boleh pak.” jawab Abi. 

Abi menatap ke arah Sisil raut wajahnya seakan terlihat ragu serta takut, sesekali Sisil menengok ke bawah dan bergidik. Abi yang memahami itu pun langsung mencoba menenangkan Sisil.

“Tenang Sisil ga apa-apa kok aman jangan takut,” ucap Abi berusaha menenagkan Sisil.

“Boleh deh kalo gitu saya juga ikut pak,” jawab Sisil. 

“Yuk sudah giliran kita, masuk bantu naik tinggi truk nya,” sambungnya.

Sisil pun dibantu Abi naik truk HD tersebut disusul oleh pak Hasan, truk mulai di nyalakan tuas pun di tarik truk mulai berjalan menuju lubang besar itu.

Dari atas memang terlihat menyeramkan saat turun pun sama saja, jalan itu tidak memiliki pembatas jika salah sedikit saja truk akan jatuh ke bawah. 

Jalan itu seperti terdapat jurang dalam yang penuh bebatuan, jalannya melingkar serta cukup curam, di sisi lainnya terdapat sebuah jalur untuk naik ke atas.

Sisil hanya terdiam sembari menunduk menutup matanya karena takut.

“Ayo Sil buka mata mu,” ucap Abi yang melihat Sisil memejam kan mata karna ngeri melihat jalan yang dilalui.

“Kamu gila Bi!” teriak Sisil memegang lengan Abi yang berada di sampingnya.

Pak Hasan hanya bisa tertawa melihat nya, truk itu semakin kebawah ke kedalaman 30 m terlihat dari palang bertuliskan 30m di samping kanan jjalan

Setelah sampai Sisil pun membuka mata nya.

“Astaga kita sudah di bawah Bi,” ucap Sisil.

“Sudah yuk turun.”

 Abi membuka pintu lalu membantu Sisil untuk turun dari truk tersebut.

“Trus naik keatas nya kita lewat mana pak?” tanya Sisil.

Pak Hasan yang sudah berada di samping mereka pun menunjuk ke sebelah kanan. 

Sisil terperangah  melihat jalan yang begitu tinggi dan berbentuk seperti huruf s itu.

“Makanya jangan merem jadi ga lihat kan jalan nya seperti itu,” kata Abi tertawa.

“Kalian boleh foto-foto dulu atau apa saja asal jangan dekat-dekat dengan truk dulu karna mau di isi,” kata pak Hasan.

“Baik pak,” sahut Abi berjalan menjauh.

“Bi, ngeri banget aku ga mau deh kerja kayak gini.”

“Kamu kan gak ngambil yang di lapangan, kenapa kamu binggung.”

“Lalu kenapa aku di sini?” tanya Sisil.

“Ya buat pengalaman Sil, walau kamu kerja di kantornya kalau kantornya di tengah hutan ya tetap kamu kehutan,” jelas Abi.

Mendemgar ucapan itu, ia langsung menatap sinis dan membuang mukanya. Ia lebih memilih melihat jejeran truk besar yang tengah mengangkut batu bara tersebut naik ke atas.

Abi hanya tersenyum melihat ekspresi yang di buat oleh Sisil, hingga ia kembali memanggil Abi.

“Bi.”

“Hmm….” 

“Ada yang aneh ga sih dengan tempat ini, kamu merasa gak sih?” tanya Sisil.

“Yah lumayan,” jawab Abi singkat.

 “Perasaan ku mulai ga enak semenjak pertama kita tiba di sini.”

“Huuusss! jangan ngomong begitu. Itu mungkin hanya perasaan kamu aja,” jawab Abi.

Sebenarnya Abi sangat menyadari jika ada hal yang tidak beres dengan tempat tersebut, di tambah lagi kejadian yang ia alami serta bu Sarah alami. 

Abi bahkan menangkap ada hawa mencekam di area tersebut, namun berusaha meyakinkan Sisil jika tidak ada apa pun di tempat tersebut.

‘Kalau aku bilang iya pasti nanti Sisil tambah takut,' batin Abi.

“Aku bingung aja kok bisa aku gak lihat lubang itu. Dan di penglihatanku itu jalan yang rata,” ucap Sisil yang masih membahas masalah yang ia alami tadi.

“Itu cuma kebetulan aja Sil, jangan terlalu kamu pikirkan,” ucap Abi sembari membalikkan badan kearah Sisil.

Ia berusaha ingin menenangkan Sisil agar tidak berpikir aneh-aneh.

Saat Abi berbalik ia terkejut bukan kepalang ketika melihat Sisil tidak berada di sampingnya malah Sisil terlihat tengah asyik mengambil foto lewat kamera ponselnya.

‘Loh kok Sisil di sana bukannya tadi di sampingku?’ gumam Abi.

Karena penasaran Abi menghampiri Sisil dan bertanya kepadanya.

“Sil kamu tadi bukannya di sana, kok kamu sudah ada di sini?” tanya Abi.

“Apaan sih kamu Bi kamu ngelantur ya, jelas-jelas aku turun dari truk besar itu dan langsung ke sini soalnya aku takjub liat jalur naik ke atas,” sahut Sisil.

“Sil jelas-jelas kamu tadi lagi ngobrol sama aku,” ucap Abi bersikukuh.

“Astaga Abi Aku serius. Kamu jangan bikin aku jadi parno dong,” sahutnya.

Abi pun terdiam, jantungnya berdegup cukup cepat sesekali ia salah tingkah karena menyembunyikam rasa terkejutnya tersebut.

Untuk pertama kalinya Abi mengalami hal seperti ini, Abi bahkan tidak terlalu percaya dengan hal mistis.

Terpopuler

Comments

վմղíα | HV💕

վմղíα | HV💕

tuh ku kasih hadiah 30 biar semangat nulis nya,

2023-03-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!